Suar.ID - Beberapa waktu lalu, Rey Utami dan Pablo Benua menulis surat permohonan maaf untuk fairuz A Rafiq.
Surat itu disampaikan melalui kuasa hukumnya, M Burhanuddin.
Sebelumnya, Galih Ginanjar juga menulis surat permohonan maaf yang disampaikan melalui istrinya, Barbie Kumalasari.
Dikutip dari Kompas.com, kuasa hukum Rey Utami dan Pablo Benua, mengungkapkan bahwa surat itu dibuat sebagai bentuk upaya mediasi dengan pihak Fairuz.
Dia juga mengatakan jika surat itu tidak ada kaitannya dengan Galih yang sebelumnya juga membuat surat permohonan maaf.
Menurut Burhan, Rey dan Pablo menuliskan surat itu atas inisiatif mereka sendiri.
Seperti diketahui, ketiganya saat ini berstatus sebagai tersangka atas kasus 'ikan asin' dan dituntut dengan pasal UU ITE.
Ketiganya resmi ditahan pada 12 Juli 2019 lalu.
Ahli grafologi, Yosandy LS, baru-baru ini melakukan pembacaan terhadap tulisan ketiga tersangka kasus 'ikan asin' tersebut.
Hal itu dia sampaikan saat menjadi bintang tamu dalam acara yang dipandu oleh Feni Rose, Rumpi No Secret, yang diunggah di kanal Youtube Trans TV Official, Senin (5/8/2019) kemarin.
Yosandy menganalisa satu per satu tulisan tersangka kasus 'ikan asin' itu.
Dimulai dari Galih GInanjar, Rey Utami, kemudian Pablo Benua.
Diketahui melalui pembacaan yang dilakukan oleh Yosandy, bahwa tingkat kecemasan yang terjadi pada Pablo Benua lebih tinggi dibanding Galih Ginanjar.
Menurutnya, tingkat kecemasan Galih berada pada angka 5-6 sementara Pablo Benua lebih dari 8.
"(yang dilingkari biru) itu menunjukkan Galih sedang dalam kecemasan," ungkap Yosandy pada Feni Rose.
"Jadi ada tulisannya diulang-ulang, diurek-urek gitu?," tegas Feni.
Baca Juga: Siswi SMK Swasta Karya Tarutung Ditemukan Tewas Tanpa Busana, Berikut ini Fakta dan Kronologinya!
"Betul. Ditumpuk ya," kata Yosandy.
Feni Rose pun bertanya apakah tingkat kecemasan bisa diukur melalui tulisan tersebut.
"Satu sampai sepuluh di level berapa?," tanyanya.
"Kalau dia masih di huruf itu (tulisan Galih), ya masih 5-6 ya," jawab Yosandy.
"Tapi, kita akan lihat yang lebih dari 5-6 (di tulisan lain)," lanjutnya.
Tampak tertarik dengan penjelasan Yosandy, Feni menegaskan maksudnya.
"Oh gitu? Di tiga orang tadi?," tanya Feni Rose yang kemudian dibenarkan oleh Yosandy.
Melihat lebih lanjut tulisan Galih Ginanjar, Yosandy menyampaikan bahwa kecemasan Galih dikarenakan perasaan tidak bebas.
"Jadi kelihatannya kecemasannya ini karena tidak bisa bergerak bebas," katanya.
"Oh, karna terkungkung, karna ditahan, begitu ya," kata Feni Rose.
Selanjutnya, saat melakukan analisa terhadap tulisan Pablo Benua, Yosandy kembali membahas tentang kecemasan yang disinggung sebelumnya.
"Nah, yang merah tadi yang kita bahas tentang kecemasan. Kalau dia tumpuk di huruf, kak Rose sempat bilang kecemasannya nilainya berapa itu 5 atau 6," katanya.
"Tapi, kalau sudah ditumpuknya banyak sekali, kecemasannya sudah tinggi. Sudah di atas 8," lanjutnya.
"Oh jadi pablo ini kecemasannya...," kata Feni Rose.
"Sudah tinggi," timpal Yosandy.
"Kalo di grafo (grafologi) itu menunjukkan kalo seseorang cemas, dia akan mengurek (menumpuk tulisan)," kata Yosandy.
Yodandy juga mengatakan bahwa emosi Pablo Benua tidak Stabil atau moody, yang terlihat dari kemiringan tulisan bagian kiri dan kanan yang tidak stabil.
Baca Juga: Greget! Pria Ini Jualan Bensin Eceran di Depan Pintu Masuk SPBU, Netizen: Yang Penting Yakin!