Suar.ID -Pengusaha terkenal di Palembang Hermanto Wijaya juga resmi memeluk agama Islam setelah mengucapkan dua kalimat syahadat di Masjid Raya Citra Grand City, Jumat (3/5) siang.
Namanya kini menjadi Muhammad Hermanto Wijaya.
Proses sakral tersebut dihadiri Gubernur Sumsel Herman Deru, Gubernur periode 2003-2008 Syahrial Oesman, tokoh masyarakat Kemas H. Halim, Ketua MUI Sumsel Aflatun Muchtar, Ustad Sodikun dan lainnya.
"Saya tidak akan banyak bicara, hidayah lah yang memangil saya untuk masuk Islam dan ini sudah pangilan hati, perasaan hati sejuk dan lebih tenang," ujar Hermanto, pemilik toko Jaya Raya elektronik di kawasan 16 Ilir, melansir dari Tribun Sumsel.
Pria kelahiran Palembang 7 Februari 1956 ini menceritakan, sewaktu kecil rumahnya dekat dengan masjid, dan sekarang rumahnya berada di seberang masjid.
Kesehariannya juga banyak berinteraksi dengan umat Muslim.
Hal tersebut juga memengaruhi jiwanya untuk masuk Islam.
"Prosesnya butuh dua tahun untuk memutuskan memeluk agama Islam.
Terlebih saya sudah mengalami tiga fase yaitu yang pertama hidup enak, lalu tahun 1998 krisis moneter, dan ketiga yang kebakaran toko," katanya.
Menurutnya, saat insiden kebakaran toko ia banyak dibantu oleh temen-temen muslim.
Perjalanan hidup ini memang semuanya butuh proses, untuk itu, ia pun menjelaskan terhadap keluarga dan terhadap etnisnya atas keputusan yang diambil.
"Keluaraga semua terima, cuma kalau mau keluarga semua Islam butuh proses dan waktu," jelasnya.
Usai resmi memeluk agama Islam, Hermanto Wijaya untuk pertama kalinya menjalankan salat saat Ashar berjamaah di Masjid Raya Citra Grand City.
Proses mengambil wudhu dan salat diajarkan oleh para ustadz.
"Saya sangat senang bisa salat di sini," katanya.
"Namanya baru proses belajar ya, tempat kita dulu juga ada jongkok, tapi jongkoknya tidak sampai habis ke bawah."
"Kalau untuk baca-bacaanya nanti dipandu ustad, bisa privat belajar bertahap," katanya.
Momentum mualaf berdekatan dengan bulan Ramadan saat itu, Hermanto mengatakan akan belajar puasa.
"Saya akan puasa, tapi kayaknya belum bisa full karena proses belajar dan pastinya saya akan naik Haji, namun prosesnya bertahap," katanya.
Ia juga menuturkan bahwa sudah sunat 30 tahun lalu saat muda.
Sementara Gubernur Herman Deru memberikan syal kesayanganya untuk Hermanto Wijaya.
"Ini syal sering saya pakai saat jadi bupati," ujar HD panggilan akrabnya.
HD mengaku terkesima ketika mendengar keinginan Hermanto Wijaya untuk memeluk agama Islam, bahkan ia memuji keseharian Hermanto Wijaya yang memang sejak dulu telah berprilaku layaknya umat muslim.
"Saya bertemu dengan pak Hermanto Wijaya ini sejak tahun 1996."
"Waktu itu saya bertanya kepada beliau, 'kenapa tidak masuk Islam?', karena perilaku waktu itu sudah sangat muslim," ujar HD saat memberikan sambutan.
Lebih lanjut ia mengucapkan, terimakasih sudah bergabung dengan agama Islam.
Bahkan HD meningatkan kepada semua rakyatnya untuk rajin beribadah, karena terkadang yang sudah Islam sejak lahir jadi malu, karena yang mualaf ini lebih rajin beribadah.
"Saya rasa cukup, terlebih tadi sudah dijelaskan oleh Ustad Sodikun tentang rukun Islam."
"Saya sebagai gubernur menyerahkan sertifikat bahwa bapak Hermanto Wijaya sekarang memeluk agama Islam."
"Ini saya serahkan sertifikat sah dari negara," ungkapnya.
Sebagai Gubernur, kata HD, dia sudah menjadi saksi formal prosesi pembacaan dua kalimat syahadat.
Namun menurutnya ada saksi yang paling penting kecuali jamaah adalah Allah SWT menyaksikan peristiwa istimewa tersebut .
"Mudah-mudahan om Hermanto menjadi muslim taat, menjadi muslim yang juga membina habluminannas dan juga tetap menjalankan habluminAllah dengan baik," ungkapnya.
Tak hanya gubernur, turut pula hadir selebgram Palembang, Amir Meletek Dewek dan Cek Maria.
Ratusan masyarakat juga terlihat antusias ingin menjadi saksi dari momen bersejarah bagi Hermanto Wijaya.
Sehabis salat Jumat, masyarakat tidak langsung pergi dari masjid namun memilih untuk duduk dan menunggu proses pengucapan dua kalimat syahadat dimulai.
Di sela proses pembacaan dua kalimat syahadat, Hermanto sempat ditanya apakah masuk Islam karena ada paksaan?
"Tidak ada, saya masuk Islam tanpa paksaan, melainkan murni dari dalam hati saya,"tegasnya.
(Tribun Sumsel.com/Shinta Angraini)