Suar.ID -Tak terasa pada hari ini atau tepatnya pada Selasa (28/1) adalah 100 hari pemerintahan Jokowi dan Maruf Amin.
Untuk diketahui, Jokowi dan Maruf Amin dilantik menjadi Presiden dan Wakil Presiden sejak 20 Oktober 2019.
100 hari sudah berlalu, Rocky Gerung pun memberikan penilaiannya terhadap kinerja Jokowi dan Maruf Amin di Pemerintah.
Alih-alih memberikan nilai kecil, Rocky Gerung justru melayangkan nilai sembilan untuk Jokowi dan Maruf Amin.
Hal tersebut diungkap Rocky Gerung dalam vlog-nya yang berjudul "ROCKY GERUNG: INDONESIA JADI KANEBO (KEKUASAAN NEGARA BOHONG)".
Tak hanya Rocky Gerung yang memberikan penilaian, mantan sekretaris Kementerian BUMN, Said Didu juga melayangkan poin versinya untuk Jokowi dan Maruf Amin.
Menurut Said Didu, nilai yang ia berikan untuk 100 hari kerja Jokowi dan Maruf Amin adalah tiga poin.
Alhasil, nilai yang tersebut menurut Said Didu tidak memenuhi syarat untuk lulus.
"Kalau periode pertama diakumulasi, periode pertama itu adalah lima. Tapi periode kedua tiga," ungkap Said Didu.
"Enggak lulus dong kalau tiga ?" tanya Hersubeno Arief.
"Lima juga enggak lulus. Tiga D.O," ucap Said Didu.
"Tapi kan ada her, ngulang, pengulangan, ada hak enggak ?" tanya Hersubeno Arief.
"Kalau ini kan dua kali dapat F. Enggak bisa lagi, kalau cuma sekali boleh," ucap Said Didu.
Lain Said Didu lain pula Rocky Gerung.
Dengan suara lantang, Rocky Gerung justru memberikan nilai tinggi kepada Jokowi dan Maruf Amin.
Nilai yang diberikan Rocky Gerung tersebut adalah sembilan.
"Bung Rocky berapa poinnya ?" tanya Hersubeno Arief.
"Saya kasih nilai 9," imbuh Rocky Gerung.
Kaget mendengar jawaban Rocky Gerung, Hersubeno Arief dan Said Didu pun berteriak.
Hingga akhirnya, Rocky Gerung mengurai penjelasan soal nilai sembilan yang ia berikan.
"9 dari berapa ?" tanya Hersubeno Arief.
"9 untuk kebohongan," kata Rocky Gerung.
Terhibur dengan jawaban Rocky Gerung, Said Didu pun tertawa.
Melanjutkan pertanyaannya, Hersubeno Arief lantas meminta Rocky Gerung untuk memberikan penjelasan.
Penilaian tersebut berkenaan dengan beberapa poin yang ada pada visi misi Jokowi dan Maruf Amin di pemerintahan.
"Supaya fair, harus ada tolak ukurnya. Saya baca visinya. Terwujudnya Indonesia maju yang berdaulat, mandiri dan berkepribadian berlandaskan gotong royong. Apakah kita sudah maju ?" tanya Hersubeno Arief.
"Ukurannya dua aja kan. Presiden ditugaskan oleh konstitusi untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan memelihara orang miskin. Sudah mengalami kemajuan ?" imbuh Rocky Gerung.
Baca Juga: Menanti Hasil Autopsi Lina, Putri Delina Malah Posting Mengenai Luka dan Air Mata, Ada Apa?
Lebih lanjut, Rocky Gerung pun mengungkap soal dua poin penting yang tidak Jokowi lakukan sebagai presiden.
Hal itu lah yang akhirnya menjadi panduan Rocky Gerung dalam memberikan nilai kepada Jokowi.
"Maju mencerdaskan juga iya, karena anak didik kita makin cerdas menghafal nama-nama ikan. Memelihara orang miskin ya orang miskin bertambah. Jadi dua hal itu yang merupakan tugas wajib presiden, tidak beliau lakukan," ungkap Rocky Gerung.
"Makanya Anda kasih nilai 9 ?" tanya Hersubeno Arief.
"Iya, kalau bisa 9,5," ucap Rocky Gerung.
Selain itu, Rocky Gerung juga memberikan penjelasan soal dua poin dalam visi misi Jokowi.
Yakni terkait mandiri dan gotong royong.
Menurut Rocky Gerung, bangsa Indonesia masih jauh dari kata mandiri.
Pun dengan gotong royong yang menurut Rocky Gerung masih sulit terealisasi.
"Mandiri ?" tanya Hersubeno Arief.
"Kita sama sekali enggak mandiri. Kalau kita mandiri kita enggak impor macem-macem. Bawang putih sampai antiobiotik kita impor," ungkap Rocky Gerung.
"Gotong royong ?" tanya Hersubeno Arief lagi.
"Sampai sekarang, konflik horizontal, bahkan konflik identitas, konflik cebong dan kampret masih berlangsung. Di mana gotong royongnya ? Ada gotong royong, kabinetnya gotong royong. Gotong royong untuk berbohong," jelas Rocky Gerung.
Kata Anggota Komisi III soal 100 Hari Jokowi - Maruf Amin : Sibuk Lemahkan KPK
Anggota Komisi III DPR dari Fraksi Partai Demokrat Benny Harman menilai Jokowi terlalu sibuk dengan agenda pelemahan terhadap lembaga Komisi Pemberantasan Korupsi ( KPK).
"Jokowi di 100 hari pemerintahannya sibuk dengan agenda pelemahan sistematis terhadap KPK," ujar Benny kepada wartawan, Senin (27/1/2020).
Selain itu, kata dia, juga belum ada kemajuan signifikan dalam penegakkan hukum dan penuntasan kasus HAM.
Benny mengungkit soal Tragedi Semanggi dan penyiraman air keras Novel Baswedan.
"Kasus-kasus lama seperti Semanggi, penghilangan paksa, kasus Novel Baswedan, belum terselesaikan," tuturnya.
Menurut Benny, bahkan kasus-kasus baru bermunculan.
Misalnya, ia menyebut dugaan korupsi Jiwasraya hingga dugaan suap yang melibatkan eks caleg PDI-P Harun Masiku dan eks komisioner KPU Wahyu Setiawan.
Dia juga menyinggung rencana pemerintah membuat omnibus law.
Hingga saat ini belum ada draf omnibus law yang diserahkan pemerintah ke DPR.
"Malah kasus-kasus baru muncul seperti Jiwasraya, Asabri, kasus Harun Masiku, dan kasus Papua," kata Benny.
"Omnibus law yang dijanjikan akan selesai dalam 100 hari juga enggak jelas batang hidungnya," ujarnya.
(Khairunnisa)
Artikel ini telah tayang di tribunnewsbogor.com dengan judul "Rocky Gerung Kasih Nilai 9 untuk 100 Hari Jokowi-Maruf Amin Kerja, Alasannya Bikin Said Didu Tertawa".