Suar.ID – Bangsa romawi kuno menggunakan berbagai metode mengerikan untuk mengeksekusi mati mereka yang melakukan kejahatan.
Mulai dari perkosaan, pembunuhan, perzinahan, fitnah, dan pengkhianatan.
Yang paling terkenal misalnya saja poena cullei, atau "hukuman karung".
Orang yang dihukum akan dimasukkan ke sebuah karung kulit, terkadang disertai hewan-hewan hidup paling sering ayam jantan, anjing, monyet dan ular.
Baca Juga : Perkembangan Kasus Khashoggi: 11 Pesan yang Disadap CIA Ungkap Dugaan Keterlibatan MBS
Kemudian mereka akan ditenggelamkan ke air.
Metode eksekusi mati lain yang ditujukan puntuk menghukum kasus seperti penjahat terburuk, budak yang melarikan diri, adalah damnatio ad bestias atau "kecaman terhadap binatang buas".
Mereka yang bersalah akan dimasukkan ke dalam lubang untuk dimakan oleh binatang buas.
Colosseum sering digunakan untuk jenis eksekusi ini.
Baca Juga : Berat Badannya Turun 102 Kg, Seperti Ini Penampilan Arya Permana Si Bocah Obesitas Sekarang
Ada lagi metode eksekusi lain yang disediakan untuk para pembunuh atau pengkhianat.
Mereka yang bersalah dalam kasus tersebut akan dilemparkan dari tebing yang tinggi.
Tebing ini dinamakan Tarpeian Rock. Tarpeian Rock adalah tebing curam dari puncak selatan Bukit Capitoline, menghadap Roman Forum di Roma Kuno.
Asal mula penamaannya tak lepas dari seorang pengkhianat terkenal yang mencoba menjual Roma kepada musuh-musuhnya dengan imbalan emas.
Baca Juga : Cerita Hotman Paris ketika Dikira Teroris Polisi Italia karena Bawa Uang Terlalu Banyak di Koper
Ia malah terbunuh oleh musuh-musuh yang coba ia bantu.
Namanya Tarpeia, dan ia adalah putri Spurius Tarpeius, komandan yang bertanggung jawab atas pertahanan Capitoline Hill.
Menurut salah satu versi legenda, Tarpeia mendekati raja Sabine Titus Tatius ketika ia menyerang Roma pada abad ke-8 SM.
Ia menawarkan untuk membuka gerbang benteng dengan menukarkan gelang emas yang mereka kenakan di tangan mereka.
Baca Juga : Via Vallen dan Astrid Tiar Terpleset di Panggung SCTV Awards 2018, Seperti Ini Reaksi Spontan Mereka!
Dalam beberapa versi, disebutkan raja Sabine lah yang merasakan keserakahan di matanya, menyuapnya untuk membuka gerbang benteng.
Setelah Tarpeia mengizinkan para prajurit Sabine untuk masuk ke kota, bukannya menghujaninya dengan emas, para Sabine menyerangnya dengan perisainya dan menyiksanya sampai mati.
Rupanya, Sabine bahkan membenci pengkhianatan dan menghukum Tarpeia karena mengkhianati bangsanya sendiri.
Tubuh Tarpeia dikubur di bawah tebing yang menyandang namanya.
Selama berabad-abad selanjutnya, semua pengkhianat yang terkenal dibuang dari Batu Tarpeian, nasib yang dianggap lebih buruk daripada kematian karena membawa rasa malu.
Eksekusi dengan melemparkan Batu Tarpeian berlanjut sampai abad ke-1, sampai dilarang oleh hukum.
Baca Juga : Detik-detik Tewasnya Seorang Instruktur Paralayang Jatuh dari Ketinggian Demi Selamatkan Turisnya