Pelaku Teror Penembakan di Masjid Selandia Baru Terungkap, Warga Australia yang Sengaja Datang untuk Menyerang

Jumat, 15 Maret 2019 | 17:22
kompas.com

Brenton Tarrant, pelaku teror penembakan masjid di Selandia Baru

Suar.ID - Aksi brutal penembakan yang dilakukan di dua masjid di kota Christchurch, Selandia Baru kini dalam tahap penyelidikan.

Sebelumnya, aksi ini sengaja mengambil tempat di dua masjid di Selandia Baru pada Jumat (15/3/2019) siang waktu setempat.

Kala itu, para jemaah sedang memenuhi masjid untuk bersiap melakukan ibadah salat Jumat.

Tepat saat itulah seorang pria masuk dengan membawa senjata api dan menembak secara brutal ke hampir semua sudut masjid Al Noor, Christchurch, Selandia Baru.

Baca Juga : Mahfud MD Komentari Penangkapan Ketua Umum PPP Romahurmuziy Oleh KPK, Ungkap Perkataanya di Masa Lalu

Aksi ini juga sempat disiarkan secara live (langsung) di Facebook.

Kepolisian Christchurch juga menemukan dua bom rakitan yang sudah dipasang di mobil pelaku namun sudah berhasil dijinakkan.

Aksi teror ini mendapat kecaman dari berbagai pihak karena dianggap sangat tidak manusiawi.

Bahkan, perdana menteri Selandia Baru, Jacinda Ardern menjelaskan jika serangan itu adalah salah satu hari paling kelam di Selandia Baru.

Baca Juga : PM Australia: Pelaku Teror Penembakan Masjid di Selandia Baru Warga Australia

Dalam tayangan live Facebook, sempat terlihat wajah seorang pria sebelum serangan dimulai.

Banyak yang langsung menduga bahwa pria itu adalah salah satu pelaku teror penembakan di masjid Selandia Baru.

Kepolisian Selandia Baru mengamankan empat terduga pelaku penembakan.

Tiga pelaku adalah pria dan satu lainnya wanita.

Baca Juga : Penembakan di Masjid Saat Salat Jumat di Christchurch Jadi Penembakan Massal Pertama di Selandia Baru Sejak 1990

Salah satu pelaku mengaku bertanggung jawab sepenuhnya atas teror ini dan ia adalah Brenton Tarrant.

Tarrant berusia 28 tahun dan diketahui adalah warga negara Australia.

Dalam serangan yang menewaskan setidaknya 49 korban jiwa itu, Brenton Tarrant ternyata sudah merencanakannya sejak lama.

Dikutip dari AP, Tarrant menulis manifesto setebal 37 lembar untuk mengakui aksinya.

Tarrant sengaja datang daari Australia untuk merencanakan dan melatih anggotanya menyerang dua masjid di Christchurch.

"Menuju masyarakat baru kita maju pantang mundur dan membicarakan krisis imigrasi massal," demikian salah satu petikan manifesto berjudul "The Great Replacement" itu.

Manifesto itu juga menuliskan bahwa serangan itu adalah balasan untuk para penyerang di Tanah Eropa dan mereka yang memperbudak jutaan warga Eropa.

"Kita harus memastikan eksistensi masyarakat kita dan masa depan anak-anak berkulit putih," demikian bunyi dari manifesto tersebut.

Baca Juga : Kesaksian Pria Berkursi Roda dalam Penembakan Masjid Selandia Baru: Saya Dengar Teriakan dan Tangisan

Editor : Aulia Dian Permata

Sumber : Kompas.com

Baca Lainnya