Terbentur Mahalnya Biaya Transportasi, Seorang Anggota TNI AD 6 Kali Lebaran Terpaksa Tak Kembali ke Kampung Halaman

Senin, 03 Juni 2019 | 13:01
Kolase Kompas.com dan Instagram @tni_angkatan_darat

Terbentur Biaya Transport yang Mahal, Seorang Anggota TNI AD 6 Kali Lebaran Terpaksa Tak Kembali ke Kampung Halaman

Suar.ID -Lebaran tinggal menghitung hari. Seluruh umat Muslim di tanah air tengan bersiap untuk merayakannya dan tak sedikit yang mudik untuk merayakan lebaran di kampung halaman.

Tak terkecuali para anggota TNI Angkatan Darat (TNI AD) yang tengah bertugas pun diberi izin untuk dapat mudik lebaran.

Namun demikian, ada anggota TNI AD yang memilih tak mudik hingga bertahun-tahun dikarenakan mahalnya biaya transportasi.

Seperti yang belum lama ini diungkapkan oleh seorang anggota Yon Armed1/Rocket TNI AD, Praka Akhmad Ramzi.

Baca Juga: Mobil Berpelat Dinas Polisi yang Bawa Penumpang Wanita Diberhentikan di Jalur Puncak

Melalui Danyon Armed 1/Rocket Kostrad, Mayor Arm Lukas Meinardo Sormin, Praka Akhmad Ramzi menyampaikan cerita dirinya yang sudah 6 tahun belakangan tak bisa pulang ke kampung halaman.

Melansir laman resmi TNI AD dan akun Instagram resmi @tni_angkatan_darat, Praka Akhmad Ramzi adalah salah satu anggota TNI yang berasal dari wilayah Lombok, NTB.

Setelah 10 tahun mengabdi kepada negara, Praka Akhmad Ramzi kini tengah ditugaskan di Kota Malang, Jawa Timur.

Selama menjalani profesinya sebagai anggota TNI AD, Praka Akhmad Ramzi rupanya sudah 6 kali rela tak bisa pulang ke kampung halamannya untuk merayakan hari raya.

Baca Juga: Video Viral: Bule Ngamen di MRT dan Membuat Banyak Perdebatan dari Warganet

Menurut Danyon Mayor Arm Lukas, hal ini adalah sesuatu yang wajar terjadi di antara para prajurit yang berasal dari luar Jawa.

Bukan tanpa sebab, ketidakpulangan prajurit TNI si musim mudik ini mayoritas dikarenakan biaya transportasi yang terlampau tinggi dan waktu yang terbatas.

“Mayoritas mereka tidak mudik (pulang kampung) karena pertimbangan biaya transportasi dan waktu. Dari kedinasan, pada dasarnya kita berikan ijin semuanya.

Salah satunya Praka Akhmad Ramzi, asal Lombok Nusa Tenggara Barat (NTB).

Terakhir, dia mudik tahun 2013, enam tahun silam,” jelas Danyon Mayor Arm Lukas seperti yang dikutip Grid.ID pada Senin (3/5/2019) dari laman resmi TNI AD.

Selain itu menurut Danyon Lukas, untuk mendapatkan tiket mudik tidaklah mudah bagi para prajurit TNI.

Hal ini dikarenakan dinamika satuan yang dinamis membuat prajurit tak berani beli tiket dari jauh-jauh hari.

“Dinamika satuan saat ini sangat dinamis, sehingga para prajurit tidak berani beli tiket jauh-jauh hari.

Nah, pas waktunya, ternyata harga (tiket) yang tersedia mahal, dan itu pun jadwal berangkat dan kembali tidak sesuai alokasi dari satuan,” lanjutnya.

Praka Akhmad Ramzi pun mengakui bila biaya mudik yang tinggi adalah salah satu pertimbangannya untuk tidak pulang ke kampung halaman.

Ia mengatakan bisa saja ia menggunakan transportasi kapal laut untuk menghemat biaya, tapi waktu libur yang ia milii tidaklah banyak.

Sehingga daripada menghabiskan biaya yang ia punya untuk mudik ke kampung halaman, lebih baik uang itu Praka Akhmad Ramzi kirimkan untuk keluarga di kampung.

“Kalau mudik dengan pesawat udara, biayanya tinggi sekali, sementara kalau menggunakan kapal laut membutuhkan waktu sekitar 3 hari.

Karena waktu cuti (6 hari kerja) serta biaya transportasi yang mahal apalagi saya sudah berkeluarga dan memiliki 2 orang anak, lebih baik biaya mudik saya kirimkan untuk keluarga di Lombok,” jelas Akhmad.

Terkait dirinya yang tak bisa sering-sering mudik, Akhmad Ramzi bersyukur keluarganya mau memahami keadaannya.

Menurut Akmad, baik dirinya maupun keluarganya menganggap bahwa menjadi prajurit merupakan kebanggaan sekaligus kehormatan.

Sehingga kondisi seperti ini sudah menjadi konsekuensinya sebagai prajurit dan bukan masalah yang besar baginya.

Hal yang sama juga disampaikan oleh rekannya yang lain, Serka Didi Isman yang berasal dari Kalimantan Utara.

Lantaran biaya mudik yang tinggi, Serka Didi Isman memilih untuk tidak pulang kampung dan menyisihkan uang yang ia punya untuk dikirimkan kepada keluarga di kampung.

“Karena biaya transportasi mahal, lebih baik tidak mudik dan uangnya digunakan untuk membiayai adik-adik.

Ini sudah menjadi kewajiban saya, sekaligus wujud bakti kepada orang tua,” ungkap Serka Didi Isman seperti yang dikutip Grid.ID dari laman resmi TNI AD.

Menurut Serka Didi Isman, berkumpul dengan keluarga di momen hari raya memang penting tetapi membantu keluarga itu lebih utama.

"Saat lebaran, pasti kita semua ingin berkumpul bersama keluarga.

Namun bagi saya, yang utama adalah keberadaan kita bisa membantu orang tua dan keluarga itu yang paling utama,” pungkas Serka Didi Isman. (Tata Lugas Nastiti)

Artikel ini telah tayang di Grid.ID dengan judul Gara-gara Mahalnya Biaya Mudik, Seorang Anggota TNI AD Rela 6 Tahun Tak Pulang Kampung: Uangnya Lebih Baik untuk Keluarga

Baca Juga: Setelah Putus dari Kekasihnya dan Unggah Tulisan 'Cewe Matre', Kini Al-Ghazali Dikabarkan Dekat dengan Rekan Kerjanya

Tag

Editor : Rina Wahyuhidayati

Sumber Grid.ID