Suar.ID -Pasukan Perdamaian PBB dari Indonesia, Satgas TNI Kontingen Garuda (Konga) XXXIX-B Rapid Deployable Battalion (RDB) Mission de lOrganisation des Nations Unies pour La Stabilisation en République Démocratique du Congo (MONUSCO) diterjunkan untuk menyelamatkan aset dan staf PBB yang diserang 100 warga di wilayah Nyunzu, Kongo.
Penyelamatan ini dilakukan atas instruksi Dansektor Selatan MONUSCO, Brigjen Khasif Abdullah, untuk menyelamatkan Staf dan aset PBB di kantor World Food Program (WFP)/FOOF AND Agricultural Organization (FAO) yang diserang 100 orang warga akibat konflik etnis.
Dansatgas Indo RDB XXXIX-B Monusco, Kolonel Inf Daniel Lumbanraja, dalam rilis tertulisnya dari Republik Demokratik Kongo, Jumat (31/1/2020), penyelamatan staf dan aset PBB yang langsung dipimpinnya itu didampingi Perwira Staf Satgas pada Kamis (30/1/2020).
“Penyelamatan ini merupakan instruksi langsung dari Komandan Sektor Selatan Monusco (Brigjen Khasif Abdullah) kepada Dansatgas Indo RDB sebagai pemimpin yang bertanggung jawab dalam hal pengamanan Area of Responsibility (AoR),” ujarnya dikutip dari tniad.mil.id.
Lebih lanjut dikatakan, menjaga stabilitas keamanan di AoR Indo RDB dan mengamankan Staf dan aset UN serta melindungi warga sipil ini sangat penting dilakukan.
“Seperti yang terjadi pada (27/1/2020) lalu, telah terjadi penyerangan yang dilakukan sekitar 100 warga ke Kantor World Food Program (WFP) / Food and Agricultural Organisation (FAO) yang berlokasi di Nyunzu (+ 127 KM W Kalemie) Provinsi Tanganyika,” jelasnya.
Pada saat itu ratusan orang tersebut ingin membunuh seorang anggota Staf WFP yang termasuk dalam Komunitas Suku Twa, sekaligus juga ditengarai adanya indikasi untuk melakukan perusakan dan penjarahan di Kantor WFP/FAO yang merupakan aset UN.
“Dengan adanya kejadian tersebut, Head of Office (HoO), Mr Jacob juga meninjau langsung situasi dan kondisi terakhir ke tempat kejadian dalam selang waktu yang berbeda,” sambungnya lagi.
Kolonel Daniel Lumbanraja, menyebutkan aksi penyerangan terhadap aset dan staf PBB ini merupakan tindakan balasan atas terbunuhnya Kepala Desa Bantu Mokimbo (45 KM dari Nyunzu) oleh Komunitas Suku Twa.