Suar.ID -Anda mungkin tak asing dengan istilah 'surga ada di telapak kaki ibu'.
Ya, istilah ini maksudnya sebagai seorang anak memang sudah seharusnya mememuliakan sang ibu ketimbang hal lainnya.
Sayangnya, masih saja ada orang yang malah menyia-nyiakan ibunya sendiri.
Seperti kisah seorang ibu yang satu ini.
Cuma gegara warisan, seorang ibu asal Kecamatan Gajahmungkur dilaporkan anak kandungnya sendiri ke Polrestabes Semarang.
Dilansir TribunJateng.com, sang ibu yang diketahui bernama Meliana Widjaja (64) ini dilaporkan oleh satu diantara 4 anaknya.
Tak cuma dirinya, anak pertamanya yang bernama Tommy Widjaja pun juga ikut dilaporkan.
Meliana yang didampingi 2 anaknya dan tim pengacaranya inimasih nampak lemas saat memenuhi undangan pemeriksaan di Polrestabes.
Pengacara Meliana,Dedy Gunawan mengungkapkan kalau laporan yang dilayangkan ke kliennya ini masih bersifat pengaduan.
Diketahi, kliennya ini diadukan pada 21 Desember 2020 silam.
Baca Juga: Tanah Makin Mahal, 'Pipa Doraemon' Ini Kini menjadi 'Solusi' untuk Tempat Tinggal di Hongkong
"Pengaduannya dugaan pemalsuan dokumen dan memasukkan dokumen ke dalam akta otentik, "ujarnya usai mendampingi Meliana di Polrestabes Semarang, Rabu (3/3/2021).
Menurutnya, kliennya ini telah 2 kali diminta klarifikasi Polrestabes Semarang.
"Saat ini masih dalam rangka klarifikasi, "tuturnya.
Dedy juga menerangkan pada aduan tersebut tak terjadi kerugian materi dialami oleh pelapor yang tak lain adalah anaknya.
Meski begitu, diakui ada kesalahan yang dilakukan kliennya dan hal ini pun tak sengaja.
"Tetapi ketika Meliana menyadari itu segera membentulkan dan tidak terjadi kerugian, "jelasnya.
Namun, anak yang melaporkan in terus saja menekan sang ibu dengan meminta warisan dari bapaknya.
Permintaan tersebut pun ditolak oleh kliennya karena dalam kondisi sehat.
"Kami harapkan kalau memang anak kandung Meliana mengharapkan hal itu bisa dibicarakan baik-baik tidak harus melaporkan ke Polisi," tuturnya.
Menurutnya lagi, warisan yang diperebutkan pelapor ini berupa sebidang tanah yang berada di rumah anak pertama kliennya di wilayah Gajahmungkur.
Tanah tersebut terdapat 2 sertifikat dan Meliana menginginkan agar setifikat tanah peninggalan suaminya ini dijadikan satu.
"Meliana ini menghubungi teman suaminya.
Terus temannya tersebut menawarkan agar nama suaminya yang berada di sertifikat dialihkan ke anaknya bernama Tommy, "paparnya.
Berjalannya waktu, kliennya ini malah mengalami hal janggal hingga pada akhirnya sebelum dilaporkan, Meliana meminta berkas yang telah diserahkan ke teman suaminya.
"Tapi saat diminta mengantakan nanti-nanti. Setelah diberikan ancaman baru dikembalikan berkasnya," jelasnya.
Kemudian saat dikembalikan berkas tersebut, kliennya telah dipanggil kepolisian dan berkas ini sendiri terdapat keterangan waris yang tak benar ketika diserahkan ke teman suaminya.
"Saat diperiksa Meliana ditunjukkan berkas bahwa keterangan waris itu dibuat seakan-akan anak dari Meliana hanya satu.
Padahal sebelumnya Meliana telah memaparkan ahli waris yang merupakan anaknya ada empat orang saat berkas itu dibawa teman suaminya," paparnya.
Kata dia, bahkan Melina telah membatalkan akta keterangan warisan tersebut.
Sertifikat ini pun telah kembali ke nama suaminya.hl
Baca Juga: Tak Mau Dianggap Duri dalam Pernikahan sang Suami, Sara Wijayanto: Kata Siapa? Itu dari Mana?
"Anak dari Meliana yang melaporkan sebenarnya tidak dirugikan.
Namun masih tetap meminta warisan," imbuhnya.
Dedy mengatakan telah berusaha melakukan mediasi pada sang anak yang melaporkan Meliana, bahkan sang ibu sendiri sudah menyiapkan 2 buah bidang tanah lainnya untuk diberikan dan tanah itu senilai Rp 1 milliar.
"Namun sang anak tidak ada tanggapan malah menantang bahwa proses dilanjutkan ke peradilan, dan kami harap peristiwa ini bisa diselesaikan dengan baik," imbuhnya.
Meliana: Jangan Terlalu Sayang
Meliana juga mengaku kalau anak yang melaporkannya ini sering meneroe dirinya dengan berbagai cara yaitu mengguyurkamarnya dengan air, pakainnya dilempar ke lantai, dan menyebar serpihan kaca di kamarnya.
Pada akhirnya ia tak berani tidur di rumahnya dan akhirnya memilih pindah.
"Dari papahnya tahun 2008 anak itu sudah mulai bentak-bentak.
Terornya sudah mulai berapa tahun, "ujarnya.
Meliana pun sempat menangis saat ditanya seberapa sayang dengan anak yang melaporkannya ini.
Pelapor ini rupanya adalah anak yang paling disayang dibandingkan ketiga anak kandungnya.
"Bagi ibu-ibu yang punya anak jangan terlalu sayang sama anak.
Kalau terlalu sayang ya begini," tuturnya sambil menangis usai jalani pemeriksaan di Polrestabes Semarang, Rabu (3/3/2021).
Dirinya bahkan sampai memenuhi keinginan anaknya ini untuk sekolah di luar negeri, tepatnya di Australia.
"Dulu sangat sayang sama dia. Dulu dia kuliah di luar negeri yang mengirim uang saya. Dia, saya belikan mobil yang harganya mahal sekali. Itu ya saya yang belikan," tutur dia.
Sayangnya apa yang diharapkan dari anak tersayangnya ini tak sesuai harapan.
Sang anak ini malah berbohong dan tak bersekolah disana, akhirnya ia pun di deportasi.
"Dia dimarahin papanya, katanya sekolah-sekolah, ternyata tidak. Suatu saat di deportasi, "ujarnya.
Saat dideportasi ini, pelapor sempat diusir ayahnya dan akan diputus hubungan.
Untungnya ia diselamatkan kakak pertamanya.
Baca Juga: 12 Tahun Rumah Tangganya Adem Ayem, Apa Penyebab Wulan Guritno Nekat Gugat Cerai Suaminya?
"Anak saya itu mau diputus hubungan dan akan dimuat di media massa. Tapi saya melarang dan merasa kasihan. Anak saya itu disembunyikan di rumah kakaknya.
"Tapi kok ya dikasih makan kakaknya hampir setahun kok dilaporkan Polisi," tuturnya.