Suar.ID -Setidaknya ada enam orang bernama Tuhan masuk di Daftar Pemilih Tetap (DPT) untuk Pemilihan Presiden dan Pemilihan Legislatif 2019 nanti di Jember, Jawa Timur.
Salah satunya adalah Tuhan yang berasal dari Desa Slawu, Kecamatan Patrang, Jember, Jawa Timur.
Wartawan Surya.co.id harus menunggu sekitar 1,5 jam untuk bertemu Tuhan (68) dari Kecamatan Patrang ini.
SURYA.co.id bertandang ke rumah Tuhan, Rabu (27/2) sore.
“Bapak baru datang dari sawah, sebentar kemudian berangkat lagi ngarit (mencari rumput)," ujar istri Tuhan, Misnati.
Memang begitulah rutinitas Tuhan sehari-hari.
Berangkat ke sawah pukul 06.00 Wib, pulang ke rumah saat waktu Salat Zuhur, berangkat lagi ke sawah, kemudian pulang sore hanya untuk Salat Asar dan berangkat lagi mencari rumput.
Menjelang waktu Magrib, ayah dua anak itu pulang dari mencari rumput.
“Kalau enggak kerja ke sawah ya gimana bisa makan,” tutur Misnati.
Suaminya bukanlah pemilik sawah, namun hanya menjadi buruh harian lepas.
Dia kerja di sawah milik orang lain.
Tuhan memelihara dua ekor sapi.
Itu pun bukan milik sendiri, namun milik orang lain yang dipelihara Tuhan dengan sistem gaduh (kerja sama pengembangan ternak).
Beberapa hari terakhir rumah Tuhan didatangi wartawan.
Kehadiran awak media ke rumah tersebut, sempat menimbulkan tanda tanya dari keluarga, termasuk dari Tuhan sendiri.
Dan untuk mencari rumah Tuhan terbilang sulit, jika bertanya kepada warga setempat di mana rumah orang bernama 'Tuhan' atau juga 'Tohan'.
Bagi lidah warga etnis Madura, kata Tuhan terucap menjadi Tohan.
Baca Juga : Ajakannya Berhubungan Badan Ditolak, Pria Ini Tega Bunuh Istri dan Injak Bayinya yang Baru 40 Hari
Meskipun bertanya di mana rumah Tuhan ataupun Tohan, warga sekitar tidak mengetahuinya.
Hal ini juga dialami SURYA.co.id ketika mencari rumah Tuhan, meski bertanya kepada warga yang tempat usahanya tidak jauh dari rumah Tuhan.
Namun ketika SURYA.co.id menyebut nama Pak Farid, orang tersebut langsung mengenali dan menunjukkan arah ke rumah Tuhan.
"Orang sini memang tidak tahu nama daging (asli) bapak. Tahunya Pak Farid, diambil dari Farida, anak sulung kami," jelas Misnati.
Bagi kalangan orang Madura, orang tua kerap dipanggil dengan nama anak sulung mereka. Hal itu lumrah sebagai panggilan sehari-hari.
Nama Tuhan akan terpampang jelas, saat melihat namanya di Kartu Tanda Penduduk (KTP).
Pukul 17.00 Wib lebih, Tuhan pulang dari mencari rumput.
Lelaki berambut keriting itu tertawa lebar saat mengetahui ada orang dari luar lingkungannya kembali mendatangi dirinya.
"Kenapa ya, tidak ada apa-apa kan? Kemarin saya kaget, karena sampai disusul ke sawah. Katanya ada Ita dan orang yang nyari saya," ungkap Tuhan.
Ita yang dia sebut adalah petugas KPPS di TPS (Tempat Pemungutan Suara) 12 di lingkungan rumahnya.
Baca Juga : Ternyata Ini Alasan Pemakaian Bendera Kuning Sebagai Lambang Kematian
Tuhan tercatat sebagai pemilih di TPS 12 Kelurahan Slawu Kecamatan Patrang. Tuhan menuturkan dirinya hanyalah orang kecil.
"Saya hanya orang kecil, tidak tahu apa-apa. Soal pemilu ya pokoknya tiap ada coblosan saya ikut memilih, tidak pernah absen. Dari dulu begitu. Saya orang kecil, ikut yang punya kuasa saja," papar Tuhan.
Ketika ditanya apakah dia sudah punya pilihan, Tuhan menjawab diplomatis.
"Soal pilihan itu nanti, rahasia saya," ujarnya sambil terkekeh.
Tuhan yang memiliki gangguan pendengaran itu secara terbuka bercerita perihal namanya.
Dia menegaskan, namanya memang Tuhan. Nama itu pemberian orangtuanya dan tidak akan diubah.
Selama ini juga tidak ada masalah dengan nama tersebut. Apalagi, tidak banyak orang mengetahui nama aslinya.
"Kalau di tempat asal di Gebang Kedawung (Kelurahan Gebang) sana, itu rumah asli saya. Nama panggilan saya Pocit. Kalau di sini, setelah menikah dan punya anak, saya dipanggil Pak Farid. Nama Tuhan itu asli pemberian orang tua," jelas Tuhan.
Menurutnya, saat kecil, dirinya bingung dengan namanya sendiri.
Namun, dia percaya orang tuanya menyematkan nama Tuhan padanya setelah tertera di KTP.
Tuhan asal Kelurahan Slawu ini memiliki dua anak yang telah menikah semuanya. Tuhan bersama sang istri dan adik iparnya, tinggal di rumah tembok yang sederhana.
Rumah tembok itu tanpa kulitan, dan lantai rumah itu tanah. Pria yang mendadak tenar ini termasuk dalam enam orang bernama Tuhan yang masuk di Daftar Pemilih Tetap (DPT) Pemilu 2019 di Kabupaten Jember.
Baca Juga : Uang Ayah 9 Anak Ini Telah Dicuri, Hal yang Dilakukan Si Pencopet Ini Justru Membuatnya Ikhlas
Seperti disebut di awal, ada enam orang bernama Tuhan masuk di Daftar Pemilih Tetap (DPT) untuk Pemilihan Presiden dan Pemilihan Legislatif 2019 di Jember.
Menurut Komisioner KPU Jember Ahmad Hanafi, bukan kali ini saja nama Tuhan ini masuk di DPT.
Keenam orang bernama Tuhan itu sudah masuk sejak Pemilu 2014 lalu.
"Memang namanya Tuhan, dan di pemilihan sebelumnya sudah terdata. Rupanya sampai di Pemilu 2019 ini masih terdata sebagai pemilih dan nama mereka sudah masuk DPT," beber Hanafi kepada Surya, Kamis (21/2/2019).
Keenam orang itu berasal dari lima kecamatan, yakni Arjasa, Balung, Kencong, Patrang, dan Sumberbaru. Ada dua orang bernama Tuhan yang berasal dari Kecamatan Sumberbaru.
Berdasarkan data KPU Jember, mereka akan menyalurkan di masing-masing Tempat Pemungutan Suara (TPS).
Warga bernama Tuhan asal Arjasa terdata bisa menyalurkan pilihannya di TPS 014 Desa Kemuninglor Arjasa.
Kemudian, Tuhan asal Kecamatan Balung tercatat sebagai pemilih di TPS 022 Desa Tutul.
Lalu, Tuhan ketiga yang berasal dari Kecamatan Kencong tercatat bisa menyalurkan aspirasi di TPS 079 Desa Kencong. Warga Patrang yang bernama Tuhan terdata di TPS 012 Kelurahan Slawu.
Dan dua orang bernama Tuhan asal Kecamatan Sumberbaru tercatat sebagai pemilih di TPS 011 Desa Pringgowirawan, dan TPS 013 Desa Karangbayat. (Sri Wahyunik/Surya.co.id)
Artikel ini telah tayang di Wartakotalive dengan judul Ada Enam Tuhan yang Bakal Ikut Mencoblos di Jember Jawa Timur, Salah Satunya Bekerja di Sawah