Ilmuan Terkejut saat Menemukan Mi Instan Memiliki Efek Negatif yang Sangat Mengerikan!

Jumat, 19 Juli 2019 | 12:41
PepperScale

Makan mie instan tidak baik untuk kesehatan.

Suar.ID- Di tahun 2018, ilmuan akhirnya berhasil menemukan "sisi gelap" dari mi instan.

Akibatnya, berita tentang penemuan "mengerikan" itu menjadi viral karena mi instan sangat disukai banyak orang.

Kontroversi mi instan tidak hanya membuat mi instan keluar dari "rak" di sebagian besar rumah, tetapi juga membuat banyak mi instan "jauh dari mesin pemindai" di mini market.

Beberapa penggemar setia mi instan mungkin masih terus menikmatinya, namun mayoritas orang kini mulai berhati-hati.

Baca Juga: Niat Ingin Viralkan Warung Pinggir Jalan yang Jual Pop Mie Rp20 Ribu, Wanita Ini Malah Dibully

Banyak kasus mulai mencuat di telinga kita terkait mi instan.

Seperti kasus tentang seorang mahasiswa berusia 18 tahun yang dilaporkan meninggal karena menderita kanker perut setelah mengonsumsi mi instan setiap malam.

Dikutip dariWorld of Buzz(16/10/2018), remaja yang tidak disebutkan namanya ini mulai mengembangkan kebiasaan tidak sehatnya semenjak SMA.

Dia biasanya memasak sebungkus mi instan tiap kali belajar pada tengah malam dan memakannya.

Baca Juga: 3 Orang Ini Bernasib Tragis hingga Ada yang Tewas karena Terlalu Sering Makan Mi Instan, Ada Juga yang Ususnya Dipotong

Ia mulai menunjukkan gejala seperti perut kembung, mual, dan sakit perut.

Keluarganya pun menjadi khawatir karena kondisi kesehatannya semakin memburuk.

Pihak keluarga kemudian membawanya ke rumah sakit untuk mendapat perawatan medis.

Secara mengejutkan, ia didiagnosis menderita kanker lambung stadium akhir.

Hanya ada sedikit harapan baginya untuk bertahan hidup karena kanker telah menyebar ke organ-organ lain.

Setelah setahun berjuang melawan kanker, ia akhirnya meninggal dunia.

Baca Juga: Bagaimana Makannya Ya? Perusahaan Ini Rilis Mi Instan Bertabur Serbuk Emas

Segala Kalangan Suka Mi Instan

NDTV

Ilustrasi

Seolah menepis anggapan bahwa mi instan hanya dinikmati kaum-kaum menengah ke bawah saja.

Kemudahan menyiapkan mi instan jadi kelebihan tersendiri.

Untuk bepergian, sepertinya orang Indonesia telah menempatkan makanan cepat saji ini jadi prioritas.

Bahkan di rumah pun banyak orang yang menyimpan stok bertumpuk di lemari dapur mereka.

Wajar, mi instan ini sering dijadikan pilihan untuk mengganjal perut lapar baik untuk sarapan, makan siang, makan malam, cemilan, teman nonton bola sampai teman ngeronda pun bisa.

Ditambah lagi, cara menikmatinya bisa sesuai selera.

Kurang dimanjakan apalagi kita dengan ini?

Baca Juga: Mahasiswa Ini Setiap Hari Makan Mi Instan, Begini yang Terjadi Kemudian

Orang Indonesia Gemar Makan Mi Instan

NDTV

Ilustrasi

Indonesia merupakan konsumen tertinggi kedua di dunia Mengacu kepada laporan World Instant Noodles Asosiation (WINA).

Ternyata konsumsi mi instan di Indonesia pada tahun 2017 saja telah mencapai jumlah mengejutkan yakni 12,62 miliar.

Hal ini berhasil menempatkan Indonesia sebagai konsumen mi instan terbesar kedua di dunia yang melampaui Jepang 5,66 miliar porsi, India 5,42 miliar porsi dan Vietnam 2,06 miliar porsi.

Posisi teratas masih ditempati China dengan jumlah konsumsi sebanyak 38,970 miliar porsi.

Sepertinya masyarakat Asia memang tak bisa lepas dengan mi instan.

Baca Juga: Sandwich Indomie Jadi Makanan Favorit di Sydney, Harganya Setara Uang Makan 3 Hari Anak Kos

Sisi Gelap Mi Instan

NDTV

Ilustrasi

Apa yang membuat mi instan begitu buruk?

Karena mie instan ini dibuat agar tahan lebih lama, tentu saja ada proses pembuatan yang panjang.

Mi instan rendah kandungan nutrisi, tinggi lemak, kalori dan sodium dan dicampur dengan pewarna buatan, pengawet, zat aditif dan perasa.

"Dalam kebanyakan kasus monosodium glutamat (MSG) serta hidrokuinon tersier-butil (TBHQ) - pengawet kimia yang berasal dari industri minyak bumi - mungkin ada dalam mi instan untuk meningkatkan rasa dan menjaga ketahanan."

"Meskipun asupan makanan dari unsur-unsur ini diperbolehkan dalam batas, asupan teratur dari mi instan dapat menyebabkan masalah kesehatan yang parah," kata Dr Sunil Sharma, dokter umum dan kepala darurat, Madan Mohan Malviya Hopsital, New Delhi.

Tahun lalu, The Washington Post telah melaporkan penelitian dari Korea Selatan yang dilakukan untuk menguji efek mi instan pada kesehatan manusia.

Baca Juga: Pelajaran! Terlalu Sering Makan Mi Instan, 3 Orang Ini Bernasib Tragis hingga Ada yang Meninggal

Menurut penelitian, "Meskipun mi instan adalah makanan yang nyaman dan lezat, mungkin ada peningkatan risiko untuk sindrom metabolik mengingat sodium tinggi, lemak jenuh yang tidak sehat dan beban glikemik," kata Hyun Shin, kandidat doktor di Harvard School of Public Health.

Pada tahun 2013, sekelompok dokter Amerika melakukan eksperimen untuk melihat bagaimana proses pencernaan kita berfungsi saat kita mengomsumsi mi instan.

Dengan bantuan kamera mikro, kamera seukuran pil, para dokter dapat melihat proses mi instan yang dicerna di layar komputer mereka

Menariknya, terlihat bahwa lambung perlu mencerna beberapa jam untuk benar-benar menghancurkan jenis mi instan.

Para ahli menjelaskan bahwa sifat alami dari mi ini biasanya membuat mereka sulit dicerna.

Dan sebenarnya tidak hanya dalam kasus mi instan, tetapi untuk semua jenis makanan olahan juga beresiko.(Adrie P. Saputra/Suar.ID)

Editor : Adrie P. Saputra

Sumber : Kompas.com, food.ndtv.com

Baca Lainnya