Muncul Petisi Copot Anies Baswedan sebagai Gubernur DKI yang telah Ditandatangani Lebih dari 210.000 Orang, DPRD Jakarta: Selama Ini kan Memang Pak Anies tidak Fokus soal Banjir

Minggu, 05 Januari 2020 | 16:00
Kolase Change.org dan Kompas.com

Suar.ID -Baru-baru ini muncul sebuah petisi online mengenai pencopotan Anies Baswedan dari jabatan Gubernur DKI Jakarta.

Hingga berita ini ditulis, sebanyak 216.000orang telah mendukung petisi ini.

Tujuan dari petisi ini adalahagar Presiden Jokowi dan Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian mencopot jabatan Gubernur DKI Jakarta dari Anies Baswedan.

Petisi tersebut dibentuk oleh akun 'Opini Kamu'.

Baca Juga: Dituding Memotong Anggaran untuk Banjir Demi Kelangsungan Event Balapan Formula E di Jakarta hingga Dijadikan Bahan Bully di Medsos, Begini Tanggapan Tegas Anies Baswedan!

Dalam petisi tersebut tertulis, Anies Baswedan dianggap gagal dalam pengambilan berbagai macam arah kebijakan dan keputusan.

Berikut isi petisi tersebut :

"Kegagalan demi kegagalan disertai kejanggalan telah membuat DKI Jakarta sebagai Ibukota Negara Republik Indonesia semakin terpuruk di bawah kepemimpinan Saudara Anies Baswedan.

Mulai membengkaknya APBD DKI Jakarta 2018, gaji TGUPP yang tembus 70-an orang dengan biaya gaji puluhan juta rupiah per kepala per orang,

banjir muncul kembali, diskotik yang ditutup buka kembali, sampah menumpuk di mana-mana,pohon plastik, PKL yang merajalela mengambil badan trotoar, naiknya NJOP, susahnya mendapat layanan publik dan kesehatan, rusunawa yang tidak terurus,

trotoar Senayan yang tidak kunjung selesai,tiang bendera peserta ASIAN GAMES 2018 yang hanya ditopang bambu kecil yang dibelah, bongkar pasang jalur sepeda dan trotoar, pencantuman anggaran aneh bernilai miliaran di APBD 2020

dan terakhir karena ketidakbecusannya, banjir besar akhirnya melanda di hampir seluruh wilayah DKI Jakarta pada 1 Januari 2020 yang menyebabkan kerugian material dan korban meninggal.

Sudah saatnya Presiden Joko Widodo dan Menteri Dalam Negeri memanggil dan MENCOPOT Anies Baswedan dari jabatannya sebagai Gubernur DKI Jakarta! Jangan ditunda lagi!"

Change.org
Change.org

Baca Juga: Sejak Purnawarman Memimpin Kerajaan Tarumanegara di Abad Ke-5 hingga DKI Jakarta Dipimpin oleh Anies Baswedan pada 2020, Beginilah Kisah Banjir yang Melanda Ibu Kota Indonesia dari Abad ke Abad

Tanggapan DPRD DKI Jakarta

Sementara itu, Ketua Fraksi PDIP DPRD DKI Jakarta, Gembong Warsono, memberikan komentarnya terhadap petisi ini.

Melansir dari Tribunnews, Gembong Warsono menyebut jumlah tanda tangan pada petisi adalah cermin aspirasi nyata masyarakat yang perlu dihargai.

Sebab kata dia, penandatangan petisi tersebut tidak terafiliasi dengan kepentingan politik mana pun.

Tribunnews
Tribunnews

Baca Juga: Tinjau Lokasi Banjir, Gubernur Anies Baswedan: Anak-Anak pada Senang Main Tuh, Mau Berenang Katanya

Melainkan murni dampak dari kenyamanan masyarakat terganggu karena banjir yang mengepung ibu kota beberapa hari kemarin.

"Itu kan aspirasi, aspirasi dari masyarakat yang terlepas dari kepentingan politik. Ini aspirasi yang sama sekali tidak ditunggangi oleh kepentingan politik, semata-mata hanya kepentingan mereka yang kenyamanannya terganggu," kata Gembong Warsono, Jumat (3/1/2020).

Gembong Warsono juga mengungkapkan pihaknya menghargai sikap masyarakat.

"Saya kira kita hargai sikap itu," ungkapnya.

Baca Juga: Anies Baswedan Menampik Pendapat Jokowi Soal Sampah yang Sebabkan Banjir di Jakarta: Apakah Ada Sampah di Bandara? Rasanya Tidak

Bahkan katanya, aspirasi masyarakat yang dituangkan dalam petisi perlu direspons Anies Baswedan selaku pihak tertuduh.

Apalagi pertimbangan fraksi PDIP, program kerja mantan Mendikbud itu tidak berfokus pada pengentasan masalah banjir.

Padahal banjir jadi persoalan paling dasar di Jakarta.

"Selama ini kan memang pak Anies tidak fokus soal banjir. Sejak awal selalu kita katakan kalau banjir bisa kita antisipasi. Bisa kita minimalisir," ujarnya.

"Itu sikap masyarakat yang secara bijak perlu direspons oleh gubernur," ungkapnya.

Baca Juga: Viral Anies Baswedan Dipotret Diam-Diam saat Tinjau Banjir, Begini Fakta Mengejutkan di Baliknya

Penyebab Banjir Menurut Anies Baswedan

Sementara itu, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyebut penyebab banjir bervariasi dan tidak bisa disamakan di seluruh daerah.

Diwartakan olehKompas.com, Anies Baswedan menyebut banjir terjadi di daerah-daerah yang diprediksi diguyur hujan dengan intensitas tinggi.

Anies Baswedan mengungkapkan penyebab banjir di tiap daerah harus diteliti lebih lanjut.

Kompas.com
Kompas.com

Baca Juga: Masih Ingat Konsep Mencegah Banjir Anies Baswedan saat Pilkada 2017 'Air Dimasukkan Bumi, bukan ke Laut'? Apakah setelah Menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta Kebijakannya Masih Sama?

Anies Baswedan menyebut Pemprov DKI masih berfokus untuk mengevakuasi warga korban banjir.

Penyebab banjir baru akan diteliti seusai proses evakuasi rampung.

Anies Baswedan menekankan, penyebab banjir di tiap daerah bisa berbeda-beda.

"Kontributornya itu bervariasi, ada yang daerah kontribusinya karena masalah curah hujan saja, ada yang kontribusinya karena ukuran saluran, ada yang kontribusinya karena faktor-faktor yang lain."

"Jadi ini bukan single variable problem, ini multiple variable," kata Anies Baswedan.

Baca Juga: Ustaz Kondang Ini Kedapatan Beri 3 Emoji Tertawa saat Anies Baswedan Sidak Banjir, Begini Pembelaannya

Sementara itu data terbaru Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat hingga Sabtu (4/1/2020) pukul 10.00 WIB, jumlah pengungsi di Jabodetabek mencapai lebih dari 173 ribu orang.

Mengutipdari bnpb.go.id, Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Agus Wibowo mengungkapkan jumlah pengungsi naik menjadi 173.064 orang (39.627 KK).

Jumlah pengungsian total di Jabodetabek berjumlah 177 titik.

Sementara itu jumlah korban meninggal bertambah menjadi 53 orang.

Baca Juga: Banjir Melanda Jakarta, Ahok Semangat Komentari Cara Anies Baswedan Tangani Banjir, Komisaris Pertamina ini Malah Melipir Saat Ditanya Hal ini, Kenapa Ya?

Bertambahnya korban meninggal akibat banjir diketahui berasal dari Kabupaten Bogor dan Kabupaten Lebak.

Sementara itu satu orang masih dikabarkan hilang.

Tercatat 103 kecamatan di Jabodetabek terdampak banjir dan longsor.

BNPB
BNPB

Data korban banjir Jakarta.

(Tribun Solo)

Tag

Editor : Ervananto Ekadilla

Sumber Kompas.com, Tribun Solo, Tribunnews