Suar.ID - Belakangan nama Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok kembali menjadi perbincangan publik.
Hal itu lantaran dirinya ditunjuk sebagai Komisaris Utama Pertamina.
Dilansir dari Kompas.com, Penunjukkan Ahok tersebut diungkapkan langsung oleh Menteri BUMN Erick Tohir ketika berada di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Jumat (22/11/2019).
Ditunjuknya Ahok sebagai Komisaris Utama Pertamina langsung menuai polemik, banyak pihak yang menolak.
Salah satunya terkait rekam jejak Ahok yang pernah tersandung kasus hukum dan dipenjara selama 2 tahun.
Namun, dikutip dari Kompas.com, jika mengacu Pasal 45 ayat (1) UU Nomor 19/2003 tentang BUMN yang dilarang menjabat sebagai calon direksi BUMN adalah seseorang yang pernah melakukan tindak pidana yang merugikan keuangan negara.
Sementara kasus yang menjerat Ahok dinilai pelanggaran hukum yang tak merugikan keuangan negara.
Hal senada disampaikan oleh Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Mahfud MD yang mengatakan bahwa BUMN bukan badan hukum publik, tetapi badan hukum perdata.
Sehingga untuk jabatan Komiasaris BUMN masih memungkinkan untuk Ahok dan tidak bertentangan dengan peraturan yang ada.
"Badan hukum perdata itu tunduk pada undang-undang PT (Perseroan Terbatas), tunduk ke situ. Bukan undang-undang ASN," kata Mahfud, dikutip dari Kompas TV, Sabtu (16/11/2019).
"Jika Ahok ditunjuk sebagai pejabat publik, itu baru tidak boleh," lanjut dia.
Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok
Berbeda halnya dengan saat Ahok digadang-gadang menjadi calon wakil presiden dan menteri.
Untuk jabatan tersebut, peluang Ahok memang tertutup karena secara hukum Ahok tidak dapat memenuhi syarat.
Syarat-syarat untuk menjadi calon presiden dan calon wakil presiden sudah diatur dalam Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum.
Pada Pasal 227 huruf (k), salah satu syarat pendaftaran pasangan calon presiden dan wakil presiden adalah bakal calon tidak pernah melakukan tindak pidana yang diancam dengan pidana penjara 5 tahun.
Begitu juga untuk posisi menteri dengan mengacu pada Undang-undang Nomor 39 Tahun 2008 pasal 22.
Akibat kasus yang pernah menjerat Ahok hingga ia dipenjara 2 tahun memang membuat langkah Ahok terbatas, namun rupanya kini ia tetap bisa kembali menduduki jabatan penting di Indonesia.
Menilik ke belakang, peramal Denny Darko sebelumnya pernah menerawang nasib Ahok.
Saat itu Denny Darko meramalkan tentang pernikahan Ahok dan Puput Nastiti Devi, namun tak lupa menyinggung nasib karier Ahok ke depan.
Ramalannya itu diunggah Denny Darko pada Selasa (9/7/2019).
Untuk meramal Ahok, Denny Darko mengambil 4 buah kartu tarot secara acak.
Kartu pertama yang dibuka adalah kartu The Tens of Wands, yang dijelaskannya bahwa ada beban di balik pernikahan Ahok yang diduga dilaksanakan secara sembunyi-sembunyi.
Denny Darko meramal nasib Ahok
"Kartu pertama The Ten of Wands ini menunjukkan Pak Ahok ini sebenarnya masih terbebani," ungkap Denny Darko.
"Ada bebannya itu, dia masih menyayangi keluarganya, mantan istri, anak-anaknya. Dia gak mau ini jadi polemik yang dibicarakan banyak orang," tuturnya.
Membaca kartu tersebut, Denny Darko juga menyinggung perpindahan agama sebagai salah satunya alasan Ahok dan Puput tak mempublikasikan pernikahan.
Kemudian pada kartu kedua keluar kartu The Six of Swords.
Untuk kartu tarot kedua ini, Denny Darko ungkap nasib Ahok BTP pasca menikah, apakah menjadi politisi atau pengusaha.
Ahok jadi Komisaris Utama Pertamina
Dalam terawangannya berdasarkan kartu The Six of Swords, Denny Darko menerawang hasilnya, bahwa Ahok tidak akan menjadi pengusaha, melainkan Ahok BTP akan menjadi politikus kembali dengan tujuan menjadi wakil rakyat dan menyampaikan aspirasi rakyat.
"Kartu kedua, The Six of Swords, sebuah kepindahan, sesuatu yang berhenti terus berpindah secara perlahan dengan mempertimbangkan banyak rasa. Sepertinya pak Ahok tidak akan menjadi pengusaha, sepertinya dia akan kembali lagi menjadi politikus, atau menjadi orang yang ingin mewakili rakyat atau masyarakat luas untuk menyampaikan aspirasinya," ucap Denny Darko.
Sehingga, dalam ramalannya Ahok kini menjaga langkah dan pergerakannya dengan sangat hati-hati.
"Oleh karena itu semuanya dijaga dengan baik-baik, tidak mengungkap sesuatu yang memancing polemik dan prahara. Sepertinya ini dilakukan dengan sangat berhati-hati. Amat sedikit pemberitaan tentang Pak BTP, itu memperkuat bahwa apa yang akan dilakukannya secara hati-hati, gak mau digembar-gemborkan," ungkapnya.
Meski demikian, Denny Darko tidak menyebutkan Ahok bakal jadi gubernur lagi atau tidak.
Baca Juga: Netizen Kaget Melihat Foto Istri Komisaris Utama PT Pertamina sedang Menggendong Bayi, Anak Siapa?
Denny Darko melanjutkan ke kartu tarot ketiga yang berlambangkan 3 buah pentacles.
Rupanya, menurut analisa Denny Darko, Ahok akan kembali comeback menyapa masyarakat.
"Saat ini beliau sedang menjumpai seseorang yang beliau anggap sebagai ahli untuk menunjukkan karirnya akan kemana. Dan semua orang menantikan siapa sebenarnya yang ditemui dan beliau ini akan berpihak ke mana. Semoga dengan Three of Pentacles akan semakin jelas beliau akan mempersiapkan comeback-nya yang mungkin akan fenomenal dalam akhir tahun atau awal tahun. Beliau yang saya pikir akan jadi pengusaha akan tetap menjadi seorang politisi," ujar Denny Darko.
Sebagai penutup, untuk kartu tarot keempat, Denny Darko kembali mengucapkan doanya untuk Ahok dan Puput Nastiti Devi yang semoga jadi pernikahan terakhir mereka.
Juga menyinggung tentang hadirnya buah hati di tengah-tengah pernikahan mereka.