Suar.ID - Kejahatan yang mengerikan dari sosok wanita bernama Rose West mengejutkan sebuah negara.
Dia dan suaminya, Fred, membunuh 10 korban yang tidak bersalah.
Mereka yang terbunuh di tangan "pasangan monster" itu antara lain adalah anak-anak Rose sendiri dan juga anak-anak tiri.
Selain anak-anak mereka, masih banyak wanita muda lainnya yang tidak bersalah yang juga menjadi korban kekejaman mereka.
"Crime + Investigation's Making A Murderer" bertanya-tanya tentang apa yang mengubah Rose West menjadi salah satu pembunuh berantai terburuk di Inggris.
Banyak mayat-mayat yang ditemukan terkubur di ruang bawah tanah dan kebun rumah mereka di Cromwell Street, Gloucester, pada tahun 1994.
Selama dua dekade, Rose telah menjadi ibu yang memimpin penyiksaan hinggamenyebabkan kematian di rumah keluarga mereka.
Namun Rose selalu berusaha menyalahkan suaminya.
Rose tidak pernah menerima tanggung jawab atas kejahatannya.
Setelah orangtuanya berpisah ketika Rose masih kecil, dia awalnya tinggal bersama ibunya.
Tetapi ketika ibunya menghilang, dia dipaksa untuk tinggal bersama ayahnya, yang ternyata melecehkannya sejak usia muda.
Dalam kutipan yang mengerikan, ayahnya memberi tahu Rose saat muda, "Aku membuatmu, jadi aku bisa melakukan apa saja yang aku suka kepadamu."
Para psikolog percaya bahwa masa kecil Rose yang kelam itumembentuk pandangannya tentang sebuah hubungan dan seks yang baginya selalu kasar.
Ketika Rose tumbuh dewasa, dia melanjutkan siklus pelecehan seksual di dalam keluarga dan berhubungan seks dengan dua saudara lelakinya.
Rose diigambarkan sebagaiwanita yang memiliki "hasrat yang tak terpuaskan untuk berhubungan seks".
Rose bertemu calon suaminya, Fred, ketika dia sedang menjelajah pub di kota kelahirannya untuk mencari kesenangan seksual.
Usia Rose baru 15 tahun dan Fred saat itu telah berusia 27 tahun.
Tak lama kemudian, pasangan itu menyadari bahwa mereka cocok untuk berbagi fantasi gelap tentang hasrat seksual, termasuk tindakan pornografi, pelacuran, dan sadisme.
Pasangan itu pulang bersama dua anak Fred dari hubungan sebelumnya.
Fred dan Rose menemukan pengasuh untuk dua putrinya, sehingga mereka dapat memenuhi keinginan tergelap mereka, termasuk mengambil keuntungan dari yang rentan.
Tetapi kemudian Fred dipenjara selama 10 bulan karena pencurian kecil-kecilan dan Rose bertanggung jawab atas dua anak perempuan tirinya dan anaknya sendiri.
Ketika Fred berada di balik jeruji besi, kepribadian Rose yang paling gelap muncul ketika dia membunuh putri Fred, Charmaine.
Tindakan itu dikatakan telah membuat Fred "bersemangat", yang mengaku kepada Rose bahwa ia telah melakukan pembunuhan ganda.
Dia telah membunuh istri pertamanya dan pengasuh mereka,dan kemudian membawa anaknya.
Fred menyembunyikanCharmaine dalam beton di rumah pertama mereka di Midland Road, tempat di mana jasadnya tidak akan ditemukan selama lebih dari 25 tahun.
Pada tahun 1972, pasangan itu menikah dan Rose sedang mengandung anak kedua mereka, jadi pasangan itu pindah ke rumah yang lebih besar di Cromwell Road.
Sayangnya, mereka merasa"kekurangan seksual" dan rumah itu menjadi terkenal karena pesta seksnya.
Fred akan menjemput laki-laki dari pub lokal untuk mengajak berhubungan seks dengan istrinya, sementara dia mengawasi melalui lubang mata-mata.
Fred terlibat dalam hubungan terlarang keluarga dan akan mengunjungi rumah untuk berhubungan seks dengan putrinya.
Namun semua itu tidak cukup dan Fred menciptakan "penjara seks" di ruang bawah tanah Cromwell Street.
Mereka akan memikat para korban dan melakukan tindakan ekstrem berupa kekerasan seksual dan penyiksaan.
Caroline Owens adalah wanita muda pertama yang dibujuk untuk memasuki "ruang neraka" mereka.
Dia diserang dan diperkosa, tetapi berhasil melarikan diri dan langsung pergi ke kantor polisi.
Caroline yang ketakutan, disumbat dan diikat oleh Fred dan Rose, terlalu terhina dengan apa yang terjadi padanya, dia setuju memberikan bukti dan "pasangan monster" itu didakwa dengan serangan tidak senonoh.
Ini adalah titik balik bagi pasangan, yang menyadari bahwa mereka perlu membungkam korban mereka di masa depan - tidak ada orang lain yang akan keluar dari ruang bawah tanah hidup-hidup.
Ketika tindakan bejat pasangan itu akhirnyaterbongkar pada tahun 1994 dan polisi menemukan mayat-mayat itu di rumah dan taman 25 Cromwell Street, para petugas membuat penemuan mengerikan lainnya.
Bersama dengan korban mereka, Fred dan Rose juga mengubur alat-alat penyiksaan mereka.
Psikolog forensik, Dr Julian Boon, mengatakan, "Hal yang paling menghantui saya adalah topeng yang hanya memiliki dua lubang hidung sehingga orang bisa bernafas, tetapi mereka tidak bisa melihat atau mendengar."
"Sebagai akibatnya mereka bisa melakukan apa saja terhadap mereka dan itu sangat menakutkan."
Rumah di 25 Cromwell Street hanya beberapa menit dari pusat perbelanjaan yang sibuk, tetapi tata letak rumah itu cukup terselubung dengan pintu masuk samping dan penerangan jalan kecil, membuat Fred dan Rose bisa membuat korban mereka hampir tidak terdeteksi.
Pasangan ituakan membawa mereka ke ruang penyiksaan yang mereka buat di ruang bawah tanah.
Profiler kriminal, Dr Paul Britton, mengatakan, "Mereka bukan orang-orang yang tampak seperti psikopat predator, mereka tampak seperti orang biasa."
"Kegiatan mereka tidak terlihat. Mereka dapat mengambil korban mereka, mengikat mereka, membungkam mereka, mematahkan gigi mereka."
Teror dari Fred dan Rose mulai terungkap ketika mereka membunuh putri mereka sendiri, Heather. (Adrie P. Saputra/Suar.ID)