Suar.ID - Rina Nose nampaknya sudah benar-benar geram dengan netizen yang selalu menghujatnya.
Ia pun membuat surat terbuka kepada netizen yang kerap meluapkan kebencian terhadapnya.
Ia mengunggah sepuluh foto tangkapan layar yang memperlihatkan komentar netizen dan bagaimana ia menjawab di akun Instagram-nya, @rinanose16, pada Minggu (29/9/2019).
Komedian itu memulai surat terbukanya ini dengan kalimat, "Kepada para pembenci, bolehkah saya bertanya," tulisnya dalam keterangan foto.
Rina Nose mempertanyakan kelembutan hati para haternya terhadap sesama manusia.
"Dari mana kalian yang selalu menghujat itu mendapat pelajaran-pelajaran dan latihan untuk membenci orang lain yang berbeda? Untuk tidak saling menghargai terhadap individu lainnya? Siapa yang mengajari anda-anda untuk menghakimi dan menilai orang lain yang berbeda dengan kalian itu salah jalan," ucapnya.
Kemudian, Rina mempertanyakan tentang arti kebebasan.
"Apakah dalam konsep berpikir anda kebebasan itu artinya berbuat sesuka hati, tanpa batas, berbuat seenaknya dsn hanya melulu bermuara pada hal-hal buruk?," tanya Rina.
Baca Juga: Dokter Bingung, Wanita Ini Menolak Dioperasi Caesar Darurat karena Alasan yang Tidak Lazim Ini
"Berbuat sesuka hari yang jahat dan negatif dan membahayakan perkehidupan? Tunggu dulu!! Jika betul begitu, saya sangat-sangat prihatin dengan kualitas moral dan mental anda!," paparnya.
Rina pun melanjutkan pesan menohoknya untuk para pembenci.
Kata Rina, semua yang dilakukan atas dasar kesadaran.
"Hanya orang bermoral rendah yang akan melakukan perbuatan buruk jika memungkinkan dan memiliki kesempatan. Dia hanya baik jika diawasi ancaman dan hukuman. Pemikiran yang luhur tidak memiliki konsep kejahatan! Semua yang buruk dieliminasi oleh kecerdasan moral dan spiritual untuk memilih yang baik dan ideal. Semua atas dasar kesadaran," jelas dia.
Lebih lanjut, Rina menulis soal tujuan kepada para pembenci.
"Tujuan cerdas adalah untuk mencapai kesempurnaan spiritual. Bukan untuk sebuah penghargaan," terangnya.
Rina kemudian bertanya perihal orang-orang yang kerap bernafsu untuk mengingatkan orang pada kebaikan.
"Mengapa kita begitu bernafsu mengingatkan orang lain pada kebaikan, sedangkan manusia sendiri sudah terlahir dengan naluri kebaikan?," terang dia.
Kemudian, Rina pun membeberkan tentang kebaikan.
Kata Rina, kebaikan tetaplah di mana pun tempatnya dan apa pun bentuknya.
"Kebaikan tetaplah kebaikan di mana pun tempatnya dan apa pun bentuknya! Jika kita melihat kebaikan hanya dari satu sudut pandang yang kita anggap paling benar, maka kita tidak akan bisa melihat kebaikan-kebaikan yang lain," jelasnya.