Suar.ID -Seorang Polwan berinisial NOS yang bertugas di Maluku Utara telahtelah terpapar radikalisme.
Wanita berusia 23 tahun ini bahkan sudah dua kali berurusan dengan Densus 88 Antiteror.
Pertama, ia diamankan oleh Polda Jatim di Bandara Juanda, Jawa Barat pada Mei 2019 lalu.
Sedangkan yang terakhir, ia diamankan dalam penyidikan Densus 88 di Yogyakarta pada akhir September 2019.
MengutipANTARA, Kepala Biro Penerangan Masyarakat Polri Brigjen Pol Dedi Prasetyo mengatakan bahwa Bripda NOS kini sudah dipecat dari kepolisian.
Ini dilakukan karena NOS terdeteksi telah terpengaruh kelompok teroris Jamaah Ansharut Daulah (JAD).
"Dia sudah dipecat,"ujar Brigjen Dedi di Mabes Polri, Jakarta, Jumat (11/10).
Dedi sendiri mengatakan Polri tidak pandang bulu dalam menagani berbagai kasus terorisme.
"Kami tegas, siapa pun, baik masyarakat atau polisi yang masuk jaringan teroris, kalau terbukti akan dihukum," lanjutnya.
Menurut hasil pemeriksaan Densus 88 Antiteror, NOS diduga telah terpengaruh paham radikal yang cukup dalam.
Meski awalnya diketahui bahwa NOS mempelajari paham radikal ini secara otodidak dan hanya melalui media sosial saja.
Polisi juga menyebutkan bahwa NOS ini terkait dengan sebuah kelompok JAD Bekasi dengan pimpinan yang bernama Fazri Pahlawan.
Namun untungnya Fazri Pahlawan ini sudah berhasil ditangkap oleh Densus di Tambun Selatan, Bekasi, Jawa Barat pada 23 September 2019 lalu.
Tak hanya itu polisi juga menyebutkan bahwa NOS telah dipersiapkan oleh JAD untuk menjadi 'pengantin'.
"Dia (NOS) dipersiapkan sebagai suicide bomber," katanya.
Terpapar radikalisme lewat media sosial
Kepala Bagian Penerangan Umum Polri Kombes Pol Asep Adi Saputra mengatakan bahwa dari hasil pemeriksaan yang sudah dilakukan oleh Densus 88, NOS diduga sudah dipengaruhi oleh kelompok ini cukup dalam.
"Terpapar mendalam," katanya.
Melansir Kompas.com, diketahui NOS pada awalnya mempelajari radikalisme secara otodidak melalui media sosial yang ada.
"Hasil pemeriksaannya, sudah terpapar (radikalisme), begitu juga dilihat dalam media sosialnya. Yang bersangkutan aktif terafiliasi dengan JAD," ujar Asep saat ditemui Kompas.com di Bareskrim Polri, Rabu (9/10).
Asep juga mengatakan bahwa hal ini memperjelas bahwa NOS memiliki keterkaitan dengan jaringan teroris yang yang sudah diamankan oleh kepolisian sejak dua minggu lalu di Bekasi.
Jaringan teroris ini diketahui adalah Abu Zee.
Tak hanya itu NOS juga sudah dipastikan memiliki hubungan dengan jaringan JAD.
Seperti yang diketahui JAD adalah dalang dari beberapa aksi terorisme di Indonesia.
Salah satunya adalah teror bom yang terjadi di Surabaya pada 2018 lalu.
Asep mengatakan, saat ini polisi sedang mendalami apakah NOS pernah membocorkan informasi dari kepolisian kepad jaringan teroris tersebut.
"Masih kami dalami (apakah memberi informasi polisi atau tidak), yang jelas yang bersangkutan ini aktif membangun hubungan dengan JAD," kata dia.