Nasibnya Bak Langit dan Bumi, Mbah Tarsimah Cuma Bisa Dengar Suara Riuh Tetangganya yang Jadi Miliader Mendadak Usai Jual Tanahnya Ke Pertamina: Tak Dapat Apa-apa, Tak Punya Tanah, Cuma Rumah ini...

Minggu, 21 Februari 2021 | 05:00
IST dan SURYA.CO.ID/M Sudarsono

Nasibnya Bak Langit dan Bumi, Mbah Tarsimah Cuma Bisa Dengar Suara Riuh Tetangganya yang Jadi Miliader Mendadak Usai Jual Tanahnya Ke Pertamina: Tak Dapat Apa-apa, Tak Punya Tanah, Cuma Rumah ini...

Suar.ID -Warga Desa Sumurgeneng, Kecamatan Jenu, Kabupaten Tuban, Jawa Timur kini sedang bahagia-bahagianya.

Bagaimana tidak, mereka baru saja mendapat rejeki nomplok hingga membuat mereka jadi miliader usai jual tanahnya ke Pertamina.

Sayangnya, tak semua warga mendapatkan rejeki nomplok.

Seperti yang dirasakan oleh Tarsiah (65).

Baca Juga: Kisahnya Tak Beda Jauh dengan Warga Tuban, Kini Warga Kuningan Juga Mendadak Jadi Miliader dalam Satu Malam Usai Dapat Ganti Untung, Borong Motor Baru 300 Biji Hingga Tak Lupa Nyawer Tiap Setelah Beli Motor, Begini Kisahnya...

Ia hanya bisa mendengar suara riuh dari para tetangganya yang menjual lahan untuk proyek kilang minyak Grass Root Refinery (GRR), patungan Pertamina-Rosneft asal Rusia.

"Tidak dapat apa-apa saya, ya hanya lihat orang yang jual tanah saja pada senang," katanya ditemui di rumah, Jumat (19/2/2021).

Bahkan jangankan tanah, untuk mencukupi kehidupan sehari-hari saja ia harus bertahan dengan bantuan dari pemerintah.

Di dinding depan rumahnya, tertempel pamflet penerima bantuan pangan non tunai (BPNT) dan Program Keluarga Harapan (PKH).

Baca Juga: Bukannya Untung Malah Buntung, Warga Tuban Ini Malah Merasa Tekor usai Kecipratan Durian Runtuh usai Jual Tanah ke Pertamina, Kok Bisa?

"Tidak punya tanah, ya hanya rumah ini. Saya dan suami sudah tidak kerja, dapat bantuan dari pemerintah," ujarnya.

Di rumah itu ia tinggal bersama Parman (70) suaminya, yang kini mengalami sakit tidak bisa jalan.

SURYA.CO.ID/M Sudarsono
SURYA.CO.ID/M Sudarsono

Tarsimah, warga Dusun/Desa Sumurgeneng, Kecamatan Jenu, Kabupaten Tuban, yang tidak mendapatkan berkah menjual tanah ke Pertamina, Jumat (19/2/2021).

Kondisi itu membuatnya harus tetap bertahan dengan segala keterbatasan.

Ia juga bercerita saat ini kedua anaknya sudah tidak tinggal serumah, melainkan telah berkeluarga. Ada yang tinggal di luar kota.

Baca Juga: Beredar Video Adegan Mesra vicky Prasetyo dan Celine Evangelista yang Rumah Tangganya Sedang Gonjang-ganjing, Penyebab Kalina Ocktaranny Batalkan Pernikahan?

"Ya seadanya bertahan, melihat tetangga pada jual tanah ya saya tidak bisa apa-apa, tidak punya lahan untuk dijual juga," ungkap sambil bersandar di pintu masuk.

Sementara itu, pendamping Bantuan Sosial Pangan (BSP) atau Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK) Jenu, Imron mengatakan, sebelumnya ada 288 Keluarga Penerima Manfaat (KPM) BPNT di Desa Sumurgeneng.

Namun, setelah diverifikasi atas viralnya kampung miliarder, ditemukan 27 KPM yang dianggap sudah mampu karena telah menjual lahan ke Pertamina.

Kemudian mereka yang dianggap sudah mampu dicoret sebagai penerima BPNT melalui aplikasi sistem informasi kesejahteraan sosial next generation (SIKS-NG).

Baca Juga: Pisah Ranjang dengan Sang Istri, Stefan William Justru Kembali Akrab dengan Natasha Wilona, Denny Darko Sebut Ada Maksud Tersembunyi

"Sudah diverifikasi oleh petugas, yang mendapat ganti untung lahan harus dikeluarkan dari penerima BPNT," tutup Imron.

Kepala Desa Sumurgeneng, Gihanto menyatakan, hingga kini sejak pencairan penjualan tanah warga untuk proyek kilang minyak Grass Root Refinery (GRR), sudah ada 176 mobil baru yang dibeli.

Mobil yang dibeli warga itupun berbagai macam jenis, seperti Toyota Kijang Innova, Honda HR-V, Toyota Fortuner, Mitsubishi Pajero dan Honda Jazz.

"Sudah ada 176 mobil baru yang datang, itu tidak langsung bersamaan, yang datang bareng ya 17 mobil minggu kemarin," ujarnya.

Baca Juga: Biasa Ceria, Raffi Ahmad Mendadak Ketakutan Sampai Kabur ke Kamar Mandi Gara-gara Ulah Baim Wong, Nagita Slavina: Astagfirullah, Bener-bener!

Gihanto menambahkan, ada 840 KK warga di desanya, namun yang lahannya dibeli perusahaan plat merah sekitar 225 KK.

Harga yang diterima warga untuk penjualan tanah per meter mulai dari Rp 600-800 ribu. Sehingga penjualan yang didapat warga rata-rata mencapai miliaran rupiah.

Untuk penjualan tanah paling sedikit Rp 36 juta, paling banyak warga sini Rp 26 miliar, sedangkan ada warga luar mendapat Rp 28 miliar.

Istimewa via SURYA.co.id
Istimewa via SURYA.co.id

Capture video viral warga Desa Sumurgeneng, Kecamatan Jenu, Kabupaten Tuban, beli mobil ramai-ramai.

"Kalau rata-rata Rp 8 miliar, satu rumah ada yang beli 2-3 mobil. Sisanya buat beli tanah lagi, tabungan, bangun rumah dan usaha," pungkasnya.

Baca Juga: Ayah Ajun Perwira Ungkap Kronologi Penangkapan Jennifer Jill, Sebut Ada Kejanggalan ini Saat Polisi Lakukan Penggerebekan di Rumah Sang Menantu: Waktu itu Tak Ada di Rumah Tapi Polisi Naik ke Lantai 5, Mohon Keadilannya!

Sekadar diketahui, lahan warga dihargai apraisal Rp 600-800 ribu per meter, menyesuaikan lokasi.

Kebutuhan lahan untuk pembangunan kilang minyak GRR seluas 821 hektare. Rinciannya, lahan warga 384 hektare, KLHK 328 hektare dan Perhutani 109 hektare.

Investasi kilang minyak dengan nilai 16 miliar USD atau setara 225 triliun itu rencananya akan beroperasi di 2026.

Kilang GRR ditarget mampu produksi 300 ribu barel per hari.

Baca Juga: Sempat Isolasi Mandiri di Rumah, Kini Ashanty Malah Dikabarkan Terbaring Lemah dengan Sambil Mengenakan Infus dan Slang Oksigen Hingga Butuh Perawatan Insentif di Rumah Sakit, Asisten Istri Anang Hermansyah: Mari Sama-sama Berdoa Bunda Cepat Sembuh

Editor : Aditya Eriza Fahmi

Sumber : SURYA.co.id

Baca Lainnya