Suar.ID - Ratusan warga di tiga desa Kecamatan Jenu, Kabupaten Tuban, Jawa Timur, mendapat "durian runtuh" setelah menjual tanah mereka ke PT Pertamina.
Lahan yang dijual itu masuk dalam proyek pembangunan kilang minyak new grass root refinery (NGRR) Pertamina yang bekerja sama dengan perusahaan asal Rusia.
Warga yang mendapat "durian runtuh" itu berasal dari tiga desa, Desa Sumurgeneng, Desa Wadung, dan Desa Kaliuntu.
Baca Juga: Pria Hidupnya Berubah 180 Derajat setelah dapat Ganti Untung dari Pertamina: Dulu Susah
Setelah menerima uang ganti untung pembebasan lahan, masing-masing warga punya cara sendiri menikmati uang tersebut.
Sebagian besar memborong mobil, membeli tanah, dan membangun rumah.
Beberapa di antara mereka juga merenovasi rumah dan menyimpan uang di bank.
Salah satu warga Desa Wadung, Kecamatan Jenu, Sodir merupakan salah satu di antara ratusan orang yang menjual lahan kepada PT Pertamina.
Lahan Sodir yang terkena pembebasan seluas 10 meter persegi x 200 meter persegi.
Lalu pekarangan rumahnya seluas 17 meter persegi x 70 meter persegi.
Baca Juga: Dapat Ganti Untung Rp 4 Miliar dari Pertamina, Pria Ini Menyesal karena Merasa Tekor, Kok Bisa?
Dari luas tanah itu, Sodir mendapat uang sebanyak Rp 4 miliar.
Tetapi, bukannya merasa untung, Sodir justru merasa tekor.
"Kalau dihitung ya tekor, tanahnya dibeli harganya Rp 600.000 awalnya, kalau beli tanah lagi di tempat lain harganya naik," kata Sodir saat ditemui Kompas.com, Rabu (17/2/2021).
Sodir telah mencoba membeli tanah di desa tetangga, tetapi harganya lebih mahal ketimbang biaya pembebasan yang didapat dari PT Pertamina.
"Bahkan, sekarang harga tanah Rp 1,5 juta per meternya," kata Sodir.
Tak pernah menolak
Sodir merupakan salah satu warga yang sejak awal menerima lahan dan rumahnya dibebaskan untuk pembangunan kilang Pertamina.
Ia pun harus pindah ke tempat lain. Karena tak ada penolakan, proses pembayaran pembebasan lahan sudah lebih awal dan tidak ada kendala.
Sodir mengaku, dirinya hanya mengikuti arahan dari pemerintah desa bahwa lahan dan rumahnya masuk dalam wilayah proyek pembangunan kilang.
"Saya tahunya waktu itu tanahnya dibeli dan rumahnya disuruh pindah, ya pindah saja yang penting dikasih uang," terang Sodir.
Proyek pembangunan kilang minyak NGRR Pertamina yang berada di Kecamatan Jenu itu menelan dana USD 15 miliar hingga USD 16 miliar atau sekitar Rp 225 triliun.
Proyek kilang minyak di Tuban ditargetkan beroperasi pada 2024 memiliki luas mencapai 821 hektar lahan darat yang terdiri dari 384 hektar lahan warga, sisanya adalah lahan KLHK seluas 328 hektare dan lahan Perhutani 109 hektare.
Untuk kebutuhan lahan darat, tersebar di Desa Kaliuntu enam bidang, 562 bidang di Wadung, 566 bidang di Sumurgeneng, Perhutani satu bidang, dan di KLHK satu bidang. (Hamim/Kompas.com)