Suar.ID -Nadin, bocah 9 tahun asal Tangerang kurang lebih semenit bertahan bergelantungan di kawat listrik atau kabel sling PLN setinggi 15 meter.
Selama berada di atas, Nadin berteriak minta tolong kepada warga di bawahnya.
"Tolongin, aku udah gak kuat!"
"Pegangannya mau lepas!" teriak bocah malang itu dilihat dari video yang beredar.
Petugas PLN dari kejauhan terus menarik kabel sling tersebut.
Bocah malang itu berteriak dengan suara yang hampir menangis dan ketakutan.
Warga di bawahnya juga terlihat panik.
Mereka terdengar kebingungan mengapa Nadin bisa bergelantung di atas kawat sling milik PLN tersebut.
"Jangan loncat!"
"Jangan dilepas ya, Tahan!"
"Ayo kasur mana kasur!"
"Tangkep itu anaknya, ya Allah!" teriak warga.
Warga sibuk mencari kasur untuk menyelamatkan bocah 9 tahun itu.
Setelah kasur digelar, warga meminta Nadin melepaskan genggamannya.
Ia lantas menjatuhkan diri dan beruntung ditangkap oleh seorang penjual kopi.
"Anak kecil tersebut pun bergelayutan dengan kawat yang ditarik ke atas lalu menjatuhkan diri," ujar Rizki Aftarianto, Manager PLN UPP JISJ 2, melalui pesat singkat pada Jumat (17/4/2020) melansir dari Tribun Jakarta.
Setelah jatuh, anak kecil tersebut langsung dibawa ke Rumah Sakit Hermina Bitung.
Jarak rumah sakit dan lokasi penarikan kawat berjarak sekitar tiga kilometer.
Nadin pun mendapatkan pertolongan pertama.
"Hasil pemeriksaan dokter menyatakan kondisi korban sadar," ungkap Rizki.
"Tidak adanya patah tulang," sambung dia.
Nadin hanya mengalami luka ringan.
Dokter rumah sakit pun mengizinkan Nadin pulang pukul 23.30 WIB di hari yang sama.
Mengapa Nadin bisa sampai bergelantungan di kawat sling milik PLN?
Mulanya, Nadin tengah bermain dan bergelantungan ketika kawat sling masih rendah dan belum ditarik ke atas.
Kawat yang sedang diperbaiki petugas PLN berada di kawasan Desa Kadu, Kecamatan Curug, Kabupaten Tangerang.
"Kejadian sekitar pukul 11.30 WIB," ujar Rizki.
"Anak kecil berumur 9 tahun tersebut berada di sekitar lokasi pekerjaan penggulungan konduktor tower PLN," imbuh dia.
Kala itu pekerjaan sedang berlangsung dan kawat sling sedang turun rendah.
Rizki meyakinkan Nadin tidak bergelantung di kabel SUTET.
Baca Juga: Muncul Isu Tarif Listrik Naik pada Awal 2020, Luhut Pandjaitan: Masa Kau Mau tetap Segitu Aja?
"Anak kecil tersebut pun bermain dengan bergelantungan di kawat sling," kata Rizki.
Nadin bermain tanpa pengawasan dari orangtua maupun pekerja dari PLN yang saat itu berada di lokasi Iain.
Sementara, Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik pada Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tangerang, Kosrudin, membenarkan kejadian mengerikan tersebut.
Menurut dia, Nadin awalnya sedang bermain di area proyek pemasangan kabel sling tak jauh dari rumahnya.
"Dia enggak tahu kalau kabel itu mau ditarik," ucap Kosrudin saat dikonfirmasi oleh Tribun Jakarta, Jumat (17/4/2020).
Lalu, Nadin pun bergelantungan saat kabel masih rendah.
"Ternyata lama kelamaan-kelamaan ketarik sampai tinggi," ujar Kosrudin.
Setelah kabel semakin tinggi sementara Nadin terus bergelantungan, warga ramai menonton.
Warga mencoba membantu di bawah dengan menggunakan matras sebagai alas Nadin untuk mendarat.
Setelah matras digelar, warga meminta Nadin melepaskan genggamannya.
Beruntung, penjual kopi berhasil menangkap bocah tersebut dan nyawanya selamat.
Baca Juga: Demi Mengurangi Tingkat Polusi Jakarta, Transjakarta Mulai Adakan Uji Coba Bus Listrik
"Terjun bebas, ditangkap warga," kata Kosrudin.
"Tapi anaknya masih sadar, mungkin ada luka atau cedera ringan."
"Makanya langsung dibawa ke rumah sakit terdekat untuk dicek semuanya," terang Kosrudin.
Selain memang kesalahan orangtua yang tidak mengawasi Nadin, Kosrudin kecewa dengan petugas di lapangan.
Baca Juga: PLN akan Beri Kompensasi Pemadaman Listrik pada 4 Agustus 2019 Lalu, Begini Cara Cek Besarannya
Sebab, saat itu tidak ada petugas yang ditempatkan dalam jarak tertentu untuk mengawasi pengerjaan pemasangan kabel.
"Dikira petugas cuma kebun atau lahan kosong, eh ternyata ada rumah penduduk," ucap Kosrudin.
"Seharusnya ada pengawasan setiap beberapa meter agar tidak ada warga yang mendekat," beber dia.
(TribunJakarta/Nawi/Ega)