Memiliki 267 Juta Penduduk, Mengapa Warga di Indonesia belum ada yang terkena Virus Corona seperti beberapa Negara Tetangganya? Ahli Biologi ini Beberkan Fakta Mengejutkan!

Jumat, 07 Februari 2020 | 10:45
Tribunnews

Suar.ID -Hampir satu bulan ini virus corona telah menjadi pemberitaan internasional.

Hal itu tak lain karena dampak dan bahaya yang ditimbulkan dari virus yang bisa mematikan ini.

Organisasi Kesehatan Dunia, WHO mendeklarasikan virus corona baru sebagai darurat kesehatan masyarakat pada hari Jumat (31/1/2020).

Lebih dari 8000 kasus coronavirus telah dikonfirmasi di seluruh dunia, dengan sebagian besar di Cina.

Baca Juga: Inilah Daftar Harta Kekayaan Purnawirawan TNI-Polri Menteri Jokowi, Siapa yang Paling Tajir?

Namun hingga detik ini tak ada satupun orang di Indonesia yang terjangkit virus berbahaya dari Wuhan ini.

Padahal, virus corona telah menyebar ke 19 negara lain dan hampir semua negara yang dekat dengan Indonesia mengalami wabah ini.

Seperti negara tetangga Australia, kemudian di Asia ada Thailand, Singapura, Malaysia, Kamboja, dan Filipina.

Semuanya melaporkan memiliki kasus virus corona yang dikonfirmasi.

Baca Juga: Dipo Latief dan Sajad Ukra Kepergok sedang Hangout Bareng, Reaksi Nikita Mirzani jadi Sorotan

Menariknya negara-negara itu semuanya memiliki populasi yang jauh lebih kecil daripada 267 juta penduduk Indonesia.

Lalu bagaimana bisa tak ada satupun orang di Indonesia yang terserang virus corona?

Diwartakan olehThe Sydney Morning Herald dan The Age pada Jumat (31/1/2020) Indonesia disebutkan ternyata tidak memiliki kemampuan mendeteksi virus corona.

Salah satu ahli biologi Indonesia mengatakan laboratorium medis Indonesia tidak memiliki kit (perangkat) pengujian yang diperlukan dengan cepat untuk mendeteksi virus corona.

Dok. Tribun Kesehatan
Dok. Tribun Kesehatan

64 Rumah sakit BUMN siaga hadapi Virus Corona.

Baca Juga: Berniat Mencuri Namun Malah Melihat Ada Wanita Sendirian di Rumah, Pria Ini Jadi Ingin Memerkosa, Namun Usahanya Gagal karena Sang Wanita Mengatakan Hal Tak Terduga Ini!

Bahan kimia yang digunakan dalam pengujian untuk membantu menganalisis dan mengidentifikasi belum tersedia di Indonesia.

Reagen (pereaksi kimia) yang diperlukan ini baru tersedia di Indonesia dalam beberapa hari ke depan.

Sementara laboratorium negara hanya mampu mendeteksi keberadaan keluarga virus corona yang berpotensi terinfeksi.

Kelompok virus ini termasuk flu biasa, MERS serta virus semacam SARS yang sekarang sudah punah.

Baca Juga: China terlihat Menyembunyikan Sesuatu, Pria Ini Diam-diam Rekam Kenyataan Mengerikan mengenai Virus Corona, tapi Malah Kepergok Pihak Berwenang, Begini Endingnya

Indonesia belum secara positif mengonfirmasi kasus virus corona.

Untuk mengidentifikasi infeksi virus corona baru dari China, yang juga dikenal sebagai 2019-nCov, otoritas medis di Indonesia harus mendeteksi keluarga virus corona pada seseorang.

Kemudian secara genetis mengurutkan hasilnya, suatu proses yang dapat memakan waktu lima atau enam hari.

Profesor Amin Soebandrio, ketua Institut Biologi Molekuler Eijkman di Jakarta, yang terlibat dalam pekerjaan pengujian dan pengurutan gen, dikonfirmasi The Sydney Morning Herald dan The Age mengatakan bahwa reagen yang dapat mengurangi waktu yang dibutuhkan untuk mendeteksi virus corona dalam beberapa jam dijadwalkan akan tiba di Indonesia segera.

Pixabay
Pixabay

Ilustrasi Riset.

Baca Juga: Seorang Ibu Menangis Histeris di Depan Pintu IGD RSU Sidikalang, Ternyata Pelajar SMP yang Tewas Ditendang Temannya Anak Yatim

"Kami sedang dalam proses mendapatkan kit deteksi khusus untuk coronavirus novel 2019. Kami berharap bahwa dalam beberapa hari mendatang kami akan menerima kit spesifik sehingga kami tidak perlu melakukan pengurutan gen," katanya.

Profesor Amin menjelaskan kemungkinan virus corona sudah muncul di Indonesia namun belum terdeteksi.

Padahal semua negara yang dekat dengan Indonesia telah melaporkannya.

"Jika Anda bertanya apakah itu mungkin, tentu saja ada kemungkinan tetapi kami belum memiliki bukti. Saat ini, kami tidak tahu apakah virus telah masuk ke Indonesia atau tidak," katanya.

(Afif Khoirul M./Intisari)

Editor : Ervananto Ekadilla

Sumber : The Sydney Morning Herald, intisari

Baca Lainnya