Suar.ID – Nama John Refra Kei atau yang lebih dikenal John Kei, banyak diperbincangkan kembali setelah kehidupannya di lembaga pemasyarakatan Nusakambangan terungkap.
John, telah selama 5 tahun jadi tahanan di sana semenjak divonis 16 tahun penjara pada 24 Juli 2013 lalu.
Vonis tersebut dijatuhkan padanya karena terbukti membunuh Bos Sanex Steel Indonesia, Tan Harry Tantono alias Ayung.
Ayung tewas mengenaskan di Kamar 2701 Swiss-Belhotel, Sawah Besar, Jakarta Pusat, pada tanggal 26 Januari 2012. Ditemukan 23 luka tusuk disekujur tubuhnya.
Baca Juga : Rusia Bersiap Aktifkan Avangard, Rudal 'Kiamat' 100 Kali Lipat Lebih Kuat dari Bom Hiroshima
John Kei kemudian harus membayar kasus itu dengan menjadi pesakitan di penjara.
Telah menjalani kehidupan keras sejak muda.
Pahitnya harus menjalani hidup di penjara mungkin tidak seberapa bagi John, karena sejak belia ia telah memulai petualangannya menghadapi kerasnya dunia.
Seperti dalam sebuah artikel di kompas.com tahun 2012 lalu berjudul Hitam Putih Kehidupan John Kei, ia dikatakan mulai keluar dari tanah kelahirannya di Tutrean, Pulau Kei, Maluku ke Surabaya tahun 1986.
John yang dikenal cuek, tak malu hidup di kolong jembatan di Surabaya. Kehidupan keras jalanan pun John hadapi, watak kerasnya membantnya bertahan.
Setahun kemudian, John merantau ke ibu kota.
Di Jakarta, John yang pandai bergaul mudah memberikan pengaruh di kawasan tenmpatnya tingal, di daerah Berlan, Jakarta Pusat.
John kemudian tumbuh sebagai seorang "yang dituakan". Ia pula dipercaya sebagai Ketua Angkatan Muda Kei sejak tahun 1998 dan belum pernah digantikan hingga 2012.
Perjuangan John membuatnya memiliki belasan ribu pengikut setia.
Baca Juga : Ini yang Dikatakan Bocah 5 Tahun dengan Tumor Ganas nan Langka Sebelum Mati di Pelukan Ibunya
Ia juga disebut-sebut memiliki bisnis jasa pengamanan, jasa penagihan, jasa konsultan hukum, dan pemilik sasana tinju Putra Kei yang memberikan kemakmuran tersendiri bagi John dan keluarganya.
Bahkan, John disandingkan dengan mafia-mafia Italia hingga diberi gelar "Godfather Jakarta" karena berbisnis layaknya mafia.
Apalagi bisnis kerasnya tersebut jarang tersentuh aparat kepolisian.
Meski begitu, catatan kriminal panjang mewarnai perjalanan John Kei. Dari rangkaian kasus yang dikaitkan dengan dirinya, John baru sekali divonis penjara.
Adalah kasus penganiayaan terhadap dua pemuda yakni Charles Refra dan Remi Refra hingga mengakibatkan jari tangan mereka putus.
John Kei dan adiknya Tito Refra divonis delapan bulan penjara oleh Pengadilan Negeri (PN) Surabaya pada 11 Agustus 2018.
Sampai akhirnya, John Kei kembali harus masuk terali besi dalam waktu yang lama karena pembunuhan sadis terhadap Ayung.
Menjalani hukuman di Lapa Nusakambangan membuat John bertaubat.
Kasus ini menjadi jalan bagi John untuk memperbaiki hidupnya.
Baca Juga : Gabby Si Wanita Pemberani yang Bisa 'Bergulat' dengan Alligator hingga Menciumnya
Dilansir TribunWow.com dari Nawalaksp.id, Selasa (12/11/2018), pria yang dulunya dikenal kejam dan tak pandang ampun saat menghabisi targetnya kini berubah menjadi sosok yang lebih baik.
Di lapas Nusakambanga, John pernah selama 3 bulan berada di sel super ketat dengan penjagaan maksimum.
John Kei ditempatkan di dalam satu kamar dengan kamera yang mengintai sepanjang waktu.
Selain semua aktifitasnya terpantau oleh kamera, ia juga dilarang berinteraksi dengan napi lainnya.
Ia juga dibatasi untuk keluar dari sel selama satu jam saja dalam waktu satu hari.
Kunjungan keluarga pun dibatasi di lapas Nusakambangan.
Setelahnya, John dipindahkan ke lapas permisan – lapas yang lebih ringan dimana ia boleh berinteraksi dengan napi lainnya.
John juga diajari keterampilan membatik.
Dalam masa tahanannya, John Kei mengaku menghabiskan waktunya dengan membaca dan beribadah.
Baca Juga : Dokter Nyatakan Telah Mati, Kakek Ini Bangun Saat Dimandikan Akan Dimakamkan
“Saya dulu tidak pernah ada waktu untuk ibadah. Tapi Nusa Kambangan membawa Tuhan hadir di diri saya,” kata John Kei.
Ia pun mengaku menyesal dengan perbuatannya dan ingin menghapus masa lalunya tersebut.
John juga ingin lebih mendekatkan diri kepada Tuhan dan memohon diberi kekuatan untuk mampu menjalani masa hukumannya.
“Kalau saya mati, saya mau masuk surga. Bukan masuk neraka kerena bunuh diri,” katanya.
Meskipun baru menjalani lima tahun hukuman penjara, John Kei mengaku sudah banyak perubahan terjadi di dirinya.
Ia pun kini menjadi pengkhotbah dan memberikan pencerahan bagi narapidana lainnya.
“Saya ingin menjadi manusia baru ketika saya keluar dari penjara. Saya menyerahkan hidup saya pada Tuhan,” tutupnya.
Baca Juga : Inilah Yang Huiyan, Perempuan Terkaya di China yang Bisa Hasilkan Kekayaan Rp30 Triliun dalam 4 Hari