Suar.ID -Di Indonesia, memberikan uang tip adalah hal biasa.
Bahkan, tak jarang tindakan tersebut dianggap sebagai suatu kebaikan yang perlu dilakukan.
Misalnya memberikan uang tip kepada driver ojek online (Ojol).
Namun, rupanya berbeda hal dengan pandangan orang-orang Jepang terhadap kebiasaan tersebut.
Maka, bagi para traveler yang berencana liburan ke Jepang, ada baiknya mengetahui hal-hal yang dianggap tidak sopan di sana.
Jepang adalah negara yang dekat dengan tradisi dan tata krama.
Ada banyak hal yang umum dilakukan di negara lain, namun dianggap kasar di Jepang.
Satu di antaranya adalah memberi uang tip bagi pelayan restoran.
Lalu, mengapa memberi tip di Jepang dianggap kasar?
Ya, saat traveler selesai menyantap hidangan restoran di Jepang, tidak perlu meninggalkan tip.
Bahkan, restoran Jepang yang populer hingga ke luar negeri pun memberlakukan budaya itu.
Mereka menggunakan kebijakan no-tip industri restoran Jepang ke dalam operasionalnya.
Tahun 2018 lalu, pernah viral di sebuah foto struk makanan dari sebuah restoran Jepang di New York City yang diduga restoran itu adalah restoran Sushi Yasuda.
Akun @bluenile mengunggah cuitan dalam Bahasa Inggris yang kurang lebih artinya begini,
"Restoran Jepang di New York ini tidak meneri tip."
Dalam postingan tersebut, ia juga menyertakan foto struk tagihan makanan.
Di bagian bawah struk menyebutkan bahwa restoran ini mengikuti kebiasaan di Jepang.
Staf sepenuhnya mendapat kompensasi dari gaji mereka.
Itulah sebabnya uang tip tidak diterima di restoran ini.
Postingan tersebut mendapat banyak reaksi dari netizen hingga viral di internet.
Penasaran kenapa restoran Jepang tidak menerima tip dari pelanggan untuk pelayannya?
Dirangkum TribunTravel dari laman Soranews24, Senin (3/2/2020), ini 5 alasan mengapa restoran Jepang tidak menerima tip dari pelanggan.
1. Memberi tip bukanlah bagian dari budaya Jepang.
Banyak buku kebudayaan Jepang yang mengklaim pemberian tip dianggap tidak sopan di Jepang.
Misalnya, kamu beli buah harganya 18 dolar dan membayar dengan uang 20 dolar.
Ada uang kembalian 2 dolar untukmu, tapi kamu berikan pada petugas kasir dengan mengatakan, "ambil saja kembaliannya."
Cara seperti ini sangat umum dilakukan oleh negara Barat.
Memberi tip untuk pekerja jasa tertentu sangat umum dilakukan, termasuk pada supir taksi, pelayan restoran dan petugas hotel.
Tidak demikian dengan Jepang.
Mereka memberlakukan aturan bahwa tidak ada pekerjaan di sektor jasa yang memerlukan pemberian tip, sehingga pengusaha harus menawarkan upah per jam yang cukup tinggi agar mereka mau bekerja sebagai pramusaji.
Baca Juga: Menikah Diam-diam, Artis Sekaligus Model Seksi Ini Pilih Menjada 4 Kali Setelah 12 Hari Menikah
2. Jepang memiliki aturan pseudo-tipping
Di banyak restoran Jepang, setelah tamu duduk, maka secara otomatis akan dihidangkan hidangan pembuka porsi kecil.
Eits, tapi ini bukan sambutan gratis.
Hidangan pembuka ini disebut otoshi, yang harus kamu bayar, baik kamu inginkan maupun tidak.
Otoshi biasanya dihargai sekitar 500 yen per orang, tergantung jenis restorannya.
Otoshi biasanya ukurannya kecil, hanya dua atau tiga gigitan saja.
Otoshi bisa berupa buah, biskuit dan salad.
Tujan otoshi adalah menambah biaya layanan untuk makanan.
Sebagian besar restoran kasual, seperti ramen, restoran sushi bar, dan okonomiyaki tidak memiliki sistem otoshi.
Di kedai-kedai izakaya dan gastropub, otoshi cukup umum.
Biasanya kamu akan tahu biaya otoshi setelah mendapat struk tagihan.
3. Restoran Jepang sering mengambil jam istirahat panjang di sore hari.
Satu lagi alasan kenapa pelayan restoran di Jepang tidak perlu uang tip karena mereka mendapat insentif jika bekerja di jam sibuk, biasanya jam makan pagi, makan siang atau makan malam.
Sementara waktu antara jam 2 siang hingga jam 6 sore lalu lintas pelanggan tidak terlalu padat, dan bisa dipakai untuk istirahat.
Jika traveler liburan ke Jepang, coba perhatikan restoran pasti tutup pada sore hari.
Hanya restoran cepat saji saja yang buka sepanjang hari dari pagi hingga malam.
Sementara restoran izakaya dan kelas atas lainnya tidak buka sama sekali pada siang hari, karena biasanya mereka melayani secara eksklusif untuk makan malam.
4. Makanai
Biasanya kita mendapat gaji untuk membeli makan.
Jika kamu bekerja di restoran Jepang, biasanya sudah mendapat makan setidaknya satu kali setiap hari.
Hidangan ini disebut makanai.
Makanai adalah makanan yang dibuat di dapur restoran untuk diberikan kepada staf secara gratis.
Makanan yang disajikan untuk staf memang tidak sama dengan menu yang dijual, tapi dibuat dengan bahan berkualitas restoran.
Makanai di beberapa restoran biasanya sangat lezat, sehingga staf tidak perlu mencari uang tambahan untuk beli makanan di luar.
5. Pelayanan buruk bukan bagian dari budaya Jepang
Orang memberi tip kepada pelayan biasanya bertujuan agar mendapat pelayanan terbaik.
Sementara di Jepang, baik pelanggan memberi tip atau tidak, pelayan akan tetap memberikan layanan terbaik bagi tamu.
Budaya Jepang mengajarkan setiap orang agar berperilaku sopan, termasuk dalam etika kerja.
Orang Jepang punya standar tinggi dalam hal pelayanan, sehingga kamu tidak perlu khawatir pelayan memperlakukanmu dengan kasar.
(TribunTravel.com/rizkytyas)
Artikel ini telah tayang di Tribuntravel.com dengan judul Dianggap Tidak Sopan, Ini 5 Alasan Pelayan Restoran di Jepang Tidak Mau Terima Uang Tip