Tradisi Mengerikan Suku Naulu, Penggal Kepala dan Persembahkan Kepala Manusia Sebagai Mas Kawin

Kamis, 11 April 2019 | 11:28
Nationalgeographic.grid.id

Bukan Emas, Pria Suku Naulu Persembahkan Kepala Manusia Sebagai Mas Kawin Pada Calon Pengantinnya

Suar.ID -Mas kawin pada umumnya berupa harta benda, seperti emas, rumah, atau sejumlah uang.

Namun tidak demikian dengan suku yang ada di pedalaman Indonesia ini.

Suku Naulu, yang tinggal di daerah terpencil dan jauh dari pusat kota membuat masyarakatnya masih hidup secara tradisional.

Tidak seperti masyarakat Indonesia pada umumnya, kebanyakan penduduksukuini tidak memeluk agama apapun. Mereka memiliki kepercayaan yang telah diwariskan secara turun temurun.

Untuk bertahan hidup, penduduksukuNaulu akan berladang dan berburu.

Baca Juga : Miris, Bayi Munirah Asal Kupang Meninggal saat Diberi Makan Pure Apel di Pusat Penitipan Anak

Masyarakat yang mendiami Pulau Seram, Maluku ini memilikitradisiyang mengerikan bagi sebagian besar orang.

Bagi mereka, berburu kepala manusia merupakan persembahan kepada nenek moyang.Tradisiinilah yang membuatsukuNaulu dianggap sebagaisukuprimitif.

Mereka percaya bahwa tradisi ini wajib untuk dilakukan agar terhindar dari bahaya atau musibah. Selain itu, tradisi ini dianggap sebagai sebuah kebanggaan dan simbol kekuasaan.

Kepala manusia memiliki arti penting bagi suku ini. Maka, tidak heran bila kepala manusiajuga dijadikan sebagai mas kawin ketika seseorang dalam suku Naulu akan menikah.

Baca Juga : Jadi Make Up Artist Sukses Hingga Bergabung di London Fashion Week, Bocah 12 Tahun Ini Beli Sedan Mewah untuk Hadiah Ulang Tahunnya

Daily Mirror
Daily Mirror

Ilustrasi tengkorak manusia

Pada zaman dahulu,rajasuku Naulu menggunakan cara ini untuk memilih seorang menantu laki-laki. Sebagai bukti kejantanan, sang pria harus membawa kepala manusia sebagai mas kawin.

Persembahan kepala juga dilakukan saat penduduk mengadakan sebuah ritual Pataheri, ritual yang dilakukan sebagai perayaan atas dewasanya seorang anak laki-laki.

Bagi remaja yang berhasil memenggal kepala seseorang, mereka akan mengenakan ikat kepala merah sebagai simbol kedewasaan.

Tradisi ini sempat dinyatakan hilang pada awal tahun 1900-an. Namun, beberapa sumber mengatakan bahwa tradisi ini masih dilakukan hingga tahun 1940-an. Setelah bertahun-tahun, tradisi ini tidak lagi terdengar.

Baca Juga : Tersangka Penganiayaan Siswi SMP di Pontianak Dapat Ancaman Pembunuhan, Pihak Keluarga Minta Perlindungan

Baca Juga : Viral! Tangkap Kapal Pencuri Ikan, Petugas Patroli Indonesia Dikejar di Lautan Sendiri oleh Kapal dan Helikopter Malaysia

Hingga akhirnya, pada tahun 2005, ditemukan dua mayat tanpa kepala dikecamatan Amahai Kabupaten Maluku Tengah.

Kedua mayat tersebut diidentifikasi bernama Bonefer Nuniary dan Brusly Lakrane, yang ditemukan dalam kondisi mengenaskan karena bagian tubuhnya telahdipotong-potong.

Seperti dikutip dariTribun Jambipada Rabu (17/10/2018), hasil penyelidikan menunjukkan bahwa keduanyadibunuh oleh Suku Naulusebagai persembahan kepada leluhur.

Tribun Jambi
Tribun Jambi

Tengkorak dari kepala manusia yang dipenggal

Pelakunya merupakan warga dengan marga Sounawe, yang melakukan ritual ini untuk memperbaiki rumah adat mereka.

Baca Juga : Tidak Kembali dari Liburan, Tubuh Turis Ini Ditemukan Membusuk dan Telah Dimakan Ikan

Kejadian ini membuat para pelaku mendapat hukuman yang cukup berat. Ketiga pelaku,Patti Sounawe, Nusy Sounawe, dan Sekeranane Soumorry dijatuhi hukuman mati.

Sedangkan tiga pelaku lainnya, Saniayu Sounawe, Tohonu Somory, dan Sumon Sounawe dipenjara seumur hidup.

Sejak kejadianini, lembaga hukum berusaha untuk melakukan sosialisasi kepada semua pihak tentang adanya hukuman tegas bagi tindakan pembunuhan.

Kini,tradisipenggal kepalatelah dihapus dan tidak terdengar lagi adanya korban yang menjadi persembahan.(Nesa Alicia)

Artikel ini telah tayang di nationalgeographic.co.id dengan judulKepala Manusia Sebagai Mas Kawin dan Tradisi Penggal Kepada Suku Naulu

Editor : Nieko Octavi Septiana

Baca Lainnya