Suar.ID -Virus corona atau Covid-19 kini sudah menyebar hingga seluruh dunia.
Awalnya virus tersebut menyebar di kota Wuhan, Provinsi Hubei, China.
Kini sudah ada lebih dari 120 negara yang terjangkit virus corona ini.
Meski demikian, hingga kini sumber awal dari virus corona ini masih menyisakan misteri tersendiri.
Pasalnya, asal-usul virus corona ini masih belum terungkap hingga sekarang.
Namun, dugaan yang muncul di awal adalah virus ini berasal dari kelelawar, menurut laporan dari para ilmuwan.
Sementara itu, virus ini telah menjadi penyakit dan menyebar dari China hingga ke seluruh dunia.
Kasus awal kemunculan virus ini adalah di Wuhan, China, pada Desember 2019 silam.
Salah satu lokasi yang dituding menjadi awalkemunculan wabah ini adalah pasar hewan basah di Wuhan yang dituduh menyebarkan virus karena menjual hewan liar seperti kelelawar.
Namun, itu adalah dugaan dan informasi yang selama ini kita terima.
Selain itu ada sebuah penelitian baru yang menguak lebih jauh tentang asal muasal datangnya virus corona.
Berbeda dengan yang selama ini kita ketahui, penelitian ini justru mengungkapkan virus corona bukan berasal dari Wuhan.
Penelitian itu mengatakan bahwa virus ini sudah ditemukan muncul sejak September 2019.
Dalam Jurnal Prosiding National Academy of Sciences, menguraikan jaringan infeksi yang membuat penelitian sebelumnya mulai diragukan.
Tidak disebutkan lokasi awal di mana virus itu muncul, namun laporan itu mengatakan virus ini mulai menyebar dari selatan pada September 2019.
"Virus itu mungkin telah bermutasi menjadi bentuk efisien, terakhir selama berbulan-bulan lalu," kata kata ahli genetik Universitas Cambridge, Peter Foster melansir dari Intisari.
"Mereka berada dalam bentuk kelelawar atau hewan lainnya selama beberapa bulan dan menulari manusia lainnya," katanya.
"Kemudian, virus tersebutmulai menginfeksi dan menyebar di antara 13 September dan 7 Desember, menghasilkan jaringan yang kami sajikan dalam jurnal Prosiding National Academy of Sciences," jelasnya.
Para peneliti menganalisis virus dengan menggunakan jaringan filogenetik, suatu algoritma yang dapat memetakan pergerakan organisme secara global melalui mutasi gen mereka.
Ketika mencoba menentukan lokasi pasti dari pasien nol, tanda-tanda awal mendorong peneliti menelusuri jauh ke wilayah selatan dari kota Wuhan.
Meskipun laporan mengatakan infeksi pertama terjadi di Kota Wuhan pada Desember 2019.
"Apa yang kami rekonstruksi adalah jaringan awal penyebaran signifikan pertama di antara manusia," kata Foster.
Dia dan koleganya dari beberapa institusi menganalisis lebih dari 1000 urutan genom lengkap virus.
Dengan menghitung berbagai mutasi virus, mereka bisa lebih dekat mencari tahu manusia pertama yang terinfeksi strain virus yang diyakini menyebar di antara kelelawar tersebut.
Mereka menemukan ratusan mutasi yang menunjukkan bahwa virus itu menyebar tanpa terdeteksi hidup pada hewan sebagai inang bertahun-tahun sebelum menulari manusia.
Virus corona biasanya mendapatkan satu mutasi dalam satu bulan.
Ada laporan yang belum diverifikasi bahwa virus tersebut berasal dari laboratorium Wuhan, di mana para peneliti melakukan pekerjaan pada penyakit kelelawar, tetapi studinya tidak mendukung jawaban itu.
"Jika saya didesak untuk menjawab, penyebaran asli virus itu bukan di Wuhan, tetapi lebih mungkin di China Selatan," kata Foster.
Jaringan filogenetik yang digunakan ilmuwan untuk melacak asal virus ini dianggap dapat diandalkan untuk melacak mutasi genetik, tetapi metode ini dibatasi oleh ukuran sampel dan mengasumsikan kecepatan mutasi yang mungkin tidak akurat.
Virus dapat mengalami transformasi dalam pola yang tidak terduga selama wabah yang belum pernah terjadi sebelumnya seperti ini.
(Intisari/Afif Khoirul M)