Tanaman Bajakah akan Terancam Punah? Eksploitasi Telah Dimulai, Banyak Orang Mulai Menjual Bajakah hingga Rp 2 Juta per Kg!

Sabtu, 17 Agustus 2019 | 08:25
Adrie P. Saputra | Facebook Stalino

Banyak orang kini mulai menjual bajakah.

Suar.ID - Baru-baru ini tiga siswa dari SMAN 2 Kota Palangka Raya, Kalimantan Tengah, berhasil mengharumkan nama Indonesia di kancah internasional.

Ketiga siswa itu bernama Yazid, Anggina Rafitri, dan Aysa Aurealya Maharani.

Siswa-siswi tersebut berhasil meraih medali emas di Seoul, Korea Selatan, karena mereka menghasilkan temuan obat kanker dari penelitian yang mereka lakukan.

Hasil penelitian tersebut berhasil membuktikan bahwa generasi muda Kalteng dan juga generasi muda Indonesia memiliki kualitas yang mumpuni.

Baca Juga: Kisah Nenek Yazid yang Sembuh dari Kanker Payudara Stadium 4 setelah Konsumsi Air Rebusan Tanaman Bajakah

Kompas.com

3 siswa SMA yang menemukan obat kanker dari bajakah.

Siswa dan siswi tersebut membuat obat kanker dengan ramuan tradisional suku Dayak yang terbukti bisa menyembuhkan kanker hanya dalam waktu 1 hingga 2 bulan.

Nama tanaman ini adalah bajakah, yang sejauh ini hanya tumbuh di dalam hutam Kalimantan Tengah.

Berdasarkan temuan tiga siswa dari SMAN 2 Kota Palangkaraya itu, tanaman bajakah disebut bisa menyembuhkan kanker.

Penderita kanker hanya perlu minum ramuan mujarab dari pohon bajakah laiknya minum teh.

Baca Juga: Beginilah Cara Mengolah Tanaman Bajakah secara Benar Agar Ampuh untuk Menyembuhkan Kanker

Adrie P. Saputra | Facebook Stalino

Pedagang menjual bajakah yang diyakini bisa menyembuhkan kanker.

Namun berkat berita penemuan mereka yang menjadi viral, tanaman bajakah kini terancam punah.

Banyak orang kini mulai masuk ke dalam hutan di Kalimantan Tengah untuk menebang pohon bajakah dan menjualnya.

Tanaman bajakah adalah tanaman yang sulit dibudidayakan karena tumbuh di lahan gambut dan suhu lembab, di mana sinar matahari sangat minim.

Oleh karenanya, menebang pohon ini secara berlebihan jelas akan membuat tanaman ini akan segera habis dalam waktu dekat.

Adrie P. Saputra | Facebook Stalino

Harga bajakah bervariasi ada yang menjual ratusan ribu hingga jutaan per Kg.

Melansir dari Kompas (16/8/2019) Islamiah, ibunda Yazid salah satu siswa penemu obat penyembuh kanker dari tanaman bajakah, merasa gundah pasca-pemberitaan mengenai anaknya dan kayu Bajakah.

Islamiah mengatakan, kini sangat banyak orang berdatangan ke rumah untuk meminta bantuan.

Sementara bahannya (bajakah) sudah habis.

"Ada senang ada juga sedihnya. Senang karena Yazid dapat penghargaan dan sedih karena enggak bisa membantu orang yang membutuhkan kayu Bajakah itu, karena bahannya habis," ujar Islamiah, Kamis (16/8/2019).

Baca Juga: Obat Kanker Mujarab Temuan Siswa SMA di Kalteng Rencananya akan Segera Dipatenkan

Adrie P. Saputra | Facebook Stalino

Tanaman bajakah bias punah bila eksploitasi terus berlanjut.

Kayu bajakah pun kini sudah beredar di internet dan dijual online.

Ada yang menjual Rp 40 ribu per 100 gram.

Ada juga yang menjual Rp 450 ribu hingga Rp 2 juta per Kg.

Tokopedia

Bajakah dijual online hingga Rp 2 juta per Kg.

Salah satu akun Facebook Stalino Tanoto Saerang membagikan postingan yang mengkhawatirkan terkait bajakah yang mulai habis karena dieksploitasi.

Dia mengunggah foto orang-orang yang mulai berjualan batang pohon bajakah.

Dia menulis, "Butuh waktu lama, tahunan, puluhan, bahkan ratusan tahun untuk tumbuh & dalam beberapa hari akan 'lenyap' seluruh bajakah berbagai jenis dari hutan Borneo karena kesalahan informasi.

Musnah sudah tanaman harapan untuk kesembuhan umat manusia & untuk stasiun TV yang memviralkan selamat kalian menyebarkan informasi tanpa validitas data & penelitian serta uji klinis.

*Fyi: bajakah ada yang beracun, bijaksanalah sebelum jatuh korban..."

Akun Instagram @save.borneo bahkan menjelaskan bahwa banyak pohon bajakah yang ada di Kalimantan Tengah, dan mungkin banyak orang yang tidak tahu.

Banyak orang awam mungkin asal menebang berbagai jenis bajakah untuk dijual, padahal tidak semua pohon bajakah memiliki zat yang sama.

Bila eksploitasi terhadap bajakah terus berlanjut, maka dalam waktu dekat pohon itu tidak akan lagi tersisa di tanah leluhur suku Dayak karena habis untuk memenuhi kebutuhan ekonomi tanpa memperhatikan kelestarian hutan. (Adrie P. Saputra/Suar.ID)

Tag

Editor : Adrie P. Saputra

Sumber Facebook, Instagram, kompas