Merupakan Presiden yang Paling Lama Berkuasa di Indonesia, Siapa Sangka Soeharto Muda Pernah Ditampar oleh Sosok yang bukan Orang Sembarangan Ini: Sirkus Apa-apaan, Nih!

Minggu, 29 Desember 2019 | 14:45
Dok. Keluarga A.E. Kawilarang

Suar.ID -Presiden Soeharto merupakan Pemimpin Indonesia yang paling lama berkuasa.

Hingga kinidirinya masih terus diingat dengan sejumlah momen kekuasaannya.

Tapi siapa sangka, sosok tegas ini pernah ditamparoleh seseorang!

Baca Juga: Masih Ingin Dicukur oleh Pemotong Rambut Bawah Pohon Meskipun Sudah Menjadi Presiden, Alasan Soeharto Buat Sang Pencukur Terharu

Begini cerita lengkapnya:

Ketika Soeharto muda masih aktif di militer, ia dikabarkan pernah ditampar oleh seorang panglima militer yang sekaligus pendiri Kopassus.

Sosok yang menamparSoeharto itu adalah Alex Evert Kawilarang, yang saat itu menjabat sebagai Panglima selaku atasan dari Letkol Soeharto.

Kisah penamparan Soeharto oleh Alex Evert Kawilarang ini ada dalam buku 'Suharto and His Generals: Indonesian Military Politics 1975-1983' tulisan David Jenkins (1984).

Baca Juga: Mayat Tergeletak Dimana-mana, Beginilah Langkah Ekstrim Soeharto Tumpas Begal Sadis Hingga Kerahkan Pasukan ABRI

Sekitar 1950-an, sebagai Panglima Wirabuana, Alex Kawilarang melaporkan kepada Presiden Soekarno bahwa keadaan di Makassar sudah aman.

Namun Soekarno justru menyodorkan sebuah radiogram yang baru saja diterimanya yang melaporkan bahwa pasukan KNIL (Tentara Kerajaan Hindia-Belanda) Belanda sudah menduduki Makassar.

Brigade Mataram, pasukan yang seharusnya mempertahankan kota Makassar saat itu juga dilaporkan telah mundur ke Lapangan Udara Mandai.

Mendengar radiogram tersebut, Kawilarang marah besar dan segera kembali ke Makassar.

Kolase Dok. Surya dan Wikipedia
Kolase Dok. Surya dan Wikipedia

Baca Juga: Keukeuh Sebut Putrinya Anak Biologis Tommy Soeharto, Sandy Harun: Bapaknya Punya Banyak Anak dari Banyak Wanita, supaya Tak Terjadi Perkawinan Sedarah!

Setibanya di lapangan udara Mandai, ia langsung memarahi Komandan Brigade Mataram, Letkol Soeharto, sambil menamparnya.

"Sirkus apa-apaan, nih?" kata Kolonel Alex Kawilarang sambil menampar pipi Letkol Soeharto.

Bagaimana reaksi Soeharto?

Beliau hanya bisa menahan sakit sambil bersungut-sungut karena kelalaiannya dalam menjalankan tugas.

Baca Juga: Sunting Gadis Indo-Bule yang Diincarnya Sejak SD, Cicit Soeharto Melepas Masa Lajangnya, Keluarga Cendana Mantu

Melansir dariwebsite kopassus.mil.id, Alex Kawilarang lahir di Jakarta 23 Februari 1920.

Jabatan terakhirnya dalam pemerintahan resmi adalah Atase Militer di KBRI Washington (1957).

Setelah tahun itu nama Alex Kawilarang lebih sering dihubung-hubungkan dengan angkatan perang PRRI/Permesta (1959).

Alex Kawilarang dikenal sebagai seorang yang berdarah militer.

Kolase Dok. / Tribun Jambi dan Tribunnews
Kolase Dok. / Tribun Jambi dan Tribunnews

Baca Juga: Pernah Dibikin Merugi Rp 2 Triliun oleh Mantan Suami, Beginilah Nasib Cucu Soeharto Ini Setelah Menikah ke-3 Kalinya

Ayahnya seorang perwira KNIL yang pada tahun 1910 sudah mendapat pendidikan sekolah perwira di Jatinegara.

Alex Kawilarang sendiri setelah menyelesaikan sekolah menengahnya di Bandung masuk CORO (Corps Opleiding Reserve Officieren = Korps Pendidikan Perwira Cadangan)

Pada 1941, Alex Kawilarang masuk Koninklijk Militair Academia=Akademi Militer Kerajaan (KMA), yang dipindahkan dari Breda (Belanda) ke Hindia setelah serbuan dari Jerman atas Belanda (1940).

Karena dinililai sangat cakap, Alex Kawilarang ditunjuk menjadi instruktur pada akademi militer tersebut dan ikut bertempur melawan Jepang, bahkan ia pernah merasakan siksaan sebagai tawanan Jepang.

Baca Juga: Bukan Saudari atau Anaknya, Tommy Soeharto Hanya Follow Satu Wanita Ini di Instagramnya saat Pengikutnya Berjumlah Puluhan Ribu, Siapa Ya?

Pada awal revolusi Alex Kawilarang bersama sejumlah rekannya di CORO dan KMA ikut menyusun tentara keamanan rakyat di wilayah Jawa Barat.

Pada awal 1946, Alex Kawilarang diangkat sebagai Komandan Brigade II untuk wilayah yang mencakup Cianjur, Bogor dan Sukabumi dengan pangkat Letnan Kolonel.

Dalam Agresi Belanda pertama (pertengahan 1947), Alex Kawilarang mendapat ultimatum dari Belanda untuk menyerah, akan tetapi Alex Kawilarang menjawab bahwa ia bersama rekannya lebihbaik mati dari pada menyerah.

Kota Sukanegara yang menjadi markas Brigade II direbut Belanda, namun Alex Kawilarang telah membumihanguskannya terlebih dahulu.

Wikipedia
Wikipedia

Baca Juga: Hubungannya Kandas dengan Tommy Soeharto karena Tak Dapat Restu Keluarga Pangeran Cendana, Begini Nasib Artis Cantik Ini Sekarang

Seiring dengan berlakunya Perjanjian Renville, Alex Kawilarang ikut pindah ke Yogyakarta.

Pada bulan Agustus 1948 Alex Kawilarang dikirim ke Sumatera untuk ikut mengadakan reorganisasi ketentaraan di sana.

Setelah penyerahan kedaulatan ia diangkat sebagai Panglima Teritorium Sumatera Utara dan berkedudukan sebagai Gubernur Militer (1950).

Alex Kawilarang kemudian ditugaskan untuk menumpas pemberontakan militer Andi Azis di Sulawesi Selatan.

Baca Juga: Pernah Dituding Bawa Kabur Uang 100 Miliar Rupiah Usai Cerai dari Tommy Soeharto, Ternyata Tata Cahyani Punya Jurus Sakti agar Tetap Awet Muda di Usia Kepala 4

Dalam operasi tersebut ia diangkat sebagai Panglima dari semua satuan (darat, laut dan udara) yang bertugas menjalankan operasi di wilayah Indonesia Timur.

Setelah pemberontakan tersebut berhasil ditumpas, Alex Kawilarang kembali ditugaskan untuk mengatasi pemberontakan RMS di Maluku dan Kahar Muzakar.

Pada November 1951, Alex Kawilarang diangkat sebagai Komandan Teritorium III Jawa Barat dengan pangkat Letnan Kolonel.

Pada saat inilah Alex Kawilarang memprakarsai dibentuknya Kesatuan Komando yang terlatih bertempur dalam satuan-satuan kecil yang serba bisa dan dapat diandalkan.

Baca Juga: Bukan Saudari atau Anaknya, Tommy Soeharto Hanya Follow Satu Wanita Ini di Instagramnya saat Pengikutnya Berjumlah Puluhan Ribu, Siapa Ya?

Sebagai Panglima Divisi Siliwangi, ia terjun langsung dalam penumpasan gerombolan Darul Islam pimpinan Karto Suwiryo.

Alex Kawilarang diangkat sebagai Atase Militer di KBRI Washington hingga tahun 1957.

Ia selanjutnya mengajukan pengunduran diri karena tidak setuju dengan kebijaksanaan pemerintah pusat dalam menangani kasus Permesta.

Sejak saat itu namanya sering dicantumkan sebagai Kepala Staf Angkatan Perang PRRI/Permesta.

(Putra Dewangga Candra Seta/Surya)

Artikel ini telah tayang di Surya dengan judulSosok Pendiri Kopassus yang Dikabarkan Pernah Tampar Soeharto Muda, Punya Banyak Pengalaman Tempur

Editor : Ervananto Ekadilla

Sumber : Surya, kopassus.mil.id, Wikipedia, Buku Suharto and His Generals: Indonesian Military Politics

Baca Lainnya