"Saya memutuskan untuk membongkarnya dan membangun yang benar-benar baru."
"Selain rumah ini, ada juga dua kamar lain di sebelahnya."
"Setiap dua tahun saya mulai membangun dan memperbaiki."
"Rumah ini adalah yang baru dan terbesar, dengan antusiasme terbesar," papar Quych.
Quych menambahkan bahwa dia dulu bekerja di bidang konstruksi.
Berkat pekerjaan inilah, dia bertemu dengan istrinya.
Selama pembangunan rumah, sang istri juga antusias membantu suaminya.
"Pada hari kerja, saya bekerja di perusahaan seperti biasa."
"Di akhir pekan, saya memanfaatkan waktu istirahat untuk memindahkan pasir, mencampur mortar," ujar istri Quych.
"Saat mulai membangun vila ini, mereka hanya memiliki uang tunai Rp 255 juta."
"Setelah itu, mereka bekerja, mereka menabung untuk membangun rumah," ujar ibu Quych.
Karena tidak memiliki keahlian dalam profesi tersebut, vila Quych memiliki banyak detail yang membingungkan.