Viral, Kisah Jodi yang Datang ke Sekolah Pakai Baju Kotor dan Tanpa Alas Kaki, Ternyata Begini Kondisi Keluarganya

Selasa, 30 Juli 2019 | 13:20
Kompas.com/Muhamad Syahri Romdhon, Instagram/rohayatun7

Jodi, seorang anak asal Kuningan yang datang ke sekolah memakai baju kotor dan tanpa alas kaki

Suar.ID - Wajib belajar 12 tahun yang sudah mulai digalangkan pemerintah Indonesia ternyata belum dirasakan oleh anak-anak di seluruh penjuru negeri.

Jangankan untuk duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama (SMA), merasakan belajar di Sekolah Dasar (SD) pun berat bagi sebagian orang.

Salah satunya bagi Jodi yang kisahnya viral beberapa waktu lalu.

Bahkan, jika tak bertemu dengan guru-guru seperti Rohayatun, mungkin sampai sekarang Jodi tak bisa bersekolah SD.

Kondisi keluarga Jodi yang cukup memprihatinkan tak memungkinkan baginya untuk sekedar mengenyam bangku Sekolah Dasar.

Baca Juga: Viral Video Prank Kakak 'Dimakan Kasur', Adiknya Menangis Histeris Namun Akhirnya Ngakak!

Media sosial diramaikan oleh unggahan yang berisi kisah seorang bocah yang pergi ke sekolah menggunakan baju kotor dan tanpa alas kaki.

Bocah itu juga menunjukkan lokasi rumahnya yang berada di atas perbukitan, terpencil, dan dalam kondisi memprihatinkan.

Sejumlah warganet terus memberikan dukungannya dalam kolom komentar.

Informasi tersebut pertama kali diunggah oleh akun media sosial Instagram milik @rohayatun7 pada Senin (22/7/2019).

Baca Juga: Sengaja Didorong dari Peron Statsiun Tepat Saat Kereta Melintas, Bocah 8 Tahun Tewas Tertabrak Kereta Ekspres

Rohayatun, yang tak lain adalah gurunya sendiri, mengunggah tiga foto dan dua video berdurasi 60 dan 48 detik.

Rohayatun juga menuliskan cerita tentang kondisi Jodi yang sangat memprihatinkan.

Jodi berasal dari keluarga tidak mampu. Namun, yang membuat Rohayatun kagum, Jodi memiliki semangat belajar tinggi.

Informasi tersebut kemudian disebarluaskan di sejumlah akun media sosial lain.

Baca Juga: Fakta Terbaru Hubungan Sedarah Kakak-Beradik Asal Luwu, Bermula dari Ejekan 'Tak Jantan', Begini Awal Hubungan Terlarang Mereka

Kondisi rumah Jodi yang memprihatinkan

Senin (29/7/2019) pagi, Kompas.com melakukan upaya ekstra dalam menelusuri informasi viral tersebut.

Kondisi jalanan menuju tempat tinggal Jodi naik turun karena berada di dataran tinggi.

Setelah melewati aspal, siapa pun yang hendak menuju rumahnya harus memarkirkan kendaraan roda dua atau empat di pinggir jalan.

Mereka kemudian harus berjalan kaki sekitar 100 meter dengan kondisi jalan setapak dan menanjak.

Baca Juga: Inilah Sosok Evi Apita Maya, Caleg DPD dari NTB yang Dituntut karena Mengedit Fotonya Terlalu Cantik, Ternyata Bukan Orang Baru di Politik

Bocah berusia 7 tahun itu tinggal di Dusun Pahing, RT 001 RW 003, Desa Margabakti, Kecamatan Kadugede, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat.

Dia hidup bersama neneknya Sati (60) dan kakeknya Rakun (70).

Dua kakaknya, Dayat (18) dan Mulya (15), juga tinggal bersama kecuali Ani (9) yang tinggal bersama orangtua angkatnya.

Tidak ada kamar mandi di bagian belakang rumah. Mereka terbiasa buang air kecil dan air besar ke kebun di sekitar rumah.

Saat malam tiba, mereka bertahan hidup gelap gulita selama beberapa tahun dan baru mendapatkan sedikit aliran listrik belum lama ini.

Baca Juga: Viral, Pria Ini 'Hidup Lagi' padahal Sudah Dibungkus Kain Kafan dan Sebentar Lagi Dimakamkan

Anak yatim

Sobirin, bapak kandung Jodi, telah meninggal dunia beberapa tahun lalu karena terserang penyakit.

Sementara ibu kandungnya, Ita, sudah kembali berkeluarga.

Lima orang itu, Jodi, Sati, Rakun, Dayat, dan Mulya, tinggal di satu rumah.

Ada tiga ruang di dalamnya. Masing-masing ruang hanya disekat menggunakan tripleks. Tidak ada besi, tetapi kayu untuk penyangga tiap sudut rumah dan plafon.

Bagian atap yang berbahan genteng bercampur asbes pun banyak yang tampak rusak.

Angin dan air pada saat musim hujan mudah masuk hingga menggenangi permukaan lantai tiap ruang. Terlebih kamar tidur Jodi yang dekat dapur.

Namun, bukan dapur seperti umumnya, melainkan ruang kecil beralaskan tanah untuk menyimpan tumpukan bata menyerupai tungku dan beberapa potong kayu bakar untuk memasak.

Baca Juga: Jorok! Baru 3 Bulan Menyewakan Kamarnya pada Seorang Wanita, Pemilik Apartemen Dibuat Terkejut dengan Kebiasaan Aneh Si Penyewa

Andalkan bantuan untuk bertahan hidup

Selama 12 tahun, Rakun dan Sati menjaga anak cucunya di rumah sederhana itu.

Setiap hari, mereka harus saling berbagi kesempatan istirahat di dalam bangunan seluas sekitar 3 X 6 meter persegi.

Rakun seorang diri yang menjadi tulang punggung keluarga. Dia pun berkerja serabutan dengan penghasilan yang jauh dari kebutuhan.

Selama ini mereka hanya mengandalkan bantuan pemerintah setiap bulan untuk dapat makan nasi.

"12 tahun di sini. Pokoknya kerja apa aja yang ada untuk makan. Jadi ga ada punya kerjaan yang matok. Makan pun seadanya, kalau asin ya asin (ikan asin), kalau garam ya hanya garam, kalau cabe, ya cabe, ya gitulah," kata Rakun kepada Kompas.com di rumahnya.

Baca Juga: Putus Kontrak Setelah Skandal Tak Akui Putra Kandungnya Sendiri, Begini Karier Mario Teguh Sebagai Motivator yang Meredup

Ke sekolah pakai baju kotor

Kondisi itu membuat Rohayatun, salah satu guru di Sekolah Dasar Negeri (SDN) Margabakti, Kecamatan Kadugede, merasa prihatin.

Dia tidak tega melihat kondisi Jodi yang penuh keterbatasan.

Rohayatun menceritakan awalnya Jodi sering main ke sekolah menggunakan pakaian bermain yang kotor setiap pagi.

Dia tidak punya sandal sehingga selalu telanjang kaki.

Saat main di sekolah, dia kerap memperhatikan anak-anak sekolah dari luar gerbang.

Baca Juga: DJ Seksi nan Cantik Asal Indonesia Ini Ditangkap di Kelab Malam Malaysia, Diduga Salahgunakan Izin Visa

Akhirnya, sejumlah guru mendekatinya untuk mengajaknya sekolah.

"Kemudian Bu Dini mengajak saya belanja beli baju (seragam). Kami beli baju, belanja semua kebutuhan Jodi. Pas hari Selasa, saya tungguin enggak datang-datang. Tiba-tiba rada siang dia main ke sekolah, dan saya bujuk akhirnya mau," kata Rohayatun kepada Kompas.com di sekolah.

Rohayatun kemudian memandikan Jodi di kamar mandi ruang guru. Dia menggantikan pakaian bermain yang kotor dengan seragam merah putih yang baru dibeli.

Rohayatun memakaikan sepatu, tas, dan semua kebutuhan belajar Jodi.

Tidak cukup sampai di situ, dia dan sejumlah guru di sekolah itu juga memberikan sarapan untuk Jodi.

Baca Juga: Makin Kurus, Foto Tika Panggabean Pakai Bikini di Pantai Tuai Pujian, Ternyata Ini Lho Rahasianya

"Saya suapin makan pakai ayam. Kata Jodi enak, kalau di rumah makannya pakai lauk asin (ikan asin). Saya sedih. Apalagi pas minum susu, enggak tahu pernah minum susu atau enggak karena minumnya langsung habis tanpa jeda. Sedih banget lihatnya, saya kasihan," ungkap Rohayatun.

Guru olahraga di SDN Margabakti ini menyebut, Jodi berangkat ke sekolah menggunakan pakaian bermain dan belum mandi karena tidak ada air di rumahnya.

Dirinya bersama guru-guru di sekolah rela memandikan Jodi setiap pagi. Mereka juga yang memakaikan seragam, kaus kaki, hingga sepatu untuk Jodi.

Mereka rela menjadi orangtua asuh Jodi semata-mata hanya ingin memenuhi hak pendidikan bagi Jodi.

Mereka tidak ingin Jodi bernasib sama seperti kakak-kakaknya, kedua orangtua, hingga kakek neneknya, yang tidak sempat mengenyam pendidikan secara memadai hingga tinggi. Sebagian besar keluarganya putus sekolah.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Viral Kisah Bocah 7 Tahun ke Sekolah Pakai Baju Kotor dan Tanpa Alas Kaki, Ini Faktanya

Baca Juga: Tak Pernah Terekspos, Inilah Potret Cantiknya Istri Muda Pesulap Garang yang Dikabarkan Telah Menikah Lagi

Tag

Editor : Rina Wahyuhidayati

Sumber Kompas.com