Suar.ID -Sejak Senin (9/3) NF pelaku pembunuhan berusia 5 tahun di Jakarta Pusat ini diperiksa kejiwaannya.
Permeriksaan tersebut dilakukan di Rumah Sakit Polri Kramat Jati.
Henny Riana, Kepala tim pemeriksaan jiwa forensik RS Polri Kermarat Jati menyampaikan kalau pihaknya masih belum bisa menyimpulkan pemeriksaan dari NF.
Ini dikarenakan siswi SMP tersebut masih menjalani pemeriksaan kejiwaan selama 14 hari.
Dilansir Tribunnews.com, pihaknya juga mencoba untuk membuat NF dalam kondisi nyaman selama menjalani pemeriksaan.
Sehingga karena hal tersebut, tim dokter tak bisa mencecar pelaku dengan berbagai pertanyaan.
"Ini hari keempat jadi masih mengumpulkan data-data yang ada."
"Kami mengumpulkan data-data dalam empat hari dengan seorang remaja itu butuh waktu."
"Kami tak bisa bertanya sepanjang hari dan harus menjaga agar dia nyaman," ujar Henny, dikutip dariTribun Jakarta,Jumat (13/3/2020).
Henny juga mengaku kalau pihaknya ini kesulitan membaca ekspresi wajah yang ditunjukkan oleh NF selama pemeriksaan ini.
Pihaknya kemudian mencari cara lain, yaitu dengan menggunakan metode menggambar.
Nantinya hasil gambar NF ini dievalusai oleh tim dokter.
"Untuk media gambar kami juga melakukan pemeriksaan dengan menggambar."
"Kami berikan pensil yang bagus agar gambarnya semakin bagus."
"Ini bagian dari evaluasi penilaian, karena kan kalau dari ekspresi kadang-kadang susah."
"Jadi dengan menggambar, bisa melihat 'oh ya dalam gambar saya itu begini," ungkap Henny.
Dalam metode menggambar ini, nantinya pelaku diminta untuk menjelaskan hasil karyanya itu.
"Itu nanti akan diceritakan kembali, dan itu mendapat data-data psikologi dari gambar dan tulisan itu," jelasnya.
Ada Peluang Sembuh
Jika nanti hasil dari pemeriksaan dinyatakan mengidap gangguan jiwa, NF disebut masih memiliki peluang untuk sembuh.
Hal ini disampaikan olehKepala Instalasi Forensik RS Polri Kramat, Jati Kombes Sumy Hastry Purwanti.
Ia menyebutkan kalau tersangka masih bisa kembali menjadi anak-anak yang normal.
Namun kesembuhan NF ini bisa terwujud jika pelaku mendapaykan penanganan dari medis.
Tapi jika NF sendiri tak ada keinginan untuk sembuh maka harapan tersebut juga tak akan terjadi.
"Bisa sembuh, harus didampingi (penanganan medis) terus."
"Semua orang sakit 'kan bisa sembuh, kecuali dia enggak mau sembuh," ujar Hastry di RS Polri Kramat Jati, Kamis (12/3/2020), dikutip dariTribun Jakarta.
Menurut Hastry, tujuan dari ilmu psikiatri jiwa forensik satu diantaranya yaitu kesembuhan dari pasien itu sendiri.
"Banyak contoh kasusnya, orang yang sudah dipulangkan dari rumah sakit Jiwa kan karena dianggap sudah sembuh," ungkapnya.
Selain itu, ia juga menyebutkan kalau ilmu psikiatri jiwa forensik dengan kriminologi itu berbeda, meski keduanya sama-sama dilibatkan penyidik untuk mengungkapkan sebuah kasus.
Hastry juga menuturkan kalau kriminologi tak hanya ranah kesembuhan pelaku kriminal.
"Kalau psikiatri forensik dia ngasih obat, karena dia dokter."
"Ketika sudah tahu gangguan jiwa dikasih obat," imbuh Hastry.