Suar.ID -Seperti yang diberitakan sebelumnya, Al Baghdadi dikabarkan telah tewas.
Pemimpin ISIS ini tewas usai meledakkan rompi bom bunuh dirisetelahsadardirinya tidak memiliki kesempatan melarikan diri.
Bahkan kedua istrinya juga dilaporkan tewas dalam baku tembak dengan pasukan AS.
Menurut media AS yang mengutip sumber internal memberitakan, bahwa pemimpin ISIS ini telah menjadi target operasi yang sudah disetujui oleh Trump langsung.
Seorang pejabat AS sempat mengatakan bahwa operasi rahasia telah dilakukan di salah satu benteng ISIS di Suriah.
Misi dari operasi ini adalah menemukan target 'bernilai tinggi'yang diduga adalah Al-Baghdadi.
Sumber dari militer mengkonfirmasi kepada kantor berita Reuter bahwa AS telah melancarkan operasi terhadap pemimpin ISIS.
Sayangnya mereka tidak mengungkapkan berhasil atau tidaknya misi tersebut.
Baca Juga: Polisi Sebut Pelaku Penusuk Wiranto Diduga Terpapar Paham ISIS!
Sedangkan Departemen Pertahanan AS dengan keyakinan yang sangat tinggi telah mengkonfirmasi bahwa Al-Baghdadi telah tewas.
Operasi tingkat tinggi dari Joint Special Operation Command dilaporkan telah dilakukan pada Sabtu (26/10).
Bahkan sebuah bukti rekaman juga diklaim menunjukkan saat Al-Baghdadi diyakini telah melakukan bunuh diri.
Terlihat beberapa ledakan dan juga bisa terdengar dalam klip rekaman dalam sebuah kegelapan yang sudah dirilis oleh para aktivis Suriah.
Sebuah bola api besar terlihat meledak di langit-langit diikuti oleh asap dan beberapa suara ledakan yang sangat memekakan telinga.
Agen Mossad
Sebelum Al-Baghdadi tewas diketahui rupanya pemimpin ISIS ini merupakan agen Mossad.
Hal ini dibongkar oleh mantan pekerja US National Security Agency (NSA) yang bernama Edward Snowden.
Dilansir Intisari.ID,Edward Snowden menyebut bahwa pemimpin ISIS ini rupanya adalah seorang agen Mossad yang berdarah Yahudi.
Diketahui nama asli Al Baghdadi ini adalah Emir Daash alias Simon Elliot alias Elliot Shimon.
Baca Juga: Hati-hati! 3 Bagian Tubuh ini Jangan Sampai Disentuh saat Berhubungan Intim, Bisa Fatal Akibatnya
Simon rupanya dilatih dan direkrut oleh Mossad untuk memata-matai serta melancarkan perang urat-saraf dengan masyarakat Arab dan muslim.
Snowden juga mengungkapkan bahwa Al-Baghdadi sejatinya bekerja sama dengan intelejen Amerika Serikat, Inggris serta Mossad.
Misi utamanya sendiri adalah menciptakan sebuah organisasi yang mampu menarik ekstrimis seluruh dunia.
Sebagai penguat bahwa pemimpin ISIS ini adalah agen Mossad, media Iran juga mengugkapkan bahwa Al-Baghdadi adalah sorang agen yang sangat terlatih.
Ia juga memiliki nama lain yaitu Ibrahin ibn Ibrahim Al Badri Arradoui Hoseini.
Demi memuluskan aksinya ini, Al-Baghdadi direkayasa terlibat dalam gerakan militer dengan menciptakan kelompok-kelompok ekstrimis di negara yang dianggap sebagai ancaman oleh Israel.
Beberapa negara tersebut adalah Irak, Sudan, Mesir, Tunisia, Suriah, dll.
Jika mengacu pada penuturan yang diungkapkan oleh Snowden, maka itulah kira-kira proses awal pembentukan ekstrimis macam ISIS.
“Badan intelijen AS, Inggris, Israel, menciptakan organisasi teroris yang bisa menghimpun ekstrimis di seluruh dunia yang diistilahkan dengan ‘the hornet’s nest’,” papar Snowden seperti dilaporkan Global Research.
Dengan beragam teror yang disebarkan oleh kelompok ekstrimis ini, nantinya Israel akan selalu datang sebagai pahlawan yang menghancurkan ISIS.
Skenario inilah yang rupanya digunakan untuk memuluskan langkah zionis dalam membangun Israel Raya di seantero Timur Tengah dengan pemimpin ISIS yang rupanya adalah agen Mossad ini sebagai aktor utamanya.
Baca Juga: Ramalan Zodiak Hari Ini Senin 28 Oktober 2019: Scorpio, Ayo Olahraga dan Rasakan Manfaatnya!