Sering Nonton Drama Menggunakan Earphone Berjam-jam setelah Bekerja dan Suka Begadang, Wanita Ini 'Tuli Mendadak'

Sabtu, 08 Februari 2020 | 10:30
WOB

Ilustrasi

Suar.ID -Seorang wanita 28 tahun menjadi tuli di satu telinga setelah dia memakai earphone selama berjam-jam dan memiliki kebiasaan buruk begadang.

Melansir dariOriental Daily (5/2/2020), Xiao Jing dari Taiwan akan menonton serial drama untuk menghilangkan stres setelah bekerja setiap hari.

Dia selalu memakai earphone untuk menontonnya selama perjalanan pulang setelah bekerja.

Setelah sebulan melakukan kebiasaan itu, Xiao Jing tiba-tiba menyadari bahwa tidak ada suara yangterdengar dari telinga kirinya.

Baca Juga: Bukan cuma Jokowi, Donald Trump Ternyata juga Tidak Ingin Mantan Simpatisan ISIS Balik ke Negara Asalnya

Dia mencoba mengganti earphone dua kali, tetapi dia masih tidak bisa mendengar apa pun dari telinga kirinya.

Dia menyadari bahwa itu bukan masalah dengan earphone-nya dan segera pergi mencari perawatan medis.

Dokter kemudian mendiagnosisnya dengan gangguan pendengaran sensorineural mendadak (SSHL), umumnya dikenal sebagaituli mendadak.

Dokter mengatakan bahwa Xiao Jing beruntung telahmencari perawatan medis secepatnya.

Baca Juga: Wanita Mantan Simpatisan ISIS Ini Mengatakan bahwa Dirinya Merasa Dibohongi dan Dijadikan Obyek Pemuas Nafsu saat Tiba di Suriah

Jika dia menunda lebih lama lagi, dia mungkin tidak bisa mendengar di telinga kirinyasecara permanen.

Setelah dirawat dengan steroid dan terapi oksigen hiperbarik (HBOT), Xiao Jing mendapatkan kembali 80% pendengarannya di telinga kiri dan telah kembalimenjalani rutinitas hariannya yang normal.

Dr Zhang dari Departemen Otolaringologi, Rumah Sakit Luodong Bo-ai, mengatakan bahwa penyebab "tuli mendadak" sebagian besar tidak diketahui, tetapi mungkin terkait dengan stres, infeksi virus, penyakit autoimun, obat-obatan, trauma atau tumor.

Dia mengatakan bahwa jika seseorang mengalami tuli mendadak, mereka harus mencari perawatan medis dalam waktu tiga hari sehingga ada peluang lebih tinggi untuk sembuh.

Dia juga menunjukkan bahwa "tuli mendadak" tidak terbatas pada orang tua karena orang dewasa muda yang selalu lelah dan selalu begadang bisa menderita karenanya.

Mereka yang telah didiagnosis dengan "tuli mendadak" sebelumnya harus menyesuaikan jadwal mereka sehingga mereka dapat beristirahat dan tidur lebih banyak agar masalah pendengaran tidak terjadi lagi.

Baca Juga: Beredar Video Mayangsari dan Bambang Trihatmodjo Lagi Asik Gendong Bayi Sambil Mainkan Pesawat-pesawatan. Adik Baru Khirani Kah?

Sempat Terpuruk Gara-gara Tuli Sejak Usia 10 Tahun, Sosok Cantik Ini Kini Jadi Orang Kepercayaan Presiden Jokowi, Begini Caranya Bangkit

Instagram/ @angkie.yudistia
Instagram/ @angkie.yudistia

Kerap merasa tertekan dan kurang percaya diri karena keterbatasannya, wanita ini mampu bangkit hingga kini jadi orang kepercayaan Presiden Jokowi

Presiden Joko Widodo baru saja menunjuk 7 nama yang diberikan mandat menjadi staf khusus presiden dari kalangan milenial.

Salah satu nama yang menarik perhatian adalah Angkie Yudistia.

Menurut Jokowi, Angkie Yudistia dianggap pantas menjadi staf khusus presiden lantaran terbukti sukses menjadi CEO Thisable Enterprise.

"Angkie adalah anak muda penyandang disabilitas yang aktif bergerak di sociopreneur melalui Thisable Enterprise. Dia juga aktif sebagai anggota Asia Pacific Deaf Person, anggota International Federation," ungkap Jokowi saat ditemui di belakang Istana Merdeka, Jakarta, Kamis (21/11/2019).

Jokowi juga memberikan tugas tambahan kepada Angkie Yudistia.

"Saya minta Angkie menjadi jubir presiden bidang sosial. Saya tambahi tugas itu," sambungnya.

Banyak publik yang penasaran dengan sosok Angkie Yudistia tersebut.

Wanita berusia 32 tahun tersebut dikenal sebagai penyandang disabilitas berpengaruh di Indonesia.

Baca Juga: Beredar Video Mayangsari dan Bambang Trihatmodjo Lagi Asik Gendong Bayi Sambil Mainkan Pesawat-pesawatan. Adik Baru Khirani Kah?

Melansir dari Kompas.com, Angkie menceritakan bahwa dirinya mulai kehilangan pendengaran sejak usia 10 tahun.

Hal itu dikarenakan konsumsi obat antibiotik saat mengidap penyakit malaria.

"Awalnya aku enggak tahu (ada gangguan pendengaran), sampai lingkungan sekitar bilang sudah manggil-manggil, tetapi aku enggak dengar, enggan nengok," cerita Angkie.

Mengidap keterbatasan pendengaran saat remaja bukanlah hal yang mudah untuk Angkie.

Ia kerap merasa tertekan dan kurang percaya diri.

Setidaknya, butuh waktu 10 tahun bagi penulis buku Perempuan Tunarungu, Menembus Batas itu untuk bangkit.

Wanita alumni SMAN 2 Bogor ini, melanjutkan kuliahnya di jurusan ilmu komunikasi London School of Public Relations, Jakarta.

Kehidupan di kampus itulah yang kemudian sedikit demi sedikit mengubah pola pikirannya.

Ia mulai sadar, bila ia tidak pernah menerima kekurangannya, sampai kapan pun ia tak akan pernah menikmati hidupnya.

"Dosenku bilang, kamu jujur sama diri kamu sendiri."

"Kalau kamu sudah jujur sama diri sendiri dan jujur sama orang lain, orang lain akan mengapresiasi kejujuran kita."

"Jadi benar, ketika aku jujur, mereka jadi sangat bantu," ucap Angkie.

Tag

Editor : Adrie P. Saputra

Sumber Kompas.com, orientaldaily.com.my