Dengan menampilkan harga promosi termurah, kata dia, hal tersebut akan memicu demand dari calon penumpang untuk segera membeli tiket pesawat.
"Jadi menggunakan konsep parity atau 20:80. Maskapai mengorbankan 20 seat harga bawah atau promosi, untuk mendapatkan 80 sisanya," katanya.
Sehingga, kata dia, saat harga tiket pesawat saat ini masih murah, sebenarnya merupakan bagian dari 20 persen.
Jika angka tersebut sudah laku, tidak lama lagi harga akan kembali seperti biasa atau naik mengikuti tarif batas atas.
Agus menuturkan, melalui teknologi digital dengan sistem analitik yang digunakan maskapai, mereka dapat dengan mudah mengendalikan harga.
“Lihat saja, besok sedikit-sedikit akan naik, itu sebelum lebaran. Lebaran kan April, industri akan promosi sampai sekitar Februari,” tutur dia.
Adapun kenaikan tersebut, ucap Agus, kemungkinan akan terjadi secara bertahap dan tidak signifikan. Misalnya naik bertahap mulai Rp 5.000, Rp 10.000, dan seterusnya.
“Biar orang mikir, 'Wah kenapa enggak beli kemarin, sekarang sudah naik lagi tuh, cepat ambil',” kata dia.