Suar.ID -Seorang pria yang berusia 19 tahun telah membunuh kakak perempuannya yang sedang hamil delapan bulan karena menganggapnya jadi aib buat keluarga.
Melansir dari Metro, pelaku adalah Eduardo Arevalo, dilaporkan membunuh kakaknya yang bernama Viridiana Arevalo yang berusia 23 tahun di rumah mereka di Dallas, Texas, Amerika Serikat pada Senin (16/12/2019) lalu.
Hal ini ia lakukan saat keduanya sedang berdua di rumah orangtua mereka.
Polisi setempat, Sersan Aaron Woodard menjelaskan bahwa motif pembunuhantersebut dilakukan Arevalo karena korban dianggap telah memalukan nama baik keluarganya.
Baca Juga: Kimetsu no Yaiba Chapter 189: Prediksi dan Tanggal Rilisnya
"Satu-satunya alasan dia (Arevalo) membunuh korban adalah karena wanita itu dianggap memalukan bagi keluarga. Dan pelaku menyatakan akan lebih jika kakaknya mati,” ucap Sersan Aaron.
Viridiana dilaporkan menderita depresi, tetapi kesehatan mentalnya dikatakan meningkat dalam minggu-minggu menjelang kematiannya.
Setelah diduga membunuh Viridiana, Arevalo dikatakan membawa jenazahnya selama satu jam sebelum menguburnya di gang kurang dari1,5 Km dari rumah keluarganya.
Arevalo juga dituduh menutupi jejaknya, dengan menulis catatan bunuh diri, seakan ditulis oleh Viridiana.
Adik tersangka Diego Arevalo yang lain, mengatakan bahwa keluarganya saat ini bingung dengan dugaan pembunuhan yang dilakukan saudara laki-lakinya terhadap kakak mereka dan bayinya.
“Melihat orang tua saya sedih dan emosional benar-benar menghancurkan hati saya."
“Dia (korban) terlihat sangat bahagia."
Sang adik mengungkapkan bahwa iaselalu menginginkan seorang saudara perempuan.
“Dia adalah satu-satunya saudara perempuan di keluarga kami."
"Dia menginginkan seorang adik perempuan, tetapi itu tidak pernah terjadi. "
Aravelo didakwa dengan pembunuhan berencana, dan dapat menghadapi hukuman mati jika dia dihukum.
Viral Kematian Menghebohkan Wanita Berjuluk Kim Kadarshian dari Pakistan yang Dibunuh oleh Saudaranya Sendiri
Sebelumnya juga terdapat sebuah kasus yang menghebohkan di Pakistan, di mana Qandeel Baloch, yang dijuluki Kim Kardashian dari Pakistan, dibunuh oleh seseorang pada 2016 yang saat itu belum diketahui identitasnya.
Namun kini terkuak sudah identitas pembunuh dari Qandeel Baloch.
Pembunuh dari Qandeel, rupanya saudara laki-lakinya sendiri.
Saudara Qandeel, dinyatakan bersalah atas pembunuhannya dalam kasus yang memicu kemarahan Masyarakat Pakistan.
Melansir dari Mirror, Pengadilan di Pakistan telah menghukum saudara laki-laki Qandeel Baloch yang berusia 26 tahun atas kasus pembunuhan, dimana dia mencekik Qandeel karena penentangannya terhadap postingan di media sosialnya.
Dia mengaku mencekik saudara perempuannya pada Juli 2016, pada saat itu ia mengatakan bahwa Qandeel telah membuat malu keluarganya.
Baloch, yang nama aslinya adalah Fauzia Azeem, dijuluki sebagai 'Kim Kardashian dari Pakistan' dan memiliki karir modeling di balik ketenaran di media sosialnya.
Saudaranya, Muhammad Waseem dinyatakan bersalah atas pembunuhan tersebut dan dijatuhi hukuman penjara seumur hidup oleh pengadilan di kota Multan timur pada hari Jumat, (27/9/2019) waktu setempat.
Enam lainnya dibebaskan dari segala tuduhan, termasuk dua saudara laki-laki Baloch yang lain, sepupunya, seorang tetangga, seorang sopir, dan seorang ulama Muslim.
Waseem mengakui bahwa dia mencekik saudara perempuannya karena kegiatan media sosialnya, yang telah menimbulkan kemarahan di negara-negara Asia Selatan yang berpaham konservatif.
Baloch telah memposting foto dan video di Facebook yang dijelaskan dalam peliputan kasus ini sebagai 'provokatif.'
Baca Juga: Gara-gara Bongkar Kejanggalan Anggaran Lem Aibon Rp 82,8 Miliar, Politisi PSI Ini Kena Sanksi
Dalam beberapa postingan tersebut, dia sering menulis bahwa dia berusaha mengubah 'pola pikir ortodoks yang khas' dari orang-orang Pakistan.
Postingannya sering mengundang pelecehan misoginis dan ancaman kematian,namun ia terus mengacuhkan kritiknya dan terus memposting secara online.
Pembunuhannya menimbulkan kehebohan ke seluruh penjuru Pakistan dan memicu kesedihan di media sosial.
Hal ini mendorong pemerintah negara Pakistan untuk memperketat undang-undang guna memastikan bahwa para pembunuh tidak akan bebas, bahkan jika anggota keluarga memaafkan mereka.