Suar.ID - Sutopo Purwo Nugroho, Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB muncul dalam harian terkemuka Amerika, The New York Times.
Bukan tanpa alasan, NY Times menyoroti Sutopo karena semua sikap dan perbuatan yang ia lakukan selama ini.
Dalam artikel itu, jurnalis NY Times banyak mengungkap sisi kemanusiaan Sutopo yang terus menjalankan tugasnya memberi informasi sebenar-benarnya pada masyarakat Indonesia meski dirinya sendiri sedang sakit parah.
Seperti telah kita ketahui, Sutopo selalu terdepan dalam menyampaikan informasi tentang bencana alam yang terjadi.
Baca Juga : Begini Aturan Dandan Polisi Wanita di Indonesia, Dilarang Lakukan Operasi Plastik Hanya demi Kecantikan
Selain cepat, informasi yang disampaikan oleh Sutopo juga akurat dan terpercaya. Padahal saat ini ia tengah menderita kanker paru-paru stadium 4.
Tentunya sakit yang diderita oleh Sutopo ini sangatlah menyakitkan. Namun hal ini tak menyurutkan semangatnya untuk bekerja.
Tertarik dengan semangat pria 49 tahun ini, seorang wartawan The New York Times datang jauh-jauh dari negaranya untuk mewawancarai Sutopo.
Wartawan yang bernama Richard C. Paddock mewawancarai Sutopo dengan didampingi oleh seorang kontributor Indonesia dan fotografer.
Hal ini disampaikan oleh Sutopo di akun Instagramnya.
"Tidak menyangka orang Boyolali, foto dan beritanya dimuat di New York Times. Pak Richard C. Paddock, wartawan New York Times, jauh-jauh mereka datang ke Indonesia untuk menemui saya. Meminta wawancara khusus dan foto. Wawancara didampingi seorang kontributor Indonesia dan fotografer pada Desember 2018." Tulis Sutopo seperti dikutip Grid.ID dari akun Instagram @sutopopurwo (31/12/2018).
Pria humoris ini pun penasaran akan apa yang membuat wartawan tersebut tertarik dengan dirinya.
Menurut Paddock, Sutopo Purwo Nugroho sangat menarik diberitakan dari sisi kemanusiaan.
Baca Juga : Catat! Ini 5 Daerah yang Melarang Pesta Kembang Api Saat Malam Perayaan Tahun Baru 2019
Di tengah sakit kanker paru-paru stadium 4 yang dideritanya, Sutopo masih terus memberikan informasi seputar bencana yang terjadi di Indonesia.
Semangat Sutopo yang tak pernah menyerah dan tak kenal lelah ini sangatlah menginspirasi banyak orang.
Selain The New York Times, rupanya banyak media asing lainnya yang ikut memberitakan tentang perjuangan Sutopo Purwo Nugroho.
"Saat saya tanya, "Apa yang menarik dari saya sehingga Pak Paddock datang kesini?". Dia mengatakan, "Apa yang kamu lakukan sangat menarik diberitakan. Dari sisi kemanusiaan sangat menarik. Indonesia dia ditimpa banyak bencana yang menimbulkan ribuan korban jiwa.
Di saat bersamaan, Pak Topo yang sakit kanker paru stadium 4b. Sakit kritis yang pasti menyakitkan. Tapi terus menerus memberikan informasi bencana tanpa menyerah dan mengenal lelah. Ini sangat menginspirasi.
Media internasional juga banyak memberitakanmu. Merujuk semua informasimu. Penjelasan yang kamu berikan cepat, akurat dan menenangkan banyak pihak," lanjut Sutopo beberkan pengalamannya diwawancarai oleh wartawan media Amerika tersebut.
Menurut Paddock, umumnya orang yang sakit separah itu akan menghabiskan banyak waktunya dengan berbaring di rumah sakit.
Sampai-sampai ia heran kenapa Sutopo bisa dengan sangat cepat dan tanggap memberikan pelayanan kepada publik.
Baca Juga : Begini Aturan Dandan Polisi Wanita di Indonesia, Dilarang Lakukan Operasi Plastik Hanya demi Kecantikan
"Umumnya survivor kanker, apalagi sudah level kritis, dia banyak di rumah atau di rumah sakit. Tapi kamu masih bekerja melayani media dan publik. Saya follower twitter kamu. Sangat cepat sekali kamu memberikan informasi bencana," ungkap wartawan tersebut kepada Sutopo Purwo.
Paddock sendiri mengaku bahwa penyampaian informasi bencana di negaranya tidak secepat itu.
Ia berani menyimpulkan demikian karena sudah menjadi follower Sutopo di Twitter.
Hal itulah yang membuat wartawan senior The New York Times ini jauh-jauh datang ke Indonesia.
"Di USA tidak secepat itu. Media sulit mendapatkan data dan informasi yang cepat saat ada bencana di Amerika. Twitter kamu juga ada sering memuat hal-hal yang lucu dan tentang kehidupan, kesehatan, hoax, dan lainnya.
Kita orang Amerika banyak yang simpati, respek dan memberikan apresiasi apa yang Pak Topo lakukan. Itulah alasan saya datang kesini," tambah Richard C. Paddock wartawan senior New York Times seperti diungkap Sutopo di akun Instagramnya.
Dengan dimuatnya ia di harian populer internasional tersebut, Sutopo sangat tidak menyangka.
Apalagi kisah tentang dirinya dijadikan profil di harian The New York Times.
Biasanya hal-hal yang termuat dalam portal tersebut adalah tokoh dan orang-orang yang sangat populer.
"Saya sendiri tidak menyangka wawancara dimuat pada The Saturday Profile New York Times 28/12/2018. Biasanya yang dimuat disitu adalah tokoh atau orang yang kaliber super top," Ungkap Sutopo Purwo.
Meski sikap kemanusiaannya sudah diakui oleh banyak media internasional, Sutopo masih menunjukkan sikap rendah hatinya.
Ia mengatakan bahwa apa yang ia lakukan hanyalah hal biasa sebagai seorang juru bicara BNPB.
"Sesungguhnya apa yang saya lakukan ini adalah biasa. Sebagai jubir BNPB saya harus terus menerus memberikan informasi bencana kepada media. Bencana tak mengenal waktu kapan kejadiannya, saya pun juga harus begitu," imbuhnya. (Ayu Wulansari Kushandoyo Putri/Grid.ID)
Artikel ini pernah tayang di Grid.ID dengan judul - Perjuangan Sutopo Purwo Nugroho di Tengah Bencana dan Kanker Stadium 4 Jadi Profil di Harian The New York Times
Baca Juga : Pengakuan 3 Orang Setelah Alami Mati Suri: Seperti Ini Rasanya Berada di Antara Dunia Nyata dan Alam Baka