Video Detik-detik Gunung Tangkuban Perahu Meletus, Para Pengunjung Berlarian Tunggang Langgang

Jumat, 26 Juli 2019 | 18:10
BNPB

Gunung Tangkuban Perahu meletus.

Suar.ID -Satu lagi gunung berapi di Indonesia meletus.

Kali ini, Gunung Tangkuban Parahu yang berada di wilayah Kabupaten Bandung Barat mengalami erupsi pada Jumat (26/7/2019).

Tinggi kolom abunya mencapai sekitar 200 meter di atas puncak (± 2.284 m di atas permukaan laut).

Baca Juga: Bak Kerasukan Setan, Polisi Rangga Tembak Seniornya Sesama Polisi 7 Kali Dor, Ini Penyebabnya

Kolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas tebal condong ke arah timur laut dan selatan.

Erupsi ini terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 38 milimeter dan durasi ± 5 menit 30 detik.

Melalui media sosialnya, BNPB langsung memberi peringatan:

"Saat ini G. Tangkuban Parahu berada pada Status Level I (Normal) dengan rekomendasi Masyarakat di sekitar G. Tangkuban Parahu dan pengunjung, wisatawan, pendaki tidak diperbolehkan turun mendekati dasar kawah Ratu dan Kawah Upas."

Selain itu, di media sosial beredar video-video detik-detik meletusnya gunung yang jadi rujukan wisata di Jawa Barat ini.

Baca Juga: Ini Pesan Terakhir Bripka Rahmat Sebelum Ditembak oleh Juniornya Sesama Polisi, Sebut-sebut Anaknya

Baca Juga: Kisah Wanita yang 12 Tahu Jadi Pelacur, Mengaku Pernah Layani Lebih dari 10 Ribu Pria dan Bocorkan Mengapa Mereka Masih Suka Jajan Walau Beristri Cantik

Baca Juga: Kriss Hatta Kembali Meringkuk Ke Penjara, Pelapor Tak Akan Cabut Laporannya Meski Sang Ibu Merengek Sambil Menangis!

Baca Juga: Mengetahui Deddy Corbuzier Mualaf dan Temui Ma'aruf Amin, Inilah Respon Sang Ibu!

Statusnya normal

Status Gunung Tangkuban Perahu yang baru saja meletus dinyatakan normal, tapi turis dilarang mendekat.

Setelah mengalami erupsi, Jumat (26/7/3029), Gunung Tangkuban Parahu berstatus Level I (normal).

Erupsi Gunung Tangkuban Perahu mengalami erupsi pada pukul 15.48 WIB, Jumat (26/7/2019).

Dari siaran pers Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), tinggi kolom abu teramati ± 200 m di atas puncak (± 2.284 m di atas permukaan laut).

"Saat ini Gunung Tangkuban Parahu berada pada Status Level I (Normal)," ungkap Kepala PVMBG, Kasbani.

Dia mengatakan, kolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas tebal condong ke arah timur laut dan selatan.

"Erupsi ini terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 38 mm dan durasi ± 5 menit 30 detik," tambahnya.

Turis dan pendaki dilarang dekati kawah

Kasbani pun mengimbau masyarakat di sekitar Gunung Tangkuban Parahu dan pengunjung, wisatawan, pendaki tidak diperbolehkan turun mendekati dasar kawah Ratu dan Kawah Upas.

Mereka juga tidak boleh menginap dalam kawasan kawah-kawah aktif yang ada di dalam kompleks Gunung Tangkuban Parahu.

"Masyarakat di sekitar Gunung Tangkuban Parahu, pedagang, wisatawan, pendaki, dan pengelola wisata Gunung Tangkuban Parahu agar mewaspadai terjadinya letusan freatik yang bersifat tiba-tiba dan tanpa didahului oleh gejala-gejala vulkanik yang jelas," jelasnya.

Dikutip TribunMataram.com dari Twitter Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) @BNPB_Indonesia, tampak dalam video yang dibagikan, abu tebal mengepul tinggi dari kawah erupsi Gunung Tangkuban Parahu.

Dalam keterangan dituliskan, kolom abu teramati kurang lebih 200 meter di atas puncak, atau sekitar 2.284 meter di atas permukaan laut.

Banyak warga yang berlarian panik di sekitar Gunung Tangkuban Parahu seiring terjadinya erupsi Gunung Tangkuban Parahu sore ini.

Kumandang takbir terdengar di berbagai penjuru lokasi wisata Gunung Tangkuban Parahu.

"Kolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas tebal condong ke arah timur laut dan selatan. Erupsi ini terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 38 mm dan durasi ± 5 menit 30 detik," tulis BNPB.

Untuk sementara waktu, BNPB menyebut Gunung Tangkuban Parahu berstatus Level I (Normal) meski mengalami erupsi.

Masyarakat di sekitar lokasi Gunung Tangkuban Parahu dan pengunjung, serta wisatawan juga pendaki diimbau untuk tidak turun dan mendekati kawah Ratu dan Kawah Upas.

"Masyarakat dilarang menginap dalam kawasan kawah-kawah aktif yang ada di dalam kompleks Gunung Tangkuban Parahu," tambahnya.

Lokasi cuaca juga mendung karena efek erupsi Gunung Tangkuban Parahu.

"Ketika cuaca mendung dan hujan dikarenakan terdapatnya gas-gas vulkanik yang dapat membahayakan kehidupan manusia," imbuh BNPB di Twitter.

Proses evakuasi sendiri masih dilakukan untuk pengunjung dan masyarakat yang berada di atas.

Sebelumnya, aktivitas Gunung Tangkuban Parahu terpantau aktif sejak Senin (22/7/2019).

Berdasarkan pengamatan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVBMG) visual gunung api tampak jelas.

Asap kawah utama bertekanan lemah hingga sedang dan teramati berwarna putih dengan intensitas sedang hingga tebal.

Dari hasil rekaman seismograf PVMBG 21 Juli 2019 terpantau terjadi 425 kali gempa Hembusan.

Sementara itu terjadi 2 kali gempa Tremor Harmonik, 3 kali gempa Low Frequency, 3 kali gempa Vulkanik Dalam dan 3 kali gempa Tektonik Jauh.

Editor : Moh. Habib Asyhad

Baca Lainnya