Viral di Sumsel! Nenek 65 Tahun Nikahi Anak Angkatnya yang Berusia 24 Tahun, Mbah Gambreng Bocorkan Alasan Pernikahan Beda Usianya

Kamis, 11 Juni 2020 | 13:45
Kolase Tribun Sumsel

Mbah Gambreng ungkap alasannya menerima pinangan pemuda yang 40 tahun lebih muda darinya.

Suar.ID -Mbah Gambreng (65) mengungkapkan alasannya menikahi Ardi (25).

Keduanya adalah warga di Desa Bumi Arjo, Kecamatan Lempuing, Kabupaten Ogan Komering Ilir, Sumatera Selatan.

Mereka menikah pada Jumat (5/6/2020).

Pernikahan itu juga membuat warga sekitar heboh.

Baca Juga:Mulan Jameela Ketakutan dan Terganggu, Ahmad Dhani Ingin Lepas Rindu kepada Sosok Spesial dengan Cara Ini: Takut Apa?

Mbah Gambreng lantas menceritakan awal mengenal Ardi hingga ke jenjang pernikahan.

Mbah Gambreng menjelaskan, dirinya kenal Ardi karena kesamaan profesi.

"Saya sudah kenal sama dia sejak 9 bulan terakhir, karena dia kan memang kerjaannya sama seperti saya sebagai pekerja seni (seniman-red)," ujar Mbah Gambreng saat ditemuiTribun Sumsel.

Wanita yang sudah memiliki lima orang anak dan cucu itu awalnya menganggap Ardi seperti anaknya sendiri.

Baca Juga:Luar Biasa, Meskipun sudah Tua Renta, Nenek dari Minahasa Ini Menolak BLT hingga Buat Surat Pernyataan Bermaterai, Akasannya Bikin Terharu Sekampung

"Bahkan telah saya anggap seperti anak sendiri tanpa adanya perasaan," ujar Mbah Gambreng, Senin (8/6/2020).

Selain itu, awalnya Mbah Gambreng juga sering menyinggung Ardi untuk segera menikah.

Namun, Ardi justru menyatakan perasaannya kepada Mbah Gambreng.

Kolase Instagram Lambe Turah
Kolase Instagram Lambe Turah

Baca Juga:Sempat jadi DPO! Seorang Wanita Bangkotan Oplas dan Berpenampilan seperti Seorang Gadis, Kasus Kriminalnya Bikin Melongo!

"Pertama kan saya sering mengejeknya, 'kamu itu sudah dewasa, sudah waktunya cari pasangan dan menikah', tetapi justru dia menyatakan cinta kepada saya," ungkap dia.

Melihat keseriusan Ardi, ia lantas menerima cinta laki-laki itu hingga setuju untuk melangsungkan pernikahan.

"Karena keliatannya dia serius, dan pihak keluarganya juga menyetujui maka kami pun mematangkan niat untuk menjalin hubungan rumah tangga," cerita Mbah Gambreng.

Baca Juga:Bak Dapat Mukjizat Tuhan, Nenek Berusia Seabad Ini jadi Bukti Pasien Usia Senja Sembuh dari Covid-19

Kehidupan Mbah Gambreng

Rupanya Mbah Gambreng sendiri selama ini selain menjadi seniman, juga seorang buruh tani.

"Keseharian Beliau bekerja sebagai buruh tani pemahat pohon karet, selain itu juga biasa berjualan jamu keliling dan pakaian saat memasuki hari raya lebaran," ujar Kepala Desa Bumi Arjo, Joko Wahyudi ketika dikonfirmasiTribun Sumsel, Senin (8/6/2020).

Selain itu, karena Mbah Gambreng selama ini tinggal dekat makam, maka ia sering dijuluki juru kunci sekaligus pembersih makam.

Instagram Lambe Turah
Instagram Lambe Turah

Baca Juga:Inilah Obat Kuat agar Tahan lama Bercinta, Berbahan Alami dan Warisan dari Nenek Moyang Kita!

"Disamping itu juga karena tempat tinggalnya bersampingan dengan lokasi makam, maka dia juga bisa dikatakan juru kunci yang juga sebagai pembersih lahan makam," lanjut Joko Wahyudi.

Joko Wahyudi mengatakan, Mbah Gambreng selama ini memang tinggal seorang diri.

"Dia memang sering mengatakan bahwa anak angkatnya sebagai anak kandung, padahal di sana dia tinggal seorang diri," ungkap Joko.

Meski demikian, ia dikenal baik hingga banyak pemuda yang dekat dengan Mbah Gambreng.

Baca Juga:Baim Wong dapat Kabar Buruk! Nenek Iroh Mendadak Merintih Kesakitan Usai Lama Tak Ada Kabar

"Karena memang dia orangnya baik, jadi sejak dulu banyak pemuda yang menganggap dia jadi ibu angkat," ucap Joko.

Tak berhenti di sana, Mbah Gambreng yang dikenal sosok yang menghibur, maka dia sering diundang menjadi penari.

"Dia sangat terkenal dan sering dipanggil menjadi penari ketika ada acara nikahan, karena sosoknya yang sangat menghibur warga," kata dia.

Baca Juga:Gara-gara Posting Foto Ini di Media Sosial, Seorang Nenek Gaul Digugat Anaknya sendiri Lewat Jalur Hukum dan Hadapi Denda hingga Rp 16 Juta

Joko menambahkan, Mbah Gambreng sebenarnya bukan penduduk asli di desa itu.

"Setau saya Beliau sudah tinggal di Desa ini sejak tahun 1980 dan menetap hingga sekarang, dan sejak dulu pula panggilan itu melekat pada dirinya," ungkap Joko.

(Tribun Sumsel)

Editor : Ervananto Ekadilla

Sumber : Kompas.com, Tribun Sumsel

Baca Lainnya