Baru Saja Abu Bakr Al Baghdadi Tewas, ISIS Sudah Punya Pemimpin Baru, Benarkah Bekas Anak Buah Saddam Hussein?

Selasa, 29 Oktober 2019 | 18:00
Kolase The Sun dan CNN

Baru Saja Abu Bakr Al Baghdadi Tewas, ISIS Sudah Punya Pemimpin Baru, Benarkah Bekas Anak Buah Saddam Hussein?

Suar.ID -Gerakan radikal ISIS kembali mendapat pukulan telak.

Hal ini terjadi setelah pimpinan tertinggi mereka, Abu Bakr al-Baghdadi, tewas dalam serangan militer Amerika Serikat.

Sebelumnya, Baghdadi dikabarkan tengah mengalami sakit keras.

Dilansir Al Arabiya, sepupu Abu Bakar al-Baghdadi, Rabah Ali Ibrahim Ali al-Badri, yang mengungkap kabar tersebut.

Baca Juga: BERITA TERPOPULER: Abu Bakar Al-Baghdadi si Pemimpin ISIS Diklaim sebagai Agen Mossad hingga Pose Jennifer Jill saat Keramas di Kolam

Ali al-Badri tengah diadili di pengadilan Irak, dan bersaksi terkait keberadaan Abu Bakar al-Baghdadi.

Menurut Al-Badri, dia sangat dekat dengan Abu Bakar al-Baghdadi, hingga tahu banyak soal sepupunya itu.

"Aku sangat dekat dengan al-Baghdadi, kami besar bersama, tapi kemudian berpisah di tahun 80-an," ujar Al Badri.

Menurutnya, ia dan Baghdadi berpisah ketika melanjutkan jenjang pendidikan.

Baghdadi berkuliah di Baghdad hingga dia memperoleh gelar doktor.

Baca Juga: Dikabarkan Tewas Bunuh Diri, Abu Bakar Al-Baghdadi si Pemimpin ISIS Diklaim sebagai Agen Mossad, Foto Ini Buktinya!

Keluarga Al Badri juga merupakan pengikut setia ISIS.

"Saat itu ISIS berkuasa di banyak daerah, keluargaku bersumpah untuk setia ke ISIS, karena hampir semua penduduk juga melakukan hal yang sama," kata Al Badri, kepada hakim pengadilan.

Al Badri mengatakan, saat tinggal di daerah kekuasaan ISIS, dia bekerja di sektor pertanian.

Menurutnya, sektor itu menjadi bagian paling penting di ISIS.

Baca Juga: Pemimpin ISIS Abu Bakar al-Baghdadi Dilaporkan Tewas Bunuh Diri, Dua Istrinya Juga Meninggal dalam Baku Tembak

Al Badri mengaku bahwa ia tak pernah berkomunikasi lagi dengan Al Baghdadi, sejak pasukan Irak memukul balik ISIS.

Ia mengatakan, saat itu, kakak Al Baghdadi, mengingatkan agar jangan ada yang mencoba bertemu dengan Al Baghdadi.

"Kakaknya adalah pengawal kepercayaannya, dan dia bertanggung jawab melindungi Al Baghdadi. Aku tak berani menghubungi Baghdadi," kata Al Badri.

Tapi, suatu saat, kakak Al Baghdadi tiba-tiba datang dan menawarkan untuk mengajak Al Badri bertemu dengan Al Baghdadi.

Baca Juga: Polisi Sebut Pelaku Penusuk Wiranto Diduga Terpapar Paham ISIS!

Untuk merahasiakan lokasi tempat tinggal Al Baghdadi, Al Badri menuju ke sana dengan mata tertutup.

Tapi ia masih bisa memperkirakan di mana lokasi Al Baghdadi tinggal.

"Al Baghdadi tinggal di rumah kecil yang luasnya tak lebih dari 150 meter,"

"Dia tinggal tak jauh dari al-Shaafah, sebuah kota di Suriah,"

"Perjalanan ke sana memakan waktu 10-15 menit, saya yakin dia masih tinggal di sekitar sana," ujar Al Badri.

Al Badri juga mengatakan, dia melihat Al Baghdadi dalam kondisi lemah.

Baca Juga: Mak Comblang yang Rekrut Pengantin ISIS Shamima Begum Ingin Kembali ke Inggris, Mengaku Hanya Ingin Kembali Hidup Normal

Al Baghdadi, kata Al Badri, ternyata tengah sakit parah.

Dia mengalami sakit setelah menjalani operasi di telinga kirinya.

"Dia (Al Baghdadi) juga cerita, kalau selama menghilang, dia tahu perkembangan di luar,"

"Dia bicara soal kudeta yang diorganisir oleh pemimpin negara Arab dan negara luar negeri,"

"Menurutnya, orang-orang Tunisia yang membawa konflik ini, dan menyebut tak ada negara khalifah," kata Al Badri, dikutip dari media Irak.

Baca Juga: ISIS Mulai Putus Asa karena Tak Ada yang Sudi Lagi Jadi Pengantin Bom Bunuh Diri, Hewan Tidak Berdosa Ini Mereka Gunakan sebagai Senjata untuk Meneror Warga

Tewas Bunuh Diri

Panglima ISIS, Abu Bakr al-Baghdadi diyakini tewas dalam sebuah serangan yang diluncurkan oleh Amerika Serikat yang berlangsung di Idlib, Suriah, sebagaimana dilaporkan sejumlah media AS, Minggu (27/10/2019).

Baghdadi diyakini tewas meledakkan dirinya sendiri saat diserang oleh Tentara Amerika.

Dia menjadi target utama operasi rahasia militer Amerika yang diprakarsai langsung oleh Presiden AS, Donald Trump.

Baca Juga: BERITA TERPOPULER: Ditikung dengan Cara 'Kotor' Oleh Teman Sekantor hingga Strategi Putus Asa ISIS Gunakan Sapi untuk Meneror

Dilansir Daily Mail, pemerintah AS akan segera mengonfirmasi kabar ini.

ABC News mengaku mendapat informasi dari sumber di dalam Gedung Putih, pihak AS saat ini tengah melakukan otopsi untuk memastikan kematian Baghdadi.

Gedung Putih mengumumkan, Trump akan merilis pengumuman resmi Minggu pukul 09.00 waktu setempat, tanpa memberi rincian lebih lanjut.

Presiden AS, Donald Trump sendiri membuat publik makin penasaran denganTweet misteriusnya.

Trump menulis : "Sesuatu yang besar telah terjadi."

Baca Juga: Mulai Putus Asa, ISIS Gunakan Hewan yang Sudah Dilengkapi Rompi Peledak Ini sebagai Senjata Baru Meneror Warga Sipil

Baghdadi, sudah lama jadi target incaran utama militer Amerika Serikat.

Ia merupakan pendiri gerakan radikal ISIS, yang mengeluarkan fatwa untuk halal membunuh orang-orang yang dianggap tidak sealiran dengan ajarannya.

Terakhir, ia muncul dalam video saat meminta para anggota ISIS yangsemakin di ambang kekalahan, untuk terus melawan.

Namun, kematian Al Baghdadi nyatanya belum membuat ISIS bubar.

ISIS langsung menunjuk pria bernama Abdullah Qardash sebagai pimpinan baru mereka.

Baca Juga: Pernah Diancam Penggal oleh ISIS karena Main Film Dewasa Pakai Jilbab, Mia Khalifa: Video-video Itu Telah Menghancurkan Hidup Saya

Siapa Abdullah Qardash?

The Sun
The Sun

Ia bukanlah orang baru di ISIS.

Bahkan, sebelum Baghdadi tewas, atau pada bulan Agustus tepatnya, Qardash secara de facto sudah mengisi peran Baghdadi sebagai pimpinan ISIS.

Saat itu, sakit diabetes yang diderita Baghdadi makin parah, sehingga Baghdadi mobilitasnya semakin terbatas dalam memimpin ISIS.

Baca Juga: Pernah Bakar Tawanan Hidup-hidup dan Penggal Kepala Tawanan dalam Siaran Langsung, Inilah Kisah Pemimpin ISIS Paling Brutal!

"Baghdadi hanya jadi simbol saja. Dia tidak terlibat dalam operasi harian. Dia hanya bilang ya atau tidak saja, tapi tak terlibat dalam perencanaan aksi," kata sumber di pemerintahan AS kepada Newsweek.

Abdullah Qardash, punya panggilan The Professor, dikenal sebagai mantan anak buah Saddam Hussein.

Dia dekat dengan Baghdadi, 48 tahun, semenjak mereka berada satu sel penjara di Basra.

Qardash dan Baghdadi pernah ditangkap militer AS, setelah keduanya dituding terlibat dalam gerakan Al Qaeda pada 2003.

Baca Juga: Anggota ISIS Sedang Hamil yang Disiksa Sampai Tewas Diduga Berasal dari Indonesia, Pemerintah Lakukan Penyelidikan

Di penjara itulah, Baghdadi mencuci otak para tahanan, dan membuat propaganda gerakan khalifah.

Sejak saat itu juga, Qardash, yang usianya masih misterius hingga kini, mengabdikan diri untuk setia bersama Al Baghdadi.

Qardash, yang juga berkebangsaan Irak, menduduki posisi pengambil keputusan penting di ISIS.

Dia dipanggil profesor, dan tak ada yang tahu mengapa dia mendapat julukan ini.

Baca Juga: Kisah Budak Seks ISIS yang Mengaku Pernah Tak Sadar Memakan Bayinya Sendiri yang Dihidangkan dengan Nasi

Qardash dikenal sebagai sosok yang membuat aturan-aturan kejam di ISIS.

Qardash juga menjadi orang kepercayaan Abu Alaa al-Afri, tangan kanan Baghdadi, yang tewas dalam sebuah serangan helikopter militer AS pada 2016.

Meski demikian, naiknya Qardash sebagai pimpinan ISIS, dikabarkan mendapat tantangan dari dalam ISIS sendiri.

Sebagian, dikabarkan tak senang dengan gaya kepemimpinan Qardash.

Baca Juga: 3 Militan ISIS yang Merekam Adegan Pemenggalan 2 Wanita Cantik yang sedang Liburan Akhirnya Dihukum Mati

Saat ini, ISIS dikabarkan terbagi menjadi tiga fraksi kepemimpinan, yakni golongan Tunisia, Arab Saudi dan Irak.

Militer Amerika dan sejumlah pengamat telah memperingatkan bahwa ISIS akan melancarkan serangan balasan, meski tengah mengalami vakum kepemimpinan.(Aji Bramastra/Tribun Solo)

Artikel ini telah tayang di Tribun Solo dengan judulSosok Abdullah Qardash Panglima Baru ISIS, Si Kejam yang Pernah Mengabdi untuk Saddam Hussein

Tag

Editor : Moh. Habib Asyhad

Sumber Daily Mail, CNN, The Sun, Al Arabiya, Newsweek, Tribun Solo