Suar.ID - Meski kesedihan tetap terlihat pada wajah Ammar Zoni ketika menguburkan bayi kembarnya, namun ia pun tampak menunjukkan ketegaran.
Didampingi banyak kerabatnya, ia menguburkan putri pertamanya tanpa Irish Bella.
Ia pun memeluk erat kedua putrinya sebelum melepasnya ke liang lahat.
Saat itu, diketahui Irish Bella masih harus menjalani perawatan.
Namun, ia tetaplah seorang ayah yang kehilangan.
Dan rupanya suami Irish Bella ini sempat pingsan saat mengetahui kabar bayi kembarnya meninggal.
Kesedihan masih menyelimuti Ammar Zoni dan Irish Bella pasca kehilangan calon bayi kembarnya pada Minggu (7/10/2019).
Calon anak kembar Irish Bella dan Ammar Zoni yang berusia 26 minggu atau 6 bulan meninggal saat di dalam kandungan.
Putri kembar Irish Bella serta Ammar Zoni tersebut diberi nama Alona Aisyah Bella Akbar dan Alora Khadijah Bella Akbar.
Mendengar kabar yang mengagetkan tersebut, Ammar Zoni akui dirinya sempat pingsan.
Hal tersebut diceritakan oleh sahabat Ammar Zoni dan Irish Bella, Cholidi saat membesuk ke rumah sakit.
Mengutip tayangan video di kanal YouTube Intens Investigasi pada Rabu (9/10/2019), Cholidi pun membeberkan curhat Ammar Zoni.
"Ammar Zoni tadi cerita pada saya, 'Saya sebenernya yang lebih gak kuat. Karena sempat pingsan' Ammar ngomong gitu kepada saya," katanya.
Cholidi menyimpulkan jika Irish yang ternyata lebih tabah dan berusaha menguatkan Ammar.
"Kaget pastinya. Dia juga bilang, 'Justru istri saya Mas Cholidi yang nguatin saya," ujarnya.
"Jadi justru Irish Bella yang nguatin. Mereka berdua juga pasangan yang solid dan bagus, jadi ya saling menguatkan," tandasnya.
Salut melihat ketabahan Irish di hadapan suaminya demi menguatkan satu sama lain.
"Sang istri mungkin berusaha lebih siap ya. Karena sebagai seorang ibu mungkin lebih berat aslinya. Tapi dihadapan suaminya, dia berusaha menguatkan," jelasnya.
"Saya rasa ada jiwa dan hati yang besar diantara mereka berdua untuk nerima ini," imbuhnya.
Cholidi juga sempat membeberkan kondisi Irish Bella usai melahirkan.
"Kondisi Ibel alhamdulilah sudah bisa menerima, tabah. Saya lihat dia sudah bisa ikhlas," ucapnya.
"Ibel juga senyum pada kita semua. Mudah-mudahan kondisi kesehatannya terus membaik dan dia juga sudah mulai recovery kesehatannya," terangnya.
Cholidi mengatakan jika pasangan ini dapat mengambil hikmah dari kejadian yang mereka alami.
"Saya rasa ada hikmah besar di balik ini semua. Insya Allah ada ganti dan rezeki lebih besar yang diberikan oleh Allah," pungkasnya.
Calon anak kembar Irish Bella dan Ammar Zoni tersebut mengalami gangguan hingga menyebabkan kematian.
Menurut Gatot Abdurrazak, Sp.OG, selaku dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi Subspesialis Fetomaternal, saat Irish datang ke rumah sakit keadaannya sudah cukup bahaya.
Jadi Irish datang Jumat pagi udah stage 4 (kondisi bahaya)," ungkap di Rumah Sakit Jantung Harapan Kita, Jakarta Barat pada Senin (7/10/2019).
"Janin yang resipien (penerima darah) udah bengkak jantungnya. Seluruh tubuh bengkak dan pertumbuhannya kecil," terangnya.
Dalam siaran pers yang diberikan pihak rumah sakit, kehamilan kembar TTTS (Twin to Twin Transfusion Syndrome) yang terjadi pada Irish Bella merupakan kembar satu plasenta.
Di mana plasentanya saling berhubungan, sehingga janin pertama memberikan darah pada janin kedua.
"Minggu pagi saya datang visit, detak jantung masih ada, tapi ibunya tekanan darahnya naik, mirror syndrome udah naik," papar dr. Gatot Abdurrazak.
Dikutip Kompas.com yang mengutip dari Jurnal A&A Practice dari International Anesthesia Research Society (IARS), mirror syndrome adalah kondisi komplikasi kandungan yang langka dan mengancam nyawa ibu beserta bayinya.
Penyakit ini dikenal juga sebagai sindrom ballantyne, maternal hidrops, triple edema, dan pseudotoksemia.
Sementara itu, kondisi klinisnya pertama kali ditemukan pada 1892 oleh John W Ballantyne.
Mirror syndrome cenderung sulit teridentifikasi.
Namun, biasanya penyakit ini berasosiasi dengan kehamilan dan membahayakan kesehatan ibu dan bayinya.
Identifikasi awal dari Ballantyne atau mirror syndrome biasanya adalah sebuah sindrom maternal edema selama kehamilan akibat isoimunisasi rhesus.
Edema sendiri merupakan pembengkakan pada anggota tubuh akibat penimbunan cairan di dalam jaringan.
Pembengkakan ini biasanya terjadi pada tangan, lengan, kaki, dan pergelangan kaki.
Isoimunisasi adalah proses pembentukan antibodi terhadap antigen individu lain yang berbeda.
Edema juga terjadi pada kandungan, baik karena penyebab imun maupun non imun.
Tanda-tanda khusus dari edema tersebut adalah, baik ibu maupun janin terlihat seperti cermin satu sama lainnya.
Penyebab mirror syndrome di antaranya adalah isoimunisasi rhesus, sindrom twin-twin transfusion, infeksi virus, malinformasi janin, tumor janin atau plasenta.
Mirror syndrome berasosiasi dengan tanda-tanda pada kematian janin dan kerentanan ibu.
Proses penjangkitan penyakit ini belum diketahui.
Mirror syndrome dapat diketahui pada usia kehamilan 22,5 minggu hingga 27,8 minggu.
Sementara itu, pengobatan biasanya mendahulukan ibu, kecuali jika janin memiliki probabilitas untuk disembuhkan selama berada di utero.
Kondisi ibu cenderung akan membaik secara drastis setelah melahirkan atau kematian janin.
Kondisi-kondisi atau gejala yang dialami pada ibu akibat mirror syndrome akan hilang setelah perawatan ataupun persalinan (rata-rata 8,9 hari).
Baca Juga: Tak Terima Dirampok, Sopir Truk Tabrak Mobil Perampok di Gerbang Tol Balaraja, Beginilah Aksinya
Terkadang, proses persalinan bayi akan sulit akibat fetal ascites yang besar hingga menyebabkan obstruksi.
Berdasarkan penjelasan yang diperoleh dari publikasi Sultan Qaboos University Medical Journal, fetal ascites merupakan kondisi abnormal yang biasanya dilaporkan dalam hubungannya dengan penyebab non imun.
Kemungkinan kematian janin pun tinggi, terutama ketika ascites berkembang sebelum usia 24 minggu dari kehamilan.
Pada kasus besarnya fetal ascites dalam mirror syndrome, persalinan dapat dilakukan pada kasus ini setelah aspirasi cairan ascites tersebut.
Sementara itu, tindakan yang dapat dilakukan pada kondisi mirror syndrome salah satunya bergantung pada fetal hydrops.
Fetal hydrops adalah kondisi serius pada janin, yaitu akumulasi abnormal dari cairan pada dua atau lebih dari bagian janin, mencakup ascites, efusi pleural, efusi perikardian, dan edema kulit.
Ketika penyebab spesifik dari fetal hydrops dapat diidentifikasi dan diperbaiki melalui perawatan utero, penyembuhan dari sindrom Ballantyne dapat terjadi.
Akan tetapi, ketika penyebab dari fetal hydrops tidak dapat diidentifikasi dan disembuhkan, persalinan perlu segera dilakukan untuk menghindari kematian janin dan komplikasi maternal.
Proses terjangkitnya sindrom ini masih belum diketahui meskipun banyak postulat yang telah dibuat.
Berkali-kali upaya yang dilakukan masih belum mendapatkan hasil untuk mengetahui penyebab fetal hydrops meskipun telah dilakukan investigasi mendetail.
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Ammar Zoni Akui Pingsan Dengar Bayi Kembar Irish Bella Meninggal, Sahabat: Mereka Pasangan Solid