Suar.ID - Keluarga Martha Marais yang berusia 76 tahun telah mengajukan tuntutan terhadap Rumah Sakit Mamelodi di Pretoria, Afrika Selatan, setelahinsiden Martha Marais yang diikat di bawah bangku dan dibiarkan terkapar di lantai, laporan news24.com (31/05/2019).
Putrinya, Stephnie Marais mengatakan kepada News24 bahwa ketika dia tiba di rumah sakit pada Rabu malam, dia menemukan ibunya terbaring di bawah bangku, dengan tangan terikat padanya.
"(Staf rumah sakit) tidak peduli padanya. Mereka hanya meninggalkannya di sana," katanya.
"Dia sangat lapar dan dehidrasi."
"Pihak Rumah Sakit bahkan tidak meminta maaf atas apa yang mereka lakukan pada ibuku."
Pada Jumat sore, Stephnie dan kerabat lainnya melakukanprotes terhadap rumah sakit.
Berbicara kepada media di Kantor Polisi Timur Mamelodi, juru bicara keluarga, Viginia Keppler, mengatakan keluarga itu masih belum diberi tahu mengapa Marais ditahan dengan cara diikat.
Keppler mengatakan bahwa Marais bukan orang yang kejam dan bahkan jika dia mengalamikondisi psikotik, dia sudah sangat tua dan rapuh sehingga dia tidakakan membahayakan orang sekitar.
Baca Juga: Inilah Paket Persalinan di Rumah Sakit Meghan Melahirkan, Biayanya Bisa Mencapai Rp 9 Miliar!
"Tidak seorang pun yang harus diikat dan ditinggalkan di lantai dengan cara seperti itu," katanya.
Keppler mengatakan kepada media bahwa staf yang bekerja pada jam malam tidak tahu mengapa Marais diikat danmengatakan bahwa staf yang masuk sianglah yang mengambil keputusan itu.
Dia menambahkan bahwa sangat penting bagi polisi untuk menyelidiki siapa yang memberikan perintah untuk mengikat Marais dansiapa yang akan bertanggung jawab atas tindakanitu.
Sejak kejadian itu, Martha Marais - yang biasanyadikenal banyak bicara - menjadi sangat pendiam, nyaris tidak mengucapkan sepatah kata pun.
"Kami sangat khawatir dia mengalami trauma."
"Ketika kami mengunjunginya tadi malam dia sangat pendiam," kata Keppler.
"Kami khawatir tentang kondisinya."
Sebelumnya pada hari Jumat, News24 mengunjungi rumah sakit untuk mencari informasi.
Beberapa pengunjung dan pasien tidak tahu apa yang terjadi pada dua hari sebelumnya.(Adrie P. Saputra/Suar.ID)