Koar-koar Tuding Negara Tirai Bambu sebagai Penyebar Virus Corona, kini China dan Korea Selatan Beberkan Donald Trump Menyembunyikan Fakta Dimana Amerika Serikat secara Sembunyi-sembunyi Menyebarkan Laboratorium Penghasil Covid-19 di Banyak Negara

Jumat, 07 Agustus 2020 | 08:30
Flickr

China dan Korea Selatan menuding Donald Trump menutup-nutupi fakta bahwa AS memiliki banyak laboratorium penghasil covid-19 di berbagai negara.

Suar.ID -Sebuah pernyataan dari Kementerian Luar Negari China menggemparkan banyak negara.

Bahkan pernyataan tersebut membawa serta Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang diminta untuk bertindak.

Di tengah konflik antara China vs Amerika Serikat (AS) yang kian meruncing, Tiongkok buka suara mengenai fakta pangkalan militer AS di berbagai negara.

China pun terang-terangan meminta PBB untuk segera bertindak terhadap apa yang dilakukan oleh militer AS tersebut.

Baca Juga: Intip Mengerikannya Isi Laboratorium Virologi Wuhan, Inikah Alasan Amerika Serikat Ngotot Tuding China Biang Pandemi Corona?

Juru Bicara Kemenlu China, Wang Wenbin pada Selasa (4/8/2020), meminta penjelasan mengenai kegiatan rahasia militer AS yang berhubungan dengan senjata biologis di berbagai negara.

Hal tersebut mengacu pada Konvensi Senjata Biologis (BWC) yang tepat berada di bawah PBB.

Tak hanya China, Korea Selatan pun lebih dulu mengawali protes terhadap kegiatan terselubung militer AS tersebut.

Bahkan, negeri gingseng telah bertindak dengan melakukan protes lokal untuk menuntut penutupan laboratorium militer dan pangkalan militer di wilayah Korea Selatan oleh militer AS.

Baca Juga: Dituding jadi Biang Keladi Covid-19, Laboratorium di Wuhan Bantah Manipulasi Virus Corona hingga Kontak dengan Pasien Nol, WHO Angkat Bicara

Media lokal di Korea Selatan pun menyoroti kegiatan dari militer AS tersebut.

Bermula dari protes yang dimulai dari Korea Selatan itu, akhirnya Wang buka suara dan meminta penjelasan dari pihak Donald Trump.

"Amerika Serikat harus mengatasi keprihatinan internasional, memegang sikap transparan dan bertanggungjawab dan menjelaskan kegiatan militernya di seluruh dunia," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri China Wang Wenbin, Selasa (4/8), menyadur dari Global Times.

Wang menambahkan kegiatan militer AS semacam ini dilakukan di banyak negara dan telah memicu kerugian luas bagi negara-negara tersebut.

YouTube/military news
YouTube/military news

Amerika Serikat VS China.

Baca Juga: Bikin AS Ngamuk, ternyata bukan Hanya Covid-19, Laboratorium di China Diklaim Masih Simpan Ribuan Virus Mematikan Lainnya!

Bahkan menurut Wang, kegiatan tersebut bisa saja menjadi pemicu kejadian berbahaya.

"Apa yang mereka lakukan tidak transparan, berbahaya dan tidak masuk akal," ujarnya.

Meski negaranya dituding menjadi penyebab menyebarnya virus corona hingga menjadi pandemi seperti saat ini, Wang tetap menuding AS yang lebih membahayakan mengenai bio militer tersebut.

Menurut Wang, AS, negara yang paling banyak melakukan kegiatan bio militer di dunia, tidak mengungkapkan aktivitasnya dalam materi yang mereka sampaikan kepada PBB.

Baca Juga: Terbongkar! Lab di Wuhan Simpan 1.500 Virus Berbahaya Diungkap oleh Peneliti Senior, China Didesak Agar Berterus Terang Soal Virus Corona

Negara-negara penerima tidak tahu apa yang laboratorium militer AS lakukan.

"Aktivitas ini berbahaya karena banyak kegiatan bio terkait dengan patogen berisiko tinggi."

"Ini akan menjadi bencana bagi negara penerima, negara tetangga, atau bahkan seluruh dunia jika kecelakaan terjadi," ungkap Wang.

SCMP
SCMP

Ilustrasi Laboratorium.

Baca Juga: Ogah Biayai WHO karena 'Keteledorannya', Donald Trump bakal Selidiki Kebenaran Covid-19 Berasal dari Kebocoran Laboratorium di Wuhan

Wang menyebutkan, AS adalah satu-satunya negara yang membangun laboratorium militer di seluruh dunia, dan mengumpulkan bahan-bahan biologis serta sumber daya di luar negaranya.

"Amerika Serikat juga satu-satunya negara yang menghalangi negosiasi untuk protokol yang mencakup rezim verifikasi untuk BWC," imbuh Wang.

(Serambi Indonesia)

Tag

Editor : Ervananto Ekadilla

Sumber Serambi Indonesia, Global Times