Betapa Kagetnya Warga saat Melihat Ribuah Makhluk Mirip Alat Kelamin Pria Menyerbu Pantai, Setelah Ditelisik Lebih Jauh Terungkap Ini Faktanya

Minggu, 20 September 2020 | 11:10
Twitter/ Bay Nature Magazine

Ribuan makhluk mirip alat kelamin pria berserakan di pantai

Suar.ID -Beberapa saat yang lalu warga Drakes Beach, San Francisco, California, Amerika Serikat, dibuat terkaget-kaget.

Pasalnya mereka melihat ribuan makhluk mirip alat kelamin pria, penis, berserakan di sebuah pantai di wilayah itu.

Objek yang nampak seperti alat kelamin pria itu berwarna merah muda dan berdenyut.

Baca Juga: Marah karena Video Syurnya Disebar, Wanita Ini Potong Alat Kelamin Pacarnya pakai Gunting Rumput

"Saya tidak tahu apa sebenarnya itu," kata David Ford, seorang warga setempat.

Ford mengaku sedang berjalan di sekitar pantai ketika menemukan "penis-penis" itu berserakan di bibir pantai.

Burung camar berbaris dan memakannya sampai kekenyangan.

Bingung dengan pemandangan yang ia dapati, Ford pun menghubungi seorang ahli biologi di Bay Nature.

Ternyata, menurut ahli, sekumpulan "penis" itu sebenarnya adalah spesies cacing laut yang dikenal dengan nama latin Urechis caupo.

Sehari-hari, cacing laut Urechis caupo juga dikenal dengan nama ikan penis berkat bentuknya yang menyerupai alat kelamin pria.

Baca Juga: Habiskan 100 Juta untuk Operasi Kelamin agar bisa Puaskan Kekasihnya, Alat Vital Transgender Ini malah Menjadi Mengerikan, tak Henti-henti Bernanah!

"Bentuk tubuhnya memang sempurna bagi kehidupan yang dihabiskan di bawah tanah," tulis Ivan Parr, di situs Bay Nature.

Ikan penis sendiri ditemukan di sepanjang pantai barat Amerika Utara.

Makhluk dengan panjang sekitar 25 sentimeter ini membangun rumahnya di pasir atau lumpur.

Kemudian menggalinya hingga bentuknya menyerupai terowongan berbentuk U.

"Ketika air pasang masuk, cacing akan meluncur ke terowongan itu. Saat menggali liangnya lebih dalam, ikan penis juga akan mengeluarkan jaring lendir lengket," jelas Parr.

Jaring lendir itu terkadang terlihat seperti ubur-ubur yang membusuk, terbungkus di sekitar pintu masuk liang dan terhubung dengan mulutnya.

Baca Juga: Pamer Alat Kelamin di Halte Bus Kepada Banyak Wanita, Pria Paruh Baya ini Malah Dapat Kejutan Tak Terduga ini!

Usai mengeluarkan jaring lendir, makhluk ini lantas menggunakan ketiga lapisan ototnya untuk memompa banyak air ke liangnya.

Air akan membawa plankton, bakteri dan makanan lainnya ke jaring lendir yang dapat diseruput oleh cacing.

Namun, cacing ini tidak sekadar memangsa, dia juga bermanfaat bagi hewan-hewan lain di habitatnya.

Cacing lain, udang dan bahkan kepiting bisa ikut tinggal di liang yang digali oleh ikan penis dan ikut makan.

Itulah sebabnya makhluk ini juga disebut sebagai penjaga penginapan gendut (fat innkeeper).

Baca Juga: Bikin Heboh Medsos, Pasangan Ini Tiba-tiba Gancet Setelah berhubungan Intim, Ternyata Ada Penjelasan Medisnya

IG thorzuroff

Ikan penis

Mengenal ikan penis

Urechis caupo disebut sebagai kerabat dekat Urechis unicinctus yang merupakan spesies cacing sendok laut.

Spesies ini umumnya ditemukan di Teluk Bohai di Cina dan di lepas pantai Korea dan Jepang.

Sementara itu, Urechis caupo munculnya di pantai barat Amerika Utara.

Panjang tubuhnya sekitar 10-30 cm, berbentuk silinder dan berwarna coklat kekuningan.

Di permukaan tubuh ada banyak papilla kecil.

Spoonworm ini hidup di liang berbentuk U di pasir berlumpur dan memakan detritus.

Masing-masing pejantan dan betina menghasilkan sperma dan telur.

U. unicinctus, seperti spesies Urechis lainnya, hidup dan bersembunyi di pasir dan lumpur.

Ia juga dikenal sebagai "cacing penjaga" karena terowongan tempatnya tinggal sering ada hewan lain.

Di China, ia disebut juga sebagai ikan penis.

Spoonworm ini adalah detritivore dan menciptakan liang berbentuk U di sedimen lunak dasar laut.

Cincin kelenjar di bagian depan belalai mengeluarkan lendir yang menempel pada dinding liang.

Cacing ini kerap mengeluarkan lendir saat bergerak mundur di liang sehingga menciptakan jaring lendir.

Cacing menarik air melalui liangnya dengan kontraksi peristaltik tubuh dan partikel makanan yang melekat pada jaring.

Ketika cukup makanan dikumpulkan, cacing bergerak maju di liangnya dan menelan jaring dan makanan terjerat.

Proses ini diulangi, dan di daerah dengan banyak detritus, dapat diselesaikan hanya dalam beberapa menit.

Di Korea, cacing-cacing ini dimakan sebagai makanan, sering kali dalam keadaan mentah, tinggal ditambah garam dan minyak wijen atau gochujang.

Spesies ini didistribusikan di Korea, Jepang, dan pantai Pasifik.

Dalam tradisi kuliner China, cacing ini digoreng dengan sayuran, atau dikeringkan dan dijadikan bubuk untuk digunakan sebagai penambah umami.

Ini juga digunakan sebagai umpan memancing untuk ikan seperti ikan flounder dan sea bream.

Tag

Editor : Moh. Habib Asyhad