Demi Bisa Sekolah, Ratusan Murid SD di Kupang Harus Panjat Setinggi Tembok 4 Meter: Tiap Hari Kami Terlambat

Sabtu, 07 Maret 2020 | 10:45
Kompas.com / SIGIRANUS MARUTHO BERE

Demi Bisa Sekolah, Ratusan Murid SD di Kupang Harus Panjat Setinggi Tembok 4 Meter: Tiap Hari Kami Terlambat

Suar.ID -Sebagian pelajar di Indonesia masih kesulitan dalam akses untuk mencapai sekolah.

Seperti yang dialami ratusan murid SD SD Kristen Petra Alak, Kecamatan Alak, Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Untuk bisa sampai ke sekolah mereka harus memanjat tembok setinggi 4 meter setiap harinya.

Tembok yang menghalangi akses menuju SD Kristen Petra itu dibangun oleh seorang pengusaha sukses di Kota Kupang.

Baca Juga: Sangar, Polisi China Sekarang Pakai Helm Super Canggih Ini yang Bisa Mengecek Temperatur Orang Lain dari Jarak 5 Cm

Para siswa terpaksa harus berusaha sekuat tenaga memanjat tembok kokoh itu untuk sampai ke sekolah.

"Tiap hari kami terlambat ke sekolah gara-gara harus berulang kali panjat tembok tinggi ini.

Saya kesulitan karena temboknya tinggi sekali," ujar Juliana Julita Bahan, siswi kelas VI SD Kristen Petra Alak, saat diwawancarai sejumlah wartawan, Jumat (6/3/2020) pagi.

Menurut Juliana, ada jalan alternatif untuk ke sekolah.

Baca Juga: Untuk Tahu Keampuhannya, Ahli Gizi Ini Lakukan Uji Coba Vaksin Virus Corona dengan Menyuntikkan ke Tubuh Sendiri

Namun, jaraknya menjadi semakin jauh untuk sampai ke sekolah.

Jaraknya bisa mencapai enam kilometer. Karena kondisi jalan alternatif yang jauh, membuat para murid terpaksa memanjat tembok.

"Kalau dulu belum ada tembok tinggi ini, kami tidak pernah terlambat ke sekolah,"ujar Juliana.

Juliana berharap agar ada solusi yang tepat untuk menyelesaikan masalah tersebut "Kami hanya minta agar tembok ini segera dibongkar," kata Yuliana.

Dihubungi secara terpisah, Kepala Sekolah SD Kristen Petra Alak, Frengky Kase mengatakan, tembok dibangun sekitar tiga bulan yang lalu.

Baca Juga: Penjual Sayur Keliling Rengkuh Gelar S1, Datang ke Wisuda Sambil Bawa Beronjong Jualannya: Alhamdulillah, Tidak Merepotkan untuk Biaya Kuliah

Tentu saja hal itu menyulitkan para murid.

Frengky menyebut, sejak tembok berdiri, para murid sering terlambat saat ke sekolah karena perjalanan dari rumah memakan waktu 20 sampai 25 menit.

Biasanya, para murid hanya butuh waktu 5 sampai 10 menit untuk sampai ke sekolah.

Selain keterlambatan, pembangunan tembok juga berdampak terhadap keselamatan para murid.

"Saat memanjat bisa saja mereka jatuh dan luka, dan ini yang perlu kita harus antisipasi dengan berupaya mediasi dengan pihak kelurahan dan juga pemilik lahan tersebut," kata Frengky.

Hingga saat ini setelah mediasi belum ada solusi untuk persoalan ini.

"Sudah 1 bulan kami menunggu tapi belum ada solusi sama sekali, baik itu dari pihak kelurahan dan juga pemilik lahan tersebut yang kami dengar milik Pitoby,"

Dirinya berharap, kebijakan dari pihak pemerintah seperti wali kota, gubernur, DPRD, serta pemilik lahan untuk segera menyelesaikan persoalan ini.

Baca Juga: Inspiratif, Tukang 'Cuci Mobil' Ini Memiliki Penghasilan Rp 53 Juta per Minggu! Begini Kisah Awal Mula Dia Mendirikan Bisnisnya

Kompas.com bersama sejumlah wartawan mencoba mengonfirmasi keluarga Pitoby yang merupakan pemilik lahan, dengan mendatangi kantor mereka di Kuanino, Kecamatan Kota Raja, Kota Kupang.

Namun, penanggung jawab Pitoby tidak berhasil ditemui karena sedang berada di luar daerah.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Setiap Hari Ratusan Murid SD di Kupang Harus Panjat Tembok 4 Meter agar Bisa Sampai ke Sekolah"

Editor : Rina Wahyuhidayati

Sumber : Kompas.com

Baca Lainnya