Suar.ID -Bagian sensitifwanita tiup raksasa dipasang di Paris, Prancis sebagai bentuk protes para wanita terhadap hari perempuan di kota mode tersebut.
Pemasangan logo atau simbol klitoris raksasa itu dilakukan bertepatan dengan peringatan Hari Perempuan Internasional.
Para aktivis perempuan beranggapan, pendidikan seksual terhadap para gadis di dunia masih sangat minim.
Mereka ingin menarik perhatian dunia akan 'meluasnya buta huruf seksual' dengan memasang klitoris tiup tersebut di dekat Menara Eiffel menyadurdari dailymail.co.uk.
Dipelopori Aktivis Perempuan
Aktivis Prancis merayakan Hari Perempuan Internasional dengan mendirikan klitoris raksasa setinggi lima meter di seberang Menara Eiffel 'phallic' di Paris.
Geng Clito membawa organ seksual tiup raksasa ke Place du Trocadéro dengan pemandangan menara sekitar setengah mil jauhnya.
Anggota aktivis tersebut mengatakan bahwa mereka mengatur aksi tersebut untuk menarik perhatian pada 'buta huruf seksual' yang meluas.
Hari Perempuan Internasional diadakan setiap tahun untuk merayakan pencapaian sosial, ekonomi, budaya dan politik perempuan, sekaligus meningkatkan kesadaran tentang kesetaraan dan paritas gender di seluruh dunia.
Mereka memilih tempat simbolis di seberang menara setinggi 324 kaki, yang dibangun pada 1887.
Salah satu pendiri grup Julia Pietri mengatakan, "Penis dan klitoris diperlakukan berbeda."
"Geng Clito Anda ingin menarik perhatian pada meluasnya buta huruf seksual dengan aksi tersebut."
"Seperempat anak perempuan tidak tahu bahwa mereka memiliki klitoris dan 82 persen tidak tahu bahwa itu adalah jaringan ereksi yang sensitif terhadap ereksi."
"Oleh karena itu, ada kebutuhan mendesak untuk menyediakan pendidikan yang lebih baik di sekolah."
Langkah tersebut mendapat kritik online dari pengguna media sosial pria dan wanita.
Seorang netizen berkata: "Ini kontraproduktif, wanita bukanlah objek seksual, tetapi mengedepankan hal semacam ini menghasilkan efek sebaliknya!"
Yang lain menambahkan: "Meskipun saya sangat berkomitmen pada hak dan penghormatan terhadap perempuan, saya menganggap tindakan ini sama sekali tak berarti."
Dan seorangnetizen berkomentar: "Ini memalukan! perjuangan wanita pantas mendapatkan yang lebih baik, jauh lebih baik, daripada menguranginya menjadi organ seksual yang menyenangkan."
Para aktivis juga bertujuan untuk lebih melindungi anak perempuan dari kekerasan seksual.