Suar.ID - Di usia yang tak lagi terbilang muda, pria ini harus mengalami peristiwa pahit dalam hidupnya.
Melansir dari Tribunnewswiki (5/2/2020), Pria berusia 55 tahun bernama Bambang Catur Widodo ini harus merasakan hidup menggelandang seorang diri.
Ia diusir oleh istri keduanya, sementara keluarga pun menolak kehadirannya.
Hal memilukan ini terjadi di Kediri.
Tak punya tempat tinggal maupun tujuan, Bambang akhirnya tidur di sembarang tempat, di mana pun yang bisa menjadi tempatnya berteduh.
Ia sempat tidur di area Pemakaman Banjaran, Kota Kediri.
Kemudian berpindah ke Aula Kantor Kelurahan Banjaran, Kota Kediri.
Bagaimana nasib tragis itu bisa terjadi kepada pria paruh baya ini?
Rupanya semua bermula dari ketidakberdayaannya bekerja untuk mencari nafkah.
Ya, Bambang dulunya adalah seorang sopir bus.
Ia bekerja di satu perusahaan otobus (PO) di Tulungagung.
Namun kemudian kemalangan menimpa Bambang.
Tubuhnya mulai sakit-sakitan sehingga membuatnya tidak bisa bekerja secara maksimal menjadi sopir bus.
Ketika itu, kemalangan lain pun menimpanya.
Sang istri pertama mendahuluinya meninggal dunia.
Hingga akhirnya ia menikah dengan istri keduanya, seorang janda asal Trenggalek.
Sayangnya, tubuh Bambang semakin digerogoti sakitnya, pria ini pun tidak mampu lagi bekerja sebagai sopir.
Saat itulah sang istri kedua tidak mau menerimanya lagi lantaran Bambang tak punya penghasilan.
Istri kedua Bambang meminta pria itu untuk pergi.
Dalam keputusasaan usai luntang-lantung tak tau apa yang akan dilakukannya, Bambang mencoba pulang ke rumah saudaranya di Kelurahan Banjaran, Kota Kediri.
Namun siapa sangka jika saudara yang dikira bisa diandalkan justru tak mau menerimanya.
Tak punya pilihan lain, Bambang akhirnya hidup menggelandang.
"Saya sempat tidur beberapa hari di areal makam," ungkap Bambang.
Keberadaan Bambang di makam itu pun akhirnya diketahui oleh warga.
Mereka ikut prihatin dengan apa yang dialami oleh pria berusia 55 tahun itu.
Kemudian warga meminta Bambang untuk meninggalkan makam dan memintanya tidur di Aula Kelurahan Banjaran.
Setelahnya, warga melaporkan apa yang dialami Bambang kepada petugas Satpol PP Kota Kediri.
Petugas kemudian membawa Bambang ke Kantor Satpol PP Kota Kediri untuk dipertemukan dan diantarkan ke rumah keluarganya.
Dari sana petugas kembali mencoba mengantarkan pria malang itu ke rumah keluarganya di Kelurahan Banjaran.
Namun rupanya pihak keluarga yang merupakan kakak kandung Bambang tetap tak terketuk hatinya.
"Keluarga tidak berkenan menerima," Jelas Kabid Trantibun Satpol Pp, Kota Kediri, Nur Khamid..
Masih belum menyerah, pihak Satpol PP mencoba mengantarkan Bambang kepada keluarga lainnya.
Mereka mengantarkan Bambang ke Desa Mangunrejo, Kecamatan Ngadiluwih, Kabuparen Kediri.
Untungnya, setelah percobaan tersebut, Bambang bisa mendapatkan tempat berteduh.
Keluarganya di Desa Mangunrejo mau menerima dan memperbolehkannya tinggal bersama usai dilakukannya pembicaraan oleh petugas.
Inilah kisah miris sekaligus memilukan yang trjadi kepada seorang pria di Kediri yang semoga tidak menimpa orang lain ya.