Suar.ID -Kabar duka datang dari Kerajaan Arab Saudi terkait wabah Virus Corona atau Covid-19.
Lebih dari 150 anggota keluarga kerajaan Saudi terinfeksi virus mematikan, Covid-19.
Raja Salman bin Abdul Aziz bersama putra mahkota Muhammad bin Salman bin Abdulaziz al-Saud telah diungsikan untuk menghindari wabah tersebut.
Bahkan pihak rumah sakit elite Spesialis Raja Faisal di Riyadh, telah menyiapkan 500 kamar khusus untuk mengantisipasi berbagai kemungkinan.
"Arahan harus siap untuk VIP dari seluruh negeri," demikian sumber di rumah sakit tersebut menyadur dari Daily Mail.
Rumah Sakit bagi Anggota Keluarga Raja Arab Saudi
Sementara itu, Kompas.id memberitakan, sebanyak 150 anggota keluarga besar al-Saud yang berkuasa di Arab Saudi dilaporkan positif terinfeksi penyakit Covid-19.
Informasi itu dilansir dari beberapa media Arab, mengutip dari The New York Times, Kamis (9/4/2020).
Baca Juga: Hubungan Raja Salman dan Putra Mahkota MBS Dikabarkan Memanas, Raja Salman Cium Ada Upaya Melawannya
Di antara anggota keluarga Al Saud yang terkonfirmasi positif Covid-19 adalah emir ibu kota Riyadh, Pangeran Faisal Bin Bandar Bin Abdelaziz al-Saud.
Ia kini berada di ruang rawat intensif (ICU) rumah sakit spesialis King Faisal, Riyadh.
Rumah sakit spesialis King Faisal merupakan salah satu rumah sakit terbaik di Arab Saudi.
Rumah sakit ini dipilih untuk dijadikan tempat perawatan anggota keluarga Al-Saud dan petinggi Arab Saudi yang diduga terinfeksi Covid-19.
Baca Juga: Terus Pantau Perkembangan di Arab Saudi, Kemenag Siapkan 2 Skema Penyelenggaraan Haji, Apa saja?
Dilaporkan, rumah sakit elite tersebut telah menyiapkan 500 tempat tidur untuk menampung anggota keluarga besar Al-Saud yang diduga atau sudah positif terkena wabah Covid-19.
Adapun Raja Arab Saudi, Salman Bin Abdelaziz, diberitakan sedang mengisolasi diri di sebuah pulau di laut Merah, dekat kota Jeddah.
Putra Mahkota, Pangeran Mohammed Bin Salman (MBS), dan anggota kabinet lainnya juga dilaporkan tengah mengisolasi diri di semua wilayah terpencil dekat laut Merah.
Kementerian kesehatan Arab Saudi melaporkan, hingga Rabu (8/4/2020) ada 2.932 kasus positif Covid-19 di negara itu.
Sebanyak 41 orang meninggal akibat penyakit yang disebabkan virus corona baru (SARS-CoV-2) itu.
Menteri Kesehatan Arab Saudi, Tawfiq al-Rabiah, mengungkapkan bahwa hasil kajian menunjukkan jumlah positif Covid-19 di Arab Saudi bisa mencapai 200.000 orang dalam beberapa pekan mendatang.
Mengutip dariAl-Rabiah dalam Twitter-nya, pihaknya telah melakukan empat kajian yang melibatkan para pakar Arab Saudi dan internasional.
Empat kajian itu menghasilkan prediksi bahwa jumlah korban positif Covid-19 di Arab Saudi minimal 10.000 orang dan maksimal hingga 200.000 orang.
Al-Rabiah menyerukan, segenap rakyat negara itu mematuhi dan menghormati arahan dan instruksi dari pemerintah Saudi agar jumlah korban positif Covid-19 bisa seminimal mungkin.
Dia juga memberi peringatan, jika rakyat Arab Saudi tidak komitmen dengan apa yang diinstruksikan pemerintah, maka jumlah korban positif Covid-19 di negara itu bisa melonjak besar.
Arab Saudi adalah salah satu negara Arab yang sangat ketat menerapkan aturan untuk mencegah penyebaran Covid-19.
Pemerintah Arab Saudi telah menerapkan larangan keluar rumah di kota Riyadh, Tabuk, Dhahran, Damam dan Al Hofuf, serta seluruh wilayah propinsi Jeddah, Taif, al-Qatif, dan al-Khobar.
Sebelumnya pada hari Kamis pekan lalu, Arab Saudi telah menerapkan larangan keluar rumah di kota Mekkah, Madinah dan propinsi al-Qatif.
Propinsi al-Qatif yang terletak di Arab Saudi bagian timur adalah tempat ditemukannya pertama kali korban positif Covid-19 di Arab Saudi, yaitu warga Syiah Arab Saudi yang baru pulang dari Iran.
Pada akhir Februari 2020, Riyadh telah membekukan sementara penyelenggaraan ibadah umrah di kota Mekkah.
Ibadah haji yang jatuh pada Juli nanti, belum ditentukan nasibnya oleh pemerintah Kerajaan Arab Saudi.
Namun Menteri Urusan Haji dan Umrah Arab Saudi, Mohammad Saleh Bin Taher Benten pekan lalu menyerukan, negara-negara berpenduduk mayoritas Muslim dan negara lain menunda melakukan kontrak yang berkaitan dengan ibadah haji.
Raja Mengasingkan Diri di Pulau
Sementara itu, Raja Salman (84), telah mengasingkan diri di istana pulau dekat Jeddah, Arab Saudi.
Putra mahkota telah pindah ke lokasi terpencil di pantai Laut Merah.
Baca Juga: Tersiar Kabar Arab Saudi Akan Buka Klub Malam untuk Pertama Kalinya, Ini Penjelasan Otoritas
Jumlah pangeran Saudi berjumlahribuan dan banyak dari mereka yang sering bepergian ke Eropa.
Keluarga kerajaan Saudi diperkirakan memiliki sekitar 15.000 anggota.
Pangeran Saudi, Faisal bin Bandar bin Abdulaziz Al Saud - gubernur ibukota Riyadh yang berusia 70-an tahun - dalam perawatan intensif setelah tertular virus, menurut The New York Times.
Negara berpenduduk sekitar 33 juta orang ini melaporkan 2.932 kasus dan 41 kematian.
Baca Juga: Ada Bagi-Bagi Uang Lebaran Juga, Beginilah Perayaan Idul Fitri di Arab Saudi
Sejauh ini, sebagian besar anggota cabang bawah keluarga kerajaan telah terinfeksi, kata sebuah sumber kepada Times.
Arab Saudi memperkirakan jumlah kasus hingga 200.000 kasus virus corona dalam beberapa minggu, kata Menteri Kesehatan negara.
"Dalam beberapa minggu ke depan, penelitian memperkirakan jumlah infeksi akan berkisar dari minimal 10.000 hingga maksimum 200.000," kata menteri Tawfiq al-Rabiah seperti dilansir dari media pemerintah.
Rabiah, yang memperingatkan kerajaan itu menghadapi 'momen kritis' dalam perang melawan virus tersebut, mengatakan proyeksi itu didasarkan pada empat studi oleh para ahli Saudi dan internasional.
Beberapa kota di Arab Saudi termasuk ibukota Riyadh berada di bawah jam malam 24 jam yang diberlakukan oleh menteri dalam negeri.
Tabuk, Dammam, Dhahran dan Hofuf juga dikunci, serta wilayah Jeddah, Taif, Qatif dan Khobar.
Pelabuhan Teluk Dammam adalah titik masuk utama untuk pasokan bagi industri minyak negara itu.
Kota suci Mekah dan Madinah juga telah ditutup (lockdown), membuat ziarah haji tahun ini diragukan bisa berjalan sesuai rencana.
Baca Juga: Jokowi Jadi Sampul Utama Majalah Milenial Ar-Rajul 'Sang Tokoh' di Arab Saudi
Pihak berwenang pekan lalu mendesak umat Islam untuk menunda sementara persiapan untuk ziarah tahunan, tetapi belum mengatakan apakah haji akan dilanjutkan.
Seperti di banyak negara Timur Tengah, kasus pertama Arab Saudi adalah seorang pasien yang baru-baru ini bepergian ke Iran, yang merupakan salah satu titik terbanyak wabah Corona.(Warta Kota)