Suar.ID - Terungkap sejumlah kabar terbaru tentang perburuan kelompok kriminal bersenjata atau KKB Papua oleh TNI dan Polri.
Fakta terbaru menyebutkan kalau Polri berhasil mendeteksi keberadaan KKB Papua pimpinan Egianus Kogeya.
Bahkan, KKB Papua kelompok Lekagak Telenggen juga tak luput dari pantauan TNI dan Polri.
Kapolda Papua Irjen Paulus Waterpauw menyebut semua aksi KKB Papua itu hanyalah untuk mencari perhatian saja.
Paulus Waterpauw berharap bisa segera melumpuhkan mereka.
Dilansir dari Kompas.com, berikut fakta-fakta terbaru perburuan KKB Papua.
1. Keberadaan mereka sudah terdeteksi
Melansir dari Kompas.com dalam artikel 'Pergerakan KKB Termonitor, Kapolda Papua: Kami Bisa Lumpuhkan Mereka', pergerakan KKB Papua kelompok Egianus Kogoya sudah termonitor oleh polisi.
Dari informasi yang didapat, KKB Papua diketahui sedang bergerak ke wilayah Tembagapura, Kabupaten Mimika.
Selain kelompok Egianus, polisi juga mendeteksi pergerakan kelompok lain, seperti Lekagak Telenggen.
Mereka dianggap sudah lebih dulu menuju wilayah pertambangan PT Freeport Indonesia tersebut.
2. Sedang dalam pengejaran
Polri akan segera melakukan pengejaran dan penangkapan terhadap KKB tersebut.
"Kami tetap mencari dan berupaya menangkap mereka, ya mudah-mudahan kami bisa lumpuhkan mereka," kata Kapolda Papua Irjen Paulus Waterpauw, Selasa (18/2/2020).
Paulus mengatakan, aksi kekerasan yang dilakukan KKB sangat disayangkan.
Sebab, akibat perbuatan yang dilakukan tersebut tak jarang justru menjadikan saudara mereka di Papua menjadi korban.
3. Aksi KKB Papua untuk minta perhatian
Paulus juga menyebut kalau tujuan utama dari teror KKB Papua adalah untuk mencari perhatian saja.
Menurut Paulus, KKB Papua sengaja melakukan itu agar mendapat perhatian dari badan HAM.
"Kami paham bahwa kelompok mereka ingin meminta perhatian berbagai pihak.
Caranya, mereka mengganggu di beberapa wilayah, Kota Jayapura, Mimika, Deiyai, Wamena dan sebagainya dalam kasus rasisme kemarin kan tidak ditanggapi oleh kita dan tidak tertanggapi pula oleh pemerhati HAM," kata dia.
"Mereka ingin memancing aparat bertindak tegas, sebenarnya intinya itu. Cuma maksud saya kan, dia membunuh saudaranya sendiri, dia menghancurkan pembangunan yang sudah dibuat oleh pemerintah dan rakyat di sini. Untuk apa?" sambung Paulus.
4. Berlindung di balik masyarakat
Sebelumnya, Paulus mengatakan selama ini KKB Papua pimpinan Egianus diakui sulit dilakukan penangkapan.
Sebab, mereka tak jarang menjadikan masyarakat sebagai tameng ketika aparat keamanan melakukan pengejaran terhadap yang bersangkutan.
"Di saat dilakukan pengejaran, mereka berlindung di balik masyarakat sehingga anggota kesulitan," kata Paulus di Timika, Minggu (12/1/2020).
Meski demikian, pihaknya menegaskan akan terus melakukan pengejaran dan menangkap yang bersangkutan baik dalam keadaan hidup atau menembak mati.
5. Polri petakan zona merah
Paulus Waterpauw juga memetakan sejumlah kawasan zona merah rawan gangguan KKB Papua, seperti dilansir dari Kompas.com dalam artikel 'Kapolda Papua Petakan Zona Merah Rawan Gangguan KKB, Kepala Daerah Diminta 'Turun Gunung''.
Disebut zona merah, jika wilayah tersebut seringkali mendapatkan gangguan dari KKB Papua.
Beberapa wilayah yang dikategorikan masuk dalam zona merah antara lain Kabupaten Intan Jaya, Kabupaten Nduga, Kabupaten Puncak dan lain sebagainya.
Kapolda Papua melihat masalah kepemimpinan berpengaruh besar pada kondusif tidaknya suatu wilayah.
6. Kepala daerah diminta turun tangan
Sebagai kunci, Paulus meminta kepala daerah, utamanya di wilayah rawan proaktif mendekati masyarakat.
Ia meminta, para pemimpin di daerah zona merah mencontoh apa yang dilakukan oleh daerah yang berhasil mengubah kondisi mereka.
"Contoh daerah yang dulunya merah lalu menjadi hijau. Kata kuncinya cuma satu, keberadaan pemimpin di situ. Ada masalah di suatu wilayah, mbok ya pemimpinnya ada, jangan lari, jangan lempar abu panas," kata dia, Selasa (18/2/2020).
Paulus berpendapat, kondisi kesejahteraan masyarakat di beberapa kabupaten di Papua masih memprihatinkan.
Ia meminta kepala daerah menyadari kondisi dan melakukan hal konkret untuk wilayahnya. terlebih jika masuk dalam zona merah.
"Terbukti ada pimpinan yang luar biasa mereka bekerja dengan sungguh-sungguh menjaga wilayahnya," kata Kapolda.
KKB Papua Tembak Anak Kecil
Sebelumnya, beredar fakta baru aksi Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Papua yang disebut menembak anak kecil setelah kalah adu tembak dengan prajurit TNI.
Informasi viral itu diunggah akun Facebook TPNPB pada Minggu 26 Januari 2020.
Di sisi lain pengadilan militer memecat dan menjatuhi hukuman penjara kepada tiga oknum anggota TNI yang terbukti memasok ribuan butir amunisi kepada kelompok kriminal bersenjata (KKB) di Papua.
Mengutip akun facebook TPNPB, pada Minggu 26 Januari 2020, TPNPB merilis unggahan kegiatan pembantaian mereka.
Kejadian berawal saat kelompok OPM Lekagak Telenggen menyerang kampung Jupara, Distrik Sugapa, Kabupaten Intan Jaya dari ketinggian bukit.
Di kampung Wadoga sendiri ada pos militer yang dijaga oleh Yonif 433/Julu Siri (JS).
Ketika serangan KKB datang, personil Yonif 433 langsung berlindung dan mencari sumber arah tembakan untuk melakukan tindak balas.
Kontak senjata pun terjadi sengit dan pihak KKB memilih melarikan diri.
Usai adu pelor, pasukan TNI melakukan pembersihan area pertempuran.
Benar saja ada jasad anggota KKB yang tewas tergeletak dengan kepala pecah terkena tembakan sniper TNI.
Nasib sial belum selesai menghinggapi KKB Papua.
Usai kalah dan kehilangan anggotanya, TNI masih membekuk seorang simpatisan OPM bernama Yopi Sani.
Ketika hendak dibekuk Yopi sempat membuang senjata dan amunisinya ke jurang.
Aparat Indonesia lantas membawa Yopi ke Polsek Sugapa untuk dimintai keterangan.
Hasil serangan ini bagi KKB Papua pahit, mereka malah menembak seorang bocah laki-laki warga kampung Jupara bernama Jakson Sodegau.
Jakson terkena tembakan dari atas ketinggian, arah serangan OPM pimpinan Lekagak Telenggen. (Putra Dewangga Candra Seta)
Artikel ini telah tayang di surya.co.id dengan judul Keberadaan KKB Papua Terdeteksi, Kapolda Sebut Mereka Minta Perhatian, Berikut Fakta Terbarunya