Cerita Arifin, Si Penjual Tahu Keliling yang Nekat 7 Jam Naik Motor Demi Bantu Korban Tsunami Banten

Kamis, 27 Desember 2018 | 14:44
ISTIMEWA/Dokumentasi pribadi

Arifin (20), warga Tigaraksa, Kabupaten Tangerang.

Suar.ID –Bencana tsunami yang melanda pesisir Selat Sunda menggugah hati siapa pun, atas kesedihan para korban.

Dari masyarakat biasa, artis, hingga pejabat yang memang sudah menjdi kewajibannya membantu para korban.

Ada yang mengirimkan doa bagi mereka, ada juga berkesempatan terjun langsung ke lapangan.

Cerita Arifin yang terjun langsung ke lokasi bencana berikut juga mampu menggugah hati kita.

Baca Juga : 4 Fakta Penangkapan Steve Emmanuel: Bawa Kokain dari Belanda 100 gram tapi Tidak Terdeteksi di Bandara

Arifin (20), warga Tigaraksa, Kabupaten Tangerang, melihat informasi soal kondisi kecamatan Sumur, Kabupaten Pandeglang yang belum mendapatkan bantuan, melalui Instagram.

Sumur menjadi salah satu wilayah terparah di antara wilayah lainnya di pesisir Pandeglang.

Saat itu, Senin (24/12/2018), Arifin begitu berempati karena mengetahui belum ada bantuan yang sampai ke Sumur.

Arifin hanyalah seorang penjual tahu keliling. Namun dengan keluasan hatinya, ia merasa harus membantu sesamanya yang sedang dalam kesusahan.

Baca Juga : Miliki 92,04 Gram Kokain yang Dibawa dari Belanda, Steve Emmanuel Terancam Hukuman Mati

Ia mengatakan sedang memiliki rezeki lebih. Namun alih-alih menabung atau membeli barang-barang kebutuhannya, Arifin malah terpikir korban tsunami.

Dari situ, ia nekat berangkat ke Sumur menggunakan sepeda motor maticnya untuk membantu korban dengan membawa makanan cepat saji.

Bukan omong kosong, Arifin langsung berangkat keesokan harinya, Selasa (25/12/2018).

Rencana sedikit berubah, karena ia ternyata tak sendiri, melainkan bersama istrinya.

"Saya engga ada keluarga di sana, saya mah cuma empati saja. Cuma punya rezeki lebih, saya melihat kondisi juga di sana. Dari Tigaraksa, tujuh jam perjalanan. Berangkat sekitar setengah delapan, sampai sana sekitar jam dua lewat," ujar Arifin kepada TribunJakarta.com melalui smabungan trlepon, Kamis (27/12/2018).

Baca Juga : Bocah Kembar Sedarah Dinikahkan Oleh Orangtuanya Sendiri dalam Upacara Adat Mewah, Sebagai Tolak Bala?

Ia sengaja membawa makanan cepat saji, agar bisa langsung disantap para pengungsi korban tsunami.

Namun karena keterbatasannya yang mengendarai sepeda motor, Arifin hanya bisa membawa makanan hingga empat kardus.

"Bawa logistik makanan, makanan cepat saji, jadi biar warga di sana enggak udah masak lagi, tinggal makan," ujarnya.

Tentu saja empat kardus sudah sangat membuat Arifin kerepotan membawanya menggunakan sepeda motor matic.

Baca Juga : Sejarah Tenggelamnya Atlantis, Negeri Kampung Halaman Aquaman

Terlebih medan jalan yang rusak dan licin karena saat itu hujan tak berhenti turun, membuat kesulitan Arifin berkali-kali lipat.

"Waktu itu empat dus makanan, karena kan kalau di motor enggak bisa bawa banyak ya. Karena saya juga bawa satu motor doang kan," ujarnya.

Setelah sampai di sana, ia membagikan bahan makanan yang ia bawa ke posko yang terdekat dari Sumur, yakni di Cimanggu.

"Kalau saya sih ke lokasi pengungsiannya ke Cimanggu, karena katanya orang Sumur pada ke situ semuanya, karena poskonya di Bukit itu," ujarnya.

Arifin sudah bisa bernafas lega, karena ketika ia pulang dari Sumur, sekira pukul 18.00 WIB, alat berat sudah mulai masuk ke sanaa untuk proses evakuasi.

"Alat berat juga pas saya mau pulang, itu baru masuk. Ada sekitar tiga alat berat pas magrib saya mau pulang," ujarnya.

(Jaisy Rahman Tohir/Tribun Jakarta)

Artikel ini telah tayang di Tribunjakarta.com dengan judul Kisah Arifin, Penjual Tahu Keliling yang Nekat Naik Motor Tujuh Jam, Demi Bantu Korban Tsunami

Baca Juga : Manajer Seventeen Ungkap Perjuangan Ifan CS, Dulu Redup Kena Gempa Yogyakarta, Kini Berakhir Karena Tsunami Banten

Editor : Masrurroh Ummu Kulsum

Sumber : tribun jakarta

Baca Lainnya