Fakta Terbaru Terkait Penemuan Mayat Siswi SMK yang Ditemukan Tanpa Busana, Pelaku Mengaku Sakit Hati karena Diludahi

Sabtu, 10 Agustus 2019 | 11:58
Tribunnews.com

Mayat Kristina Br Gultom (kiri) dan Rinto Hutapea (kanan).

Suar.ID - Kristina Br Gultom (20), siswi SMK Swasta Karya Tarutung ditemukan tewas tanpa busana.

Jasadnya ditemukan dalam posisi telungkup di areal perladangan warga di Dusun Pangguan Hutapea Banuarea, Kecamatan Tarutung, Kabupaten Tapanuli Utara, Senin (5/8/2019).

Sejumlah warga di lokasi kejadian menyebutkan, sosok mayat korban pertama sekali ditemukan oleh ayah korban, Sardi Gultom, dan warga lainnya yang merasa khawatir karena tak kunjung pulang ke rumah.

Penemuan mayat itu langsung dilaporkan masyarakat ke pihak kepolisian yang langsung ditindaklanjuti petugas dengan menurunkan tim Inafis.

Baca Juga: Ingin Menikah Lagi, Seorang Wanita Tega Menjadi Otak Pembunuhan Suaminya Sendiri yang Berprofesi Menjadi Tukang Cendol

Dalam waktu kurang dari 1 X 24 jam, pelaku langsung bisa diciduk oleh pihak kepolisian.

Pelaku diketahui bernamaRinto Hutapea (36).

Melansir dari Tribunnews.com (10/8/2019), sakit hati menjadi motif Rinto untuk menghabisi nyawa siswi kelas XII SMK Karya Tarutung tersebut.

Rinto adalah tetangga Kristina.

Pelaku dan korban sama-sama warga Dusun Barbaran Huta Pangguan, Desa Hutapea Banuarea, Kecamatan Tarutung, Kabupaten Taput.

Baca Juga: Pengguna Jalan Histeris Menyaksikan Pembunuhan di Siang Bolong, Tersangka dan Korban Pernah Tinggal Serumah

Kronologi

Kasat Reskrim Polres Taput, AKP Zulkarnaen Jumat (9/8/2019) siang mengatakan, dari keterangan yang didapat dari pelaku, dia tega menghabisi nyawa korban karena sakit hati.

"Pelaku mengaku dimaki dan diludahi oleh korban, sebelum dia memutuskan membunuh Kristina."

"Itu untuk keterangan sementara yang kita dapat dari pelaku," ujar Zulkarnaen, melalui pesan WhatsApp.

Zulkarnaen menjelaskan, kejadian berawal saat korban tengah berjalan di perladangan Sitolu-tolu menuju Desa Hutapea Banuarea, Kabupaten Taput.

"Pelaku pun melintas dengan menggunakan sepeda motor dan menawarkan diri untuk membonceng korban dengan alasan searah."

"Saat itu korban menolak, memaki dan meludahi pelaku," kata Zulkarnaen.

Kapolres Taput AKBP Horas Marasi Silaen menjelaskan dari seuntaian praktik pembantaian yang dilakukan Rinto, ternyata tersangka sempat menyeret korban sejauh 50 meter.

Tersangka menyeret Kristina ke areal perladangan warga yang banyak ditumbuhi semak belukar, dan korban semakin menjerit.

Wajah, pelipis, bibir kening korban pun kembali dipukul bertubi-tubi oleh Rinto Hutapea.

Korban pun mulai lunglai, dan Rinto melewati semak-semak menyeret Kristina ke jurang di bawah pohon bambu sejauh 50 meter dengan maksud menyembunyikan korban.

Baca Juga: Kisah Wanita 'Hidup Kembali', Membuat Drama Bunuh Diri Demi Bisa Kawin Lari dengan Selingkuhan, Kini Jadi Tersangka Pembunuhan

Pembantaian pun berlanjut, Rinto Hutapea membuat korban tak bernafas dengan cekikan sekuat tenaga di leher korban selama 15 menit.

Melihat korban tak bergerak lagi Rinto Hutapea mengambil telepon genggam bermerek Nokia untuk dibuang ke semak-semak.

Uang senilai pecahan Rp 5000, minyak kayu putih juga dirogoh dari kantong Korban dan dibuang tidak jauh dari pohon bambu tempat korban ditemukan.

Melihat pakaian korban tergulung-gulung akibat diseret, kata Horas, Rinto Hutapea membuka pakaian Kristina sesuai alasan yang disampaikan Rinto Hutapea berdasarkan interogasi.

Pakaian dalam seperti celana dalam, bra hingga tangtop Kristina juga dilepasnya hingga Kristina telanjang.

"Tubuh korban yang telanjang kemudian ditutupi tersangka menggunakan baju korban dengan posisi telungkup dan langsung meninggalkannya di bawah pohon bambu," jelasAKBP Horas Marasi Silaen.

Baca Juga: Dituding Siksa Fikri dkk untuk Mengaku Jadi Pelaku Pembunuhan, Kepolisian Merasa Tak Salah Tangkap

PengakuanPelaku

Pengakuan Rinto Hutapea diungkapkan saat rilis dihalaman Mapolres Tapanuli Utara di Tarutung, Kabupaten Tapanuli Utara, Jumat (9/8/2019).

Menurut pelaku, dirinya sakit hati karena diludahi dan dihina korban.

RH menjelaskan, saat itu korban menolak ajakanya untuk dibonceng naik motor.

"Aku minta dia untuk kubonceng. 'Naiklah, dek. Aku bilang gitu. Terus dia nolak."

"Dia langsung meludahi aku. Terus dia cakap kotor samaku," sebut Rinto Hutapea lagi.

Rinto membantah memaksa membonceng korban.

Sebelum bertemu korban, Rinto mengaku sempat menenggak tuak sebanyak tiga gelas.

Namun, Rinto membantah telah memperkosa korban.

"Bukannya membuka pakaian korban, tapi aku menarik bajunya sampai ke bawah gitu, Pak," jelas Rinto Hutapea.

Sementara itu, polisi masih menunggu hasil uji lab dan autopsi dari rumah sakit.

Baca Juga: Nelangsa, Pengamen yang Menemukan Mayat Malah Dituduh Melakukan Pembunuhan dan Disiksa oleh para Oknum Polisi

Hasil Otopsi

Jenazah Kristina Br Gultom Siswi SMK Swasta Karya Tarutung telah diotopsi di RSUD Djasamen Saragih Kota Pematangsiantar.

Jenazah juga sudah diserahkan kepada orang tua untuk dibawa ke rumah duka.

Dokter Forensik RSUD Djasamen Saragih Reinhard Hutahean mengungkapkan korban Kristina mengalami luka memar di sekujur tubuh.

Ia mengatakan luka memar dan lecet memenuhi seluruh bagian tubuh.

"Jadi ada luka memar pada daerah wajah, lecet wajah, leher, dada, perut, tangan, dan kaki,"ujarnya, Selasa (6/8/2019).

Reinhard mengatakan korban meninggal sekitar pukul 19.00 WIB pada Minggu (4/7/2019).

Saat disinggung apakah korban mendapatkan tindakan kekerasan dengan barang tajam atau tumpul, pihaknya belum menjelaskan secara rinci.

Tag

Editor : Adrie P. Saputra

Sumber Facebook, Tribunnews.com