Suar.ID -Tinta bukan satu-satunya hal yang menempel pada tubuhmu ketika kamu menato tubuh.
Sebuah studi baru, seperti dilaporkan Daily Mail pada Rabu (28/8), menemukan, partikel logam kecil dari jarum tato yang memasuki kulitmuakan menuju ke kelenjar getah bening.
Para peneliti dari European Synchrotron Radiation Facility (ESRF) di Grenoble, Prancis, menemukan, nikel dan kromium, yang merupakan alergen (zat yang menimbulkan alergi), dikeluarkan dari jarum tato ketika pigmen tertentu digunakan.
Pigmen putih itu disebut titanium dioksida dan sering dicampur menjadi warna-warna cerah seperti biru, hijau, dan merah.
ESRF berpikir, logam berat ini dapatmenjadi penyebab mengapa beberapa orang memiliki reaksi kurang baik terhadap tato.
Mereka juga berniat menyelidiki efek kesehatannya lebih lanjut dari logam beracun yang berpotensi tercampur ke dalam tato.
Sebagai informasi, tato semakin populer di AS, terutama di kalangan remaja dan dewasa.
Sebuah jajak pendapat yang dilakukan oleh Pew Research Center menemukan, 40 persen orang berusia antara 18 dan 29 tahun memiliki setidaknya satu tato.
Setengah dari kelompok itu mengatakan mereka memiliki antara duasampai lima tato, dan 18 persen memiliki enam atau lebih tato.
Reaksi umum yang didapatkan tato adalah kemerahan dan pembengkakan atau ruam di sekitarlokasi tato.
Sebuah studi 2015 yang dilakukan oleh Universitas New York menyurvei 300 warga New York yang bertato.
Hasilnya, lebih dari 10 persen dari mereka melaporkan menderita reaksi yang negatif.
Sampai saat ini, sebagian besar ahlimenyatakan, tintalah yang menjadi penyebab reaksi negatif tersebut.
Tetapi tim di ESRF menemukan dalam penelitian sebelumnya, nanopartikel logam berada di kelenjar getah bening orang yang bertato.
Tak hanya itu, lembaga ini juga sedang berusaha menemukan hubungannya dengan alergi yang sering dirasakan oleh orang-orang yang bertato.
"Kami menindaklanjuti penelitian kami sebelumnya, dengan mencoba menemukan hubungan antara besi, kromium, nikel dan pewarna tinta," kata Ines Schreiver, seorang ilmuwan di ESRF.
"Setelah mempelajari beberapa sampel jaringan manusia dan menemukan komponen logam, kami menyadari bahwa pasti ada sesuatu yang lain ... Kemudian kami berpikir untuk menguji jarum dan itu adalah momen keberhasilan kami."
Baca Juga: Dipaksa Tampil 4 Kali Sehari, Bayi Lumba-Lumba Berusia 9 Hari Mati Saat Pertunjukkan
Dalam penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Particle and Fiber Toxicology, ESRF mempelajari sampel tinta di bawah sinar-X yang intens.
Mereka menemukan, ketika tinta tato yang mengandung titanium dioksida - pigmen putih sering bercampur menjadi warna-warna cerah termasuk biru, hijau dan merah - jarum dapat terkikis.
Namun, ini tidak terjadi ketika seniman tato menggunakan tinta karbon hitam, yang lebih lembut.
"Ada lebih banyak yang terkandung di dalam tato daripada yang terlihat oleh mata," kata penulis Hiram Castillo, seorang ilmuwan di ESRF.
“Ini bukan hanya tentang kebersihan ruangan, sterilisasi peralatan atau bahkan tentang pigmen. Sekarang kami menemukan bahwa pemakaian jarum juga berdampak pada tubuh Anda."
Baca Juga: Teman Bantu Carikan Jodoh, Wanita Ini Kaget saat Bangun Tidur Ada Banyak Orang Mengajak Nikah
Partikel logam yang ditemukan di kelenjar getah bening berkisar dari 50 nanometer - sekecil molekul DNA - hingga dua mikrometer - seukuran sel bakteri.
Nanopartikel dianggap lebih berbahaya daripada partikel yang lebih besar.
Hal ini disebabkan karena mereka memiliki keunggulan di luas permukaan per volume, yang dapat menyebabkan pelepasan bahan kimia beracun yang berpotensi lebih tinggi.
"Sayangnya, kami tidak dapat menentukan dampak pasti terhadap kesehatan manusia dan kemungkinan pengembangan alergi yang berasal dari pemakaian jarum tato," kata Schreiver.
"Ini adalah efek jangka panjang yang hanya dapat dinilai dalam studi epidemologi jangka panjang yang memantau kesehatan ribuan orang selama beberapa dekade."(Ervananto Ekadilla/Suar.ID)