Suar.ID -Di India, terdapat sebuah kota yang menarik perhatian wanita.
'Kota janda', begitulah sebutan yang bisa menggambarkan kota misterius yang menjadi tempat pembuangan banyak wanita.
Para wanita ini dibuang keluarganya setelah kematian suami mereka, janda-janda ini dianggap terkutuk.
Tidak ada yang sanggup menghitung jumlahjandadiVrindavan, kota di selatan New Delhi, India.
Meskipun begitu, diperkirakan ada 15 ribujandayang hidup di sana. Mereka diasingkan oleh keluarganya agar tidak mendapat warisan. Parajandaini dianggap sebagai ‘penghisap uang’ dan ‘nasib buruk’.
Baca Juga : Wanita yang Kehilangan Dahinya ini Peringatkan Orang-orang untuk Jangan Pernah Menaruh Kaki di Dasbor Mobil
Beberapajandaditinggalkan di jalan oleh anggota keluarganya. Sementara yang lainnya, datang keVrindavandengan kemauannya sendiri–menggunakan bus dan kereta.
Parajandaini berharap bisa beribadah dan menemukan sahabat di sana. Meskipun begitu, butuh perjuangan untuk bertahan hidup setiap harinya diVrindavan.
Hidup susah
Bindeshwar Pathak, pendiri lembaga HAM, Sulabh International, yang membantu parajandatersebut, mengatakan, rasa malu sebagaijandamasih sangat kuat di beberapa tempat. Mereka diharapkan untuk melepas semua kesenangan.
Pathak menjelaskan, parajandaini tidak diperbolehkan untuk merayakan dan menghadiri pesta pernikahan. Mereka diharapkan untuk tinggal dalam pengasingan dan mengenakan baju berwarna putih.
“Ini pada dasarnya adalah bentuk penjara seumur hidup bagi parajanda,” katanya.
Baca Juga : Banyak Publik Figur Sering Pamer Kemewahan di Medsos, Komedian Aming Sugandhi Tulis Komentarnya di Instagram
Sulabh International ditugaskan oleh Mahkamah Agung untuk membantu perempuan-perempuan tersebut, setelah ditemukan mayatjandayang dimasukkan ke dalam karung dan dibuang ke sungai, sejak 2012.
Meskipun begitu, bantuan itu hanya mencakup sebagian keciljandayang tinggal diVrindavan.
Kebanyakan perempuan terpaksa tinggal di rumah penampungan, berbagi kamar, atau tidur di atas terpal di pinggir jalan, karena sulit mencari akomodasi yang mau menerima mereka.
Vindravan dan sekitarnya merupakan kota spiritual dengan berbagai kuil untuk memuja Dewa Khrisna.
Baca Juga : Pencurian Bermodus Pecah Kaca Mobil, Pelaku Pakai Busi yang Diemut, Barang Korban Raib dalam Sekejap
Karena parajandaini tidak diterima oleh masyarakat luas, mereka biasanya berkumpul di pusat keagamaan, di mana mereka bisa melepas sedikit beban hidup dan menjalin persahabatan denganjanda-janda lain.
Parajanda, biasanya wanita berusia lanjut, berdoa bersama dan menyanyi berulang-ulang selama beberapa jam dengan imbalan makanan dan alas tidur.
Mereka sering terlihat masuk dan keluar kuil sambil mengenakan pakaian putih. Terkadang mengemis makanan dan uang untuk menyewa tempat tinggal.
Vasantha Patri, psikolog di Delhi, yang pernah menulis keadaan menyedihkanjanda-jandaVridavan ini, mendeskripsikan mereka sebagai “fisik yang hidup namun secara sosial telah mati”.
Baca Juga : Kisah Guru di Pedalaman NTT yang Tetap Gigih Meski Hanya Digaji Rp 85.000 Sebulan,
Upaya pemerintah
Keadaan buruk parajandadi tengah masyarakat India ini sudah menjadi perhatian pemerintah. Namun, perjalanannya masih panjang.
Pada 2012, Mahkamah Agung memerintahkan komite khusus untuk mengidentifikasi parajandadiVrindavan, baik yang memiliki tempat berlindung maupun yang berkeliaran di jalanan.
Mahkamah Agung juga meminta kelengkapan data parajandatersebut. Mulai dari siapa keluarganya, sumber pendapatan, hingga alasan mereka meninggalkan rumah.
Namun, proses ini masih belum selesai hingga sekarang.
Ada juga rencana aksi yang diajukan Ministry and the National Commission for Women sebagai tindak lanjut proses tersebut.
Rencana aksi ini merinci kebutuhan untuk memperbaiki infrastruktur, melengkapi data parajandasesuai dengan kartu identitas, dan menasihati keluarga untuk membawa pulang mereka.
Menurut perintah tersebut, parajandaberhak mendapat bantuan hukum, pengobatan gratis, serta bahan-bahan pokok.(Gita Laras Widyaningrum)
Artikel ini telah tayang di Nationalgeographic.co.id dengan judulKisah Janda-janda di India yang Ditelantarkan dan Dianggap Sebagai Nasib Buruk