Padahal Sudah Sembuh dari Kanker, Siswa Ini Masih Disuruh Duduk Belakang karena Dianggap Menular

Minggu, 02 Desember 2018 | 21:09
Shanghaiist

Anak yang mengalami diskriminasi.

Suar.ID -Apa yang terjadi pada bocah di China ini benar-benar memilukan.

Beijing News melaporkan pada Minggu (2/12/2018), ada seorang siswa sekolah dasar di Provinsi Fujian, China, yang berhasil mengalahkan kanker.

Ia pun kembali ke sekolah.

Bukannya mendapat ucapan selamat, si bocah justru mendapat diskriminasi.

Kisah ini lantas terbongkar setelah ayahnya mengetahui ceritanya.

Baca Juga : Ramalan Zodiak Hari Ini: Senin 3 Desember 2018, Libra Dapat Tawaran Kerja Menarik!

Sang ayah, yang diketahui bernama Zhou, melihat anaknya itu pulang tanpa membawa nilai tengah semester dari kelas bahasanya.

Setelah ditanya, akhirnya, bocah itu mengaku bahwa gurunya tidak mengizinkannya mengikuti ujian tengah semester.

Anak yang tidak disebutkan namanya dan berusia 11 tahun itu sejatinya telah dinyatakan bebas kanker setelah kemoterapi.

Lalu anak itu masuk sekolah baru di daerah Huai'an.

Sebab sekolah tersebut lebih dekat dari tempat tinggal orangtuanya.

Namun, pada awal semester, salah satu gurunya menyatakan bahwa dia "menular" dan memaksanya duduk sendirian di belakang kelas, terpisah dari teman-temannya.

Selain itu, ketika tiba waktunya untuk tes, bocah itu tidak diberi soal dan harus menunggu dalam diam.

Sementara teman-teman sekelasnya menyelesaikan ujian.

Padahal anak tersebut telah menderita setelah dia didiagnosis dan mengalahkan limfoma Non-Hodgkin, sejenis kanker yang berasal dari sistem limfatik.

Seperti yang kita ketahui, bahwa semua bentuk kanker itu tidak menular.

Baca Juga : Kutu Paling Mematikan di Asia Sedang Menginvasi Amerika, Apa Bahayanya?

Oleh karenanya, kepala sekolah telah meluncurkan penyelidikan atas dugaan yang dibuat oleh bocah itu dan ayahnya.

Dikuti dari laman kesehatan Alodokter, limfoma non-Hodgkin merupakan kanker yang berkembang di kelompok sistem limfatik atau getah bening, yaitu pembuluh dan kelenjar yang tersebar di seluruh tubuh yang berfungsi sebagai bagian dari sistem kekebalan tubuh.

Di dalam pembuluh limfatik mengalir cairan bening yang disebut cairan limfe.

Cairan ini mengandung salah satu jenis sel darah putih yang disebut limfosit dan berfungsi melawan infeksi.

Kelainan limfosit ini merupakan awal mula terjadinya limfoma (kanker kelenjar getah bening).

Limfoma dibedakan menjadi dua: limfoma Hodgkin dan limfoma non-Hodgkin.

Limfoma non-Hodgkin yang tidak segera mendapatkan perawatan dapat menyebar ke kelompok sistem limfatik lainnya dan bahkan menyebar juga ke organ tubuh lain, seperti hati, otak, atau sumsum tulang.

Kondisi ini sangat berbahaya dan dapat mengancam nyawa.

Penyebab limfoma non-Hodgkin adalah perubahan DNA atau mutasi yang terjadi di dalam salah satu jenis sel darah putih yang disebut limfosit.

Namun, penyebab terjadinya mutasi belum diketahui hingga saat ini.

Baca Juga : Bocah dengan Penyakit Ginjal Kronis Menemukan Kebahagiaan Setelah Ngobrol dengan Penggemar Onlinenya

Umumnya, tubuh akan memproduksi limfosit baru untuk menggantikan limfosit yang telah mati.

Namun pada kasus limfoma non-Hodgkin, limfosit terus membelah dan berkembang secara abnormal (tanpa henti), sehingga terjadi penumpukan limfosit di dalam kelenjar getah bening.

Kondisi ini menyebabkan terjadinya pembengkakan kelenjar getah bening (limfadenopati) dan tubuh menjadi rentan terhadap infeksi.

Editor : Moh. Habib Asyhad

Baca Lainnya